pulang

Jadwal Hanafi dan Aisha pulang ke rumah orang tua Hanafi, Aisha terlihat tampak senang ia membuat kue buat kedua mertuanya itu.

" Bikin apa sayang, sibuk amat dari tadi " terasa pelukan Hanafi dari belakang.

" Lagi bikin kue mas kita bawa nanti buat umma dan Abah " masih tetap sibuk membuat adonan tanpa berbalik menatap Hanafi yang masih melingkar kan tangannya di pinggang.

" Buat umma Abah aja, mas ngga boleh nyicip berarti ya " muka Hanafi terlihat cemberut.

" Ini Aisha bikin tiga mas, dua kita bawa kerumah umma yang satu nanti kita makan " menangkupkan kedua tangannya di pipi Hanafi yang masih sedikit ada tepungnya.

Hanafi tampak tersenyum dan mengangguk anggukan kepala nya.

" terimakasih sayang " aisha tampak tertawa melihat suaminya dengan pipi yang terkena tepung.

" kenapa sayang, ada yang aneh ya " Hanafi melepaskan pelukannya dan berdiri di depan kaca jendela. meskipun samar tetapi tampak wajahnya ada tepungnya.

" hmmmm awas pembalasanku ya " Hanafi mendekat dan mengoleskan tepung dipipi istrinya itu.

Hanafi tertawa lepas melihat Aisha yang terbalut tepung lebih banyak dari pada yang terkena di wajah Hanafi tadi. Aisha mengerucutkan bibirnya merasa sedikit sebal dengan perbuatan suaminya.

" Jangan marah sayang maafin mas ya " Hanafi mengambil tisu dan membersihkan wajah istrinya.

" Ngga mas Aisha mau lanjutin bikin kuenya ya, biar lekas jadi" Hanafi mengangguk.

" Mas bantu ya, " Aisha tersenyum.

***

Persiapan untuk pergi kerumah orang tua sudah siap semua, mereka akan menginap beberapa hari di sana. Aisha tampak bahagia begitu juga dengan Hanafi karena bisa bertemu umma dan Abah.

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikumsalam " umma membukakan pintu.

" Aisha, Hanafi, " umma terlihat sangat bahagia dengan kedatangan anak dan menantunya. Kebetulan umma sedang duduk membaca buku diruang tv saat ada orang yang mengucapkan salam langsung terdengar.

Keduanya langsung menyalami umma..

" Umma gimana kabarnya" tanya Aisha.

" Alhamdulillah sehat sayang, kalian bagaimana "

" Seperti yang umma liat kami sehat " ungkap Hanafi.

" Umma ini ada kue buat Abah dan umma "

" kenapa repot-repot sayang, trimakasih sayang "

" itu yang bikin Aisha sendiri Lo umma "

" oh ya, Aisha bisa bikin kue. pasti lezat rasanya "

" Belajar umma, "

" Abah kemana umma kenapa tidak terlihat" tanya Hanafi.

" abahmu kekantor nak ada yang harus di urus, kalian istirahat dulu saja. Pasti kalian lelah " perintah umma.

Hanafi dan Aisha naik ke atas menuju kamar yang dahulu di tempati Hanafi. Kamarnya masih sama tata letak tak ada yang berubah sama sekali, ada satu yang baru foto pernikahan Hanafi dan Aisha terpampang di dinding. Dengan balutan baju pengantin begitu sangat cantik dan Hanafi memakai setelan jas putih begitu tampannya.

Aisha mendekatkan foto itu dan merabanya, Hanafi melihat kemudian mendekati istrinya.

" Kamu cantik sayang sangat cantik " melingkarkan tangannya di pinggang Aisha.

" Begitupun kamu mas, seperti pangeran. tampan " keduanya tersenyum menikmati foto itu.

***

Abah pulang kebetulan bareng dengan Hamdan. terdengar suara mobil Abah , umma langsung membukakan pintu menghampiri Abah.

Keduanya masuk mengucapkan salam dan umma pun membalas salamnya.

" Kalian tumben bareng " umma mengerutkan keningnya pemandangan yang tak biasa terjadi.

" Iya umma tadi Abah telepon Hamdan minta temenin di kantor. Nyesel si dateng kesana Hamdan di kasih kerjaan sama Abah " Hamdan menjatuhkan tubuhnya di kursi empuknya terlihat wajahnya yang kesal.

