obat

Sesampainya di kediaman mereka Hanafi dan Aisha terlihat sedikit kelelahan, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat.

" Mas, mulai sekarang jangan terlalu lelah. jaga kesehatan, kalau emang capek istirahat saja mas. Aisha ngga mau mas sakit lagi, kemarin Aisha panik sekali mas. " Aisha menenggelamkan kepalanya didada suaminya.

" Iya sayang, maafin mas y."

Hanafi menarik pinggang Aisha agar mereka semakin berdekatan, mencium kening Aisha berkali-kali. Aisha memejamkan mata merasakan kasih sayang suaminya yang begitu dalam. Dan mengucapkan syukur dalam hati Allah berikan suami yang sangat menyayangi nya.

***

Pagi sekali Hanafi berada di tempat kerja, karena memang ia ada kelas pagi. Dengan wajah yang fresh terlihat sangat energik.

" Pagi pak Hanafi " sapa salah satu dosen yang ada di kampusnya.

" Assalamu'alaikum pak, pagi " membalas dengan senyuman.

" wa'alaikumsalam, pak Hanafi ada kelas pagi "

" iya pak jam 08.00 nanti saya ada kelas "

" Baiklah pak saya ke kelas dulu ya ada bimbingan skripsi anak-anak " Hanafi mengangguk dengan takzim.

***

Selepas mengajar Hanafi masih menyelesaikan pekerjaannya, pekerjaan yang ditinggal beberapa hari yang lalu karena di tinggal pulang kampung.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 14.00, di saat akan berdiri ia merasakan rasa sakit itu lagi. Akhirnya Hanafi duduk kembali untuk meredam rasa sakitnya.

" Astaghfirullah ada apa dengan kepalaku ini ya Allah, apa aku benar harus check up ke dokter " Hanafi mengingat perkataan dokter bahwa sakit yang di rasakan nya itu bukan sakit kepala biasa.

Berulang kali memegang kepalanya, terasa berat sekali badan juga berasa melemas.

Hanafi duduk kembali dan bersandar di kursi tempat biasa di kantor, dengan terus memegang kepalanya dengan sedikit menjambak. Diingatnya karena tadi sibuk bekerja ia lupa siang itu tak meminum obat. Di carinya obat yang ia bawa dalam tas kerja itu, kemudian lekas meminumnya. Obat itu hanyalah obat pereda rasa sakit saja.

Setelah sekitar satu jam Hanafi sudah cukup pulih keadaan nya, ia bergegas merapikan semuanya. Dan ingin pergi kerumah sakit, sebelumnya ia mengabari Aisha kalau pulang terlambat. Kebetulan saat itu Aisha tidak curiga, Aisha tidak bertanya kenapa sampai larut pulangnya. Aisha hanya berfikir mungkin banyak pekerjaan karena kemarin mereka tinggal pulang kampung.

Hanafi langsung kerumah sakit untuk ketemu dokter yang biasa di gunakan keluarganya.

Dokter Anton, bekerja di salah satu rumah sakit ternama. Dokter yang cukup ahli dalam penanganan penyakit dalam.

Hanafi sudah membuat janji dengan dokter, hingga langsung saja mereka bertemu.

" Assalamu'alaikum dok "

" Wa'alaikumsalam nak Hanafi, bagaimana kabarnya ?

" Alhamdulillah baik dok. "

" Ada apa sepertinya serius, nak Hanafi terlihat tidak baik-baik saja "..

" Iya dok, ada yang ingin saya tanyakan. Akhir-akhir ini saya mengeluh rasa sakit pada kepala saya dan itu rasanya luar biasa. Walaupun dulu sudah merasakan sakit kepala tapi tidak dengan akhir-akhir ini dok, kemarin saat di kampung saya sempat pingsan" Hanafi menceritakan apa yang di alaminya.

" Kita periksa dulu y, semoga tidak ada yang serius. "

Dokter menyuruh Hanafi berbaring dan memeriksa.

" Apa yang kamu alami, badan mu terasa lemas. Imunitas tubuhmu menurun, saya tidak bisa melanjutkan pemeriksaan sebaiknya nak Hanafi periksa lebih lanjut lagi untuk rongsen. "

" Baik dok saya ingin periksa lebih lanjut "

" Baiklah nanti saya siapkan alatnya terlebih dahulu "

Perasaan yang was-was seiring waktu berjalan, ia sudah siap dengan segala ketetapan Nya. Apapun hasilnya lebih baik Hanafi mengetahui lebih dulu.

