Setelah makan malam selesai dan para pelayan sudah membersikan meja, Dewa mulai ingin berbicara dengan Mila
" Mil, aku mungkin bukan pria yang romantis, aku juga bukan anak ABG lagi yang harus berpacaran lebih dulu" Dewa menarik nafas mengurangi rasa gugupnya lalu melanjutkan pembicaraan
" Will You Merry Me?"
Mila terdiam, dia bingung harus menjawab apa disatu sisi dia merasa nyaman dengan Dewa, dan Dewa juga sangat menyayangi anak-anaknya ,tapi disatu sisi Mila juga takut,
Takut jika suatu saat Dewa meninggalkanya, takut Dewa menyakiti anak - anaknya, masih banyak ketakutannya, tapi didepannya ada seorang pria yang masa lalunya sama, sedang berlutut dihadapannya
Apa yang harus Mila jawab, Mila masih bingung, setelah lama termenung Mila menghembuskan nafas perlahan dan menyuruh Dewa berdiri
"Mas Dewa, aku bingung harus menjawab apa sekarang bisakah kamu memberiku waktu untuk berfikir dan bicara kepada anak- anakku?"
"Berapa lama waktu yang kamu butuhkan Mila?"
"Satu minggu, beri aku waktu satu minggu untuk meyakinkan perasaanku dan juga bicara pada anak- anakku"
"Baiklah aku beri kamu waktu satu minggu semoga kamu dan anak- anak mau menerimaku"
Namun dewa tetap menyematkan cincin dijari manis Mila
"Mas kenapa cincin dipasang?"
"Anggap saja itu kunci atas jawabanmu, jika kau menerima lamaranku cincin itu tetap disana tapi jika tidak terserah kamu mau dibuang atau apa"
"Terima kasih mas"
"Iya Mil, sama- sama semoga saja kamu mau menerimaku"
Selesai makan malam mereka bergegas pulang karena hari pun sudah malam, dan Mila tak tega meninggalkan anak- anak terlalu lama,
Dewa dan Mila berjalan keluar restoran menuju parkiran,setelah masuk kedalam mobil, Dewa melajukan mobilnya menuju rumah Mila
30 menit perjalanan Mila dan Dewa sampai didepan rumah Mila, Mila keluar dari mobil disusul oleh Dewa, sampai diteras Dewa berpamitan pulang
"Masuk dulu mas"
"Nggak usah Mil aku langsung pulang aja ya sudah malam"
"Oh, ok makasih banyak ya mas atas makan malamnya"
"Iya, aku juga makasih, karena sudah mau makan malam denganku,"
"Assalamualaikum" pamit Dewa
"Waalaikum Salam"
Setelah mobil Dewa pergi, Mila segera masuk kedalam rumah dan bertanya kepada bibi dimana anak- anak dan ternyata mereka sudah tidur,
Aku berlalu menuju kamarku melihat Nai juga sudah tertidur, Mila masuk kekamar mandi membersihkan diri dan mengganti pakaian
setelah selesai Mila membaringkan tubuhnya disebelah Nai,namun sudah satu jam mata Mila tak mau terpejam, Mila masih saja memikirkan jawaban tentang lamaran Dewa
Disisi lain juga sama dirasakan oleh Dewa hatinya resah, karena Mila belum memberi jawaban, dia takut kalau Mila tidak menerimanya
Tak terasa sudah pukul 2 dini hari baru Mila dan Dewa bisa menyusuri alam mimpi
Sudah empat hari berlalu tapi aku belum bicara dengan anak-anak tentang pernyataan Dewa, aku takut anak- anak kecewa padaku dan rencananya hari ini aku harus bicara dengan mereka
pagi ini selesai menyiapkan sarapan Mila bergegas membersihkan diri dan memandikan Nai yang sedari tadi sudah bangun,selesai mandi dan berganti pakaian, Mila keluar kamar sambil menggendong Nai
"Pagi anak-anak bunda, sudah pada rapi dan ganteng"
"Pagi juga bunda" jawab keduanya
"Ayok sarapan nanti kita telat loh" sambil mengambil makanan untuk Ibra dan Izar sedang Nai sudah disuapi bubur oleh bi Asih
"Bi ayok sarapan bersama Dede Nai nya disambil aja"
"Nanti aja bu kasihan kayaknya Dede Nai nya lapar"
Mila melanjutkan sarapannya, selesai sarapan Mila pergi mengantar anak- anak kesekolah, setelah mengantar Mila menuju tokonya untuk melihat stok barang dan penjualan
Sampai ditoko Mila segera masuk, dan mulai memeriksa pembukuan stok barang dan penjualan, tak terasa hari sudah siang Mila keluar dari ruangannya, bergegas menjemput Izar dan Ibra karena hari ini mereka pulang cepat, setelah memberi pesan pada pegawainya untuk memesan barang yang diperlukan
15 menit Mila sampai digerbang sekolah Izar dan ternyata disana sudah berdiri Ibra menunggu sang adik, karena Ibra keluar sekolah lebih dulu
"Assalamualaikum bang, kok abang sudah disini, adek Izar belum keluar y?"