" Kalau bukan kamu anak Abah siapa yang akan bantu Abah yang gantiin Abah di kantor " ucap Abah kepada Hamdan.

" Hamdan kan pingin fokus kuliah dulu bah, lulus dulu " balas hamdan.

" iya Abah tau, kamukan bisa kuliah sambil kerja daripada waktumu kamu habiskan sama motormu itu "

" Itukan hoby bah, kayak ngga pernah muda aja"

" iya betul kata Abah siapa lagi yang akan bantu Abah kalau tidak kamu, perusahaan itu cocok di bidangmu. Kakak yakin kamu bisa. " Hanafi turun dari tangga menemui keduanya, Hamdan dan abahnya tampak terkejut.

" kakak kapan datang kak " mereka tidak melihat mobil Hanafi makanya mereka tidak tahu kedatangan Hanafi. Mobil Hanafi sedang di bawa mang Maman buat di cuci.

" udah dari siang, "

" kakak malah belain Abah si "

" emang benerkan siapa yang nanti akan pegang perusahaan Abah kalau tidak kamu Hamdan "

" Kan ada kak Hanafi, kakak juga pasti bisa bantuin Abah "

" Kakak ngga bisa, itu bukan di bidang kakak. Kakak juga pasti ngga akan kuat memikirkannya "

"Sudah-sudah pada intinya semua itu harus belajar, ini umma bawain kue buatan Aisha rasanya enak banget " umma keluar dari dapur dan membawakan sepiring kue buatan Aisha.

" Aisha mana fi, ngga ikut " tanya Abah.

" Ikut bah lagi di dalam habis mandi tadi mungkin masih beberes"

" Enak banget kuenya kak, kak Aisha pintar banget bikin kue. kenapa ngga buka toko kue aja "

" Kakak baru belajar Hamdan, mungkin belum pas " Aisha mendengar obrolan Hamdan, turun kebawah dan menyalami Abah tapi dengan Hamdan hanya menangkupkan tangannya saja. antara Aisha dan Hamdan sebatas adik ipar jadi bukan muhrim.

" Tapi ini enak kak, lebih enak dari yang pernah Hamdan beli " puji Hamdan.

Aisha tersenyum dengan pujian Hamdan soal kuenya, sambil geleng-geleng kepala melihat adiknya itu yang hampir habis satu piring oleh Hamdan.

" Astaghfirullah Hamdan kamu habisin, ini buat Abah enak aja buatan menantu kesayangan Abah kamu habisin " Abah melotot langsung menarik piring yang berisikan kue tinggal satu potong itu.

Hamdan terlihat kesal dengan abahnya.

" Hamdan laper bah, kuenya enak "

umma, Hanafi dan Aisha tertawa melihat tingkah Abah dan Hanafi.

" Sudah jangan berebut masih ada di dalam, Aisha tadi bawakan dua loyang "

" Alhamdulillah, trimakasih kakak ipar " Hamdan terlihat senang.

" Eh mandi dulu bersihkan badan kamu lalu boleh makan lagi "

" yah umma, nanti dihabisin Abah " membuat semuanya tertawa.

Rumah itu kembali hangat kebahagiaan terasa kembali rumah jadi ramai adanya Hanafi dan Aisha.

" Aisha ngga perlu masak tadi bi onah udah masak buat makan malam umma juga udah pesan beberapa makanan. kamu istirahat saja nak"

" Aisha kan bisa masak tadi umma ngga perlu pesan dari luar "

" Ngga papa sayang kalian pasti lelah istirahat lah "

kemudian Hanafi mengajak Aisha untuk bersantai sore di depan kolam. Hanafi bercerita masa kecilnya dengan Hamdan adik yang sangat ia sayangi itu. Dari kecil Hamdan emang tidak bisa mengalah selalu menang dan Hanafi yang selalu mengalah apapun itu. Karena sayangnya Hanafi terhadap Hamdan itu membuatnya tidak masalah. Sekarang justru Hamdan sama Abah yang suka berebut setelah Hanafi harus pindah rumah karena menikah.

Aisha tampak tertawa mendengar cerita Hanafi, menurutnya lucu sekali.