Dokter memanggil Hanafi dan sudah mulai pemeriksaan, didalam ruangan itu hanya dzikir yang di lantunkan. Semua ketetapan adalah yang terbaik.

Selesai sudah kegiatan menegangkan diruangan itu, Hanafi belum bisa melihat hasilnya. Esok mungkin akan keluar hasil dari pemeriksaan hari ini. Hanafi pamit pulang dan dokter menyarankan untuk tidak terlambat minum obat yang sudah diberikan.

Terlihat dokter menggelengkan kepalanya, yang dilihat dari gejala yang di alami Hanafi sepertinya penyakit yang cukup serius.

" Semoga dugaan ku salah " dokter mengusap wajahnya yang lelah dan berjalan masuk keruangan kerjanya.

Hanafi melajukan mobilnya untuk pulang kerumah, perasaan yang masih berkecamuk mencoba untuk tenang agar Aisha istrinya tidak khawatir melihat dirinya pulang.

Terdengar suara adzan Hanafi menepikan mobilnya untuk melaksanakan ibadah shalat nya. Sembari mencuci mukanya yang lusuh agar terlihat segar saat bertemu dengan istrinya.

" Ya Allah jika semua ketetapan Mu adalah yang terbaik untuk ku, aku ikhlas karena Mu. Kuatkan aku untuk menjalani semuanya ". suara lantunan doa Hanafi yang diucapkan tidak begitu keras takut mengganggu yang lain.

Setelah nya bergegas pulang kerumah menemui sang pujaan hati. Masuk mengucapkan salam langsung di sambut oleh Aisha yang saat itu menunggu kedatangan suaminya. Senyum manis milik Aisha yang sangat Hanafi rindukan setiap detiknya. Aisha menyalami punggung tangan suaminya dengan takzim, Hanafi kemudian mengecup kepala Aisha yang masih terbalut dengan jilbab.

Perasaan nya lebih lega saat menikmati senyuman istrinya, seolah masalah yang sedang menimpanya tadi hilang. Aisha tak sedikitpun curiga karena Hanafi memperlihatkan sikap baik-baik saja.

" Mau mandi langsung atau istirahat sebentar mas, " tanya Aisha berjalan beriringan dengan Hanafi memasuki kamar.

" Mandi dulu dek lalu istirahat sejenak " jawab Hanafi tangannya masih menggenggam tangan Aisha.

" Baik Aisha siapkan airnya, mas mandi dulu supaya segar. Mas terlihat lelah pekerjaannya banyak ya mas sampai harus pulang terlambat "

deg

Hanafi berusaha menyimpan keterkejutan sikapnya, agar Aisha tak curiga.

" Biasalah dek, mas kan udah beberapa hari tidak masuk jadi ada beberapa yang harus di kerjakan "

" Oh ya sudah mas mandi, Aisha sudah siapkan " Hanafi mengembuskan napas kasar merasa lega Aisha tidak bertanya banyak.

Sedangkan Aisha merapikan tempat tidurnya kembali mengibaskan tempat itu yang akan dipakai suaminya istirahat. Tak lupa ia menyiapkan pakaian sang suami, sudah jadi kebiasaan setiap harinya.

Suara deburan air terdengar sedikit riuh dari bilik kamar mandi. Aisha merapikan kembali tas kerja suami serta menaruh baju kotor di tempat yang seharusnya.

Berkerut kening Aisha saat melihat beberapa obat di dalam tas suami. Ia ingat itu bukan obat yang di berikan dokter saat di kampung.

" Obat apalagi ini " gumam Aisha.

Ceklek

Suara pintu kamar mandi terbuka, terlihat Hanafi keluar terlihat lebih segar. Tampak Hanafi melihat istrinya yang sedang membolak-balikan obat-obatan di tangannya.

" Astaghfirullah aku lupa menyimpan nya " Batin Hanafi tampak memukul jidatnya.

" Mas obat apa ini ? " tanya Aisha.

.,...........