"Waalaikum salam bun, abang dari tadi sudah pulang bun jadi abang nunggu adek aja disini, adek Nai mana bun"
"Ada dimobil lagi bobo"
Tak lama Izar keluar dan berlari kearah kami, dan kami berjalan menuju mobil yang didalam Dede Nai masih tidur
" Bang kita makan siang diluar ya, karena nanti kita mau belanja keperluan dapur sekalian"
"Ok bunda"
Aku melajukan mobil menuju rumah makan padang karena permintaan anak-anak,sampai dirumah makan, kami menuju meja yang kosong dan mulai memesan makanan
Sambil menunggu pesanan datang, aku mencoba mengajak anak- anak bicara tentang niat Mas Dewa
" Abang Ibra, dan Izar bunda bisa bicara sesuatu"
"Mau bicara apa bun"
" Mmm, beberapa hari lalu Om Dewa melamar bunda, Om Dewa ingin menjadi ayah sambung kalian bagaimana," Mila melihat ekspresi anak- anak
"Bun, Om Dewa baik dan kelihatannya sayang dengan kami"jawab Ibra
"Yes, jadi sebentar lagi Om Dewa akan jadi ayah kami bun" jawab Izar senang begitu juga Nai yang bertepuk tangan ya meski dia nggak mengerti
Rasanya plong sekali setelah bicara dengan anak-anak, dan mereka tampaknya menerima Mas Dewa menjadi ayah sambung mereka,tapi.....
Huh entahlah masih ada waktu tiga hari lagi untuk aku berfikir,semoga Allah memberi aku petunjuk
Selesai makan siang aku mengajak anak- anak kesupermarket, membeli kebutuhan dapur, anak- anak juga memilih jajanan kesukaan mereka, selesai berbelanja kami menuju kasir dan membayar semua belanjaan
Selesai berbelanja kami segera pulang kerumah karena hari beranjak sore, aku melajukan mobil menuju rumah,dijalan telponku berbunyi, ternyata Fatma yang menelpon,
Aku tepikan mobil dan segera mengangkat telpon dari Fatma
"Assalamualaikum Fat ada apa?"
"Mil, aku bisa minta tolong"
"Tolong apa Fat?"
"Mmm, Dewa sedang sakit sekarang dia masih dirumah, bisa kamu membawaya kerumah sakit, aku sedang diluar kota dan akan segera pulang mungkin nanti sampai tengah malam"
" Memang Mas Dewa sakit apa Fat dan asistennya"
"Dewa demam tinggi sedang asistennya sedang rapat penting menggantikan Dewa karena nggak bisa dibatalkan"
" Oh ok aku kesana sekarang kamu kirim alamat rumahnya Mas Dewa ya"
Setelah menunggu ada pesan masuk dari Fatma memberikan alamat rumah Mas Dewa dan aku melajukan mobil kesana
" Om Dewa kenapa bun" tanya Ibra
" Om Dewa demam tinggi, nggak apa-apakan bang kita antar Om Dewa kerumah sakit dulu"
" Iya, nggak apa-apa bun kasihan Om Dewa"
Setelah sampai dialamat yang dituju aku melihat sebuah rumah mewah dengan dua lantai,aku segera bertanya dengan satpam yang ada dan setelahnya aku di persilahkan masuk
Aku menekan bel dan tak lama seorang paru baya yang membukakan pintu dan langsung menyuruhku masuk
" Ibu Mila ya ayok bu tadi bu Fatma yang telpon katanya bu Mila mau jemput pak Dewa dan mau bawa kerah sakit"
" Iya bi dimana kamar Mas Dewa?"
Sampai didepan kamar Mas Dewa, aku mengetuk pintu tapi tak ada sahutan dari dalam, aku mencoba membuka pintu yang ternyata tidak dikunci
Kamar yang terlihat maskulin sesuai karakter pