Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul setengah tujuh,rapat harus terhenti karena mereka juga harus mengisi perut mereka sebelum kembali berperang,menukar pendapat mereka,menggunakan otak untuk menghasilkan hasil yang memuaskan.
Deon masih tidak menyadari seseorang yang tengah menunggunya,dengan santai melenggang kearah kantin berusaha mengisi perut nya yang tadi terus berbunyi nyaring,meminta untuk di isi.
Jenuh,kesal,kecewa,lapar dan haus tengah di rasakan oleh Alifa.Bagaimana tidak,jika semenjak tadi Alifa belum sempat makan dan minum.Hanya demi menunggu seseorang yang meminta tanggung jawabnya.
"Ah daripada bosen kayak gini mending baca novel online aja.Lumayan daripada bengong".Gumam Alifa seraya mengeluarkan handphone nya,mencari aplikasi novel online dan secepat kilat Alifa sudah berada di dalam di dunia Maya.
Rapat kembali di laksanakan setelah tadi break makan dan sholat.Kali ini tak ada lagi perdebatan yang menguras emosi dan pemikirannya.Hanya saling bertukar pendapat saja.
Rapat selesai satu jam kemudian.Semua bisa bernapas lega karena rapat kali ini hasilnya sesuai dengan ekspektasi mereka.
Deon yang lelah, berlenggang pergi menuju ruangannya untuk mengambil barang-barang pentingnya sebelum pulang.
Betapa terkejutnya Deon saat melihat Alifa masih ada di mejanya yang seharusnya sudah pulang.Dia lupa bahwa yang membuat Alifa masih duduk manis di mejanya adalah ulahnya sendiri.
"Kenapa kamu belum pulang?".Deon menghampiri meja Alifa untuk memastikan.
Alifa yang merasa terpanggil,meninggalkan kepalanya.Menatap sumber suara.
"Saya disini atas perintah bapak".Alifa buru-buru menyimpan handphone nya.
Deon menatap Alifa tak mengerti.
"Bapak yang mengatakan bahwa bapak sendiri yang akan memberikan saya hukuman setelah jam kantor selesai.Saat jam kantor selesai malah bapak yang gak ada,membuat saya menunggu lebih lama".Jelas Alifa karena Deon menatap bingung padanya.
"Oh".Deon hanya beroh ria tanpa berniat memberikan hukuman sebagai konsekuensinya atas keterlambatan Alifa.
"Jadi gimana pak?".Tanya Alifa tak sabaran.
"Kau pulang sajalah.Hari ini kau bebas dari hukuman tapi nanti kalau melakukan nya lagi,maka tak ada kata ampun".
"Iya,setelah saya di buat menunggu.Sekarang seenak jidatnya malah nyuruh pulang.Dasar bos gila bin sengklek".Gumam Alifa dalam hati.
Deon tak memperdulikan Alifa yang sedari tadi diam mematung,ada rasa marah dalam diri Alifa pada Deon.
"Tau begini,daritadi tuh aku dah pulang kali".Gerutu Alifa sambil menenteng tasnya.
Alifa berjalan gontai,pikirannya melayang ke hal yang negatif.Sebab,dia harus pulang pada malam hari,takut jika dia akan mengalami tindak pelecehan.Mengingat dia seorang perempuan yang harus pulang menggunakan transportasi umum.
Menggunakan jasa ojeg online tak mungkin,sebab uangnya harus di perhemat demi bisa bertahan hidup.
"Ah dasar gak punya otak".Alifa terus mengumpati Deon yang memerintah dan berkata seenak jidatnya saja.
Tanpa di sadari oleh Alifa,mobil yang di kemudi oleh Deon berjalan di belakangnya.
Tid..tid..tid
Bunyi klakson sengaja Deon bunyikan agar si pejalan kaki menengok kearah belakang.
Benar saja,Alifa yang terkejut karena suara klakson mobil yang memekakkan telinga, refleks menengok kearah belakang.
"Aku antar kau pulang".Teriak Deon agar di dengar oleh Alifa.
Alifa yang masih kesal tak langsung menuruti perintah Deon, justru dia sedang mengepalkan tangan di bawah rok span panjangnya.
Deon kembali membunyikan klakson."Ayo".Ajak Deon tak putus asa.
Alifa mau tak mau naik ke mobil Deon.
Hanya ada keheningan di Sepanjang perjalanan,tak ada yang berniat untuk membuka obrolan.
"Dimana rumah mu?".Deon berusaha memecah keheningan dengan bertanya alamat rumah Alifa.
"Di gang anggrek".Jawab Alifa malas.
"Kamu tinggal dengan siapa?".
"Sendiri".
"Gak sama keluarga?".Deon masih berusaha mengintrogasi Alifa.
"Iya".
Tak ada lagi percakapan diantara mereka setelah nya.Alifa yang masih dengan rasa kecewanya memilih berdiam diri.Sedangkan Deon,tak punya topik pembicaraan lagi.
"Sudah sampai".Deon menghentikan mobilnya tepat di gang yang di sebutkan oleh Alifa .
Alifa dengan kesadaran tinggal setengah itu, buru-buru beranjak turun.Tanpa melirik kearah belakang bahkan mengucapkan terimakasih juga enggak.
"Dasar gadis tak punya sopan santun".Gertak Deon yang mencengkram setir merasa geram terhadap tingkah laku Alifa.
Saat ini hanya ada ke bencian hati mereka.Niat hati Deon untuk memaafkan Alifa malah semakin kesal saja di buatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Zamzam
semangat
2022-08-13
0