Episodes
1 Pinangan
2 Pernikahan
3 rumah
4 Malam yang dirindukan
5 pusing
6 kampung halaman
7 tak sadarkan diri
8 obat
9 Hamdan
10 Hasil pemeriksaan
11 RS
12 Hamdan curiga
13 pulang
14 kanker otak
15 terkejutnya Hamdan
16 syok
17 Zakia namanya
18 RS
19 teman lama
20 kepulangan Hanafi
21 kembali pingsan
22 operasi
23 lebih baik
24 Hanafi kembali dari rumah sakit
25 ke rumah pak Wahyu
26 jadwal ke dokter
27 pesan Hanafi
28 mimpi buruk umi
29 kontrol
30 kemoterapi
31 dokter baru
32 bertemu
33 kemo lagi
34 titip istriku
35 Mama Raisa
36 Azzam
37 Hajar
38 Azzam pergi
39 Hanafi kritis
40 kepergian Hanafi
41 pemakaman
42 khitbah
43 keyakinan aisha
44 menerima lamaran
45 persiapan
46 pernikahan kedua
47 mantan istri
48 wisuda
49 MP
50 pulang ke Indonesia
51 rumah mama Raisa
52 Kiran
53 kembali bekerja
54 dokter Azzam
55 sepiring berdua
56 pelakor
57 libur kerja
58 peduli zidan
59 bakso
60 Aurel
61 salah paham
62 mencari Aisha
63 rindu
64 apartemen
65 sadar
66 berita hamil
67 puding
68 mual muntah
69 periksa
70 rujak
71 syukuran
72 melamar
73 di lema Zakia
74 Bertemu mama almira
75 keinginan mama almira
76 tikung di sepertiga malam
77 tendangan di pagi hari
78 jawaban Almira
79 resepsi
80 sempit
81 kecelakaan
82 operasi aisha
83 kritis
84 berhasil
85 sadar
86 VVIP
87 lebih baik
88 bidadari surga
89 sebuah nama
90 Suster Rista
91 Ammar dan Ameer
92 pamit ke Lombok
93 acara pesta Ammar dan Ameer
94 TAMAT
95 Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96 promo novel " Rasa Yang Salah"
97 Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pinangan
2
Pernikahan
3
rumah
4
Malam yang dirindukan
5
pusing
6
kampung halaman
7
tak sadarkan diri
8
obat
9
Hamdan
10
Hasil pemeriksaan
11
RS
12
Hamdan curiga
13
pulang
14
kanker otak
15
terkejutnya Hamdan
16
syok
17
Zakia namanya
18
RS
19
teman lama
20
kepulangan Hanafi
21
kembali pingsan
22
operasi
23
lebih baik
24
Hanafi kembali dari rumah sakit
25
ke rumah pak Wahyu
26
jadwal ke dokter
27
pesan Hanafi
28
mimpi buruk umi
29
kontrol
30
kemoterapi
31
dokter baru
32
bertemu
33
kemo lagi
34
titip istriku
35
Mama Raisa
36
Azzam
37
Hajar
38
Azzam pergi
39
Hanafi kritis
40
kepergian Hanafi
41
pemakaman
42
khitbah
43
keyakinan aisha
44
menerima lamaran
45
persiapan
46
pernikahan kedua
47
mantan istri
48
wisuda
49
MP
50
pulang ke Indonesia
51
rumah mama Raisa
52
Kiran
53
kembali bekerja
54
dokter Azzam
55
sepiring berdua
56
pelakor
57
libur kerja
58
peduli zidan
59
bakso
60
Aurel
61
salah paham
62
mencari Aisha
63
rindu
64
apartemen
65
sadar
66
berita hamil
67
puding
68
mual muntah
69
periksa
70
rujak
71
syukuran
72
melamar
73
di lema Zakia
74
Bertemu mama almira
75
keinginan mama almira
76
tikung di sepertiga malam
77
tendangan di pagi hari
78
jawaban Almira
79
resepsi
80
sempit
81
kecelakaan
82
operasi aisha
83
kritis
84
berhasil
85
sadar
86
VVIP
87
lebih baik
88
bidadari surga
89
sebuah nama
90
Suster Rista
91
Ammar dan Ameer
92
pamit ke Lombok
93
acara pesta Ammar dan Ameer
94
TAMAT
95
Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96
promo novel " Rasa Yang Salah"
97
Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!