Episodes
1 Pinangan
2 Pernikahan
3 rumah
4 Malam yang dirindukan
5 pusing
6 kampung halaman
7 tak sadarkan diri
8 obat
9 Hamdan
10 Hasil pemeriksaan
11 RS
12 Hamdan curiga
13 pulang
14 kanker otak
15 terkejutnya Hamdan
16 syok
17 Zakia namanya
18 RS
19 teman lama
20 kepulangan Hanafi
21 kembali pingsan
22 operasi
23 lebih baik
24 Hanafi kembali dari rumah sakit
25 ke rumah pak Wahyu
26 jadwal ke dokter
27 pesan Hanafi
28 mimpi buruk umi
29 kontrol
30 kemoterapi
31 dokter baru
32 bertemu
33 kemo lagi
34 titip istriku
35 Mama Raisa
36 Azzam
37 Hajar
38 Azzam pergi
39 Hanafi kritis
40 kepergian Hanafi
41 pemakaman
42 khitbah
43 keyakinan aisha
44 menerima lamaran
45 persiapan
46 pernikahan kedua
47 mantan istri
48 wisuda
49 MP
50 pulang ke Indonesia
51 rumah mama Raisa
52 Kiran
53 kembali bekerja
54 dokter Azzam
55 sepiring berdua
56 pelakor
57 libur kerja
58 peduli zidan
59 bakso
60 Aurel
61 salah paham
62 mencari Aisha
63 rindu
64 apartemen
65 sadar
66 berita hamil
67 puding
68 mual muntah
69 periksa
70 rujak
71 syukuran
72 melamar
73 di lema Zakia
74 Bertemu mama almira
75 keinginan mama almira
76 tikung di sepertiga malam
77 tendangan di pagi hari
78 jawaban Almira
79 resepsi
80 sempit
81 kecelakaan
82 operasi aisha
83 kritis
84 berhasil
85 sadar
86 VVIP
87 lebih baik
88 bidadari surga
89 sebuah nama
90 Suster Rista
91 Ammar dan Ameer
92 pamit ke Lombok
93 acara pesta Ammar dan Ameer
94 TAMAT
95 Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96 promo novel " Rasa Yang Salah"
97 Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pinangan
2
Pernikahan
3
rumah
4
Malam yang dirindukan
5
pusing
6
kampung halaman
7
tak sadarkan diri
8
obat
9
Hamdan
10
Hasil pemeriksaan
11
RS
12
Hamdan curiga
13
pulang
14
kanker otak
15
terkejutnya Hamdan
16
syok
17
Zakia namanya
18
RS
19
teman lama
20
kepulangan Hanafi
21
kembali pingsan
22
operasi
23
lebih baik
24
Hanafi kembali dari rumah sakit
25
ke rumah pak Wahyu
26
jadwal ke dokter
27
pesan Hanafi
28
mimpi buruk umi
29
kontrol
30
kemoterapi
31
dokter baru
32
bertemu
33
kemo lagi
34
titip istriku
35
Mama Raisa
36
Azzam
37
Hajar
38
Azzam pergi
39
Hanafi kritis
40
kepergian Hanafi
41
pemakaman
42
khitbah
43
keyakinan aisha
44
menerima lamaran
45
persiapan
46
pernikahan kedua
47
mantan istri
48
wisuda
49
MP
50
pulang ke Indonesia
51
rumah mama Raisa
52
Kiran
53
kembali bekerja
54
dokter Azzam
55
sepiring berdua
56
pelakor
57
libur kerja
58
peduli zidan
59
bakso
60
Aurel
61
salah paham
62
mencari Aisha
63
rindu
64
apartemen
65
sadar
66
berita hamil
67
puding
68
mual muntah
69
periksa
70
rujak
71
syukuran
72
melamar
73
di lema Zakia
74
Bertemu mama almira
75
keinginan mama almira
76
tikung di sepertiga malam
77
tendangan di pagi hari
78
jawaban Almira
79
resepsi
80
sempit
81
kecelakaan
82
operasi aisha
83
kritis
84
berhasil
85
sadar
86
VVIP
87
lebih baik
88
bidadari surga
89
sebuah nama
90
Suster Rista
91
Ammar dan Ameer
92
pamit ke Lombok
93
acara pesta Ammar dan Ameer
94
TAMAT
95
Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96
promo novel " Rasa Yang Salah"
97
Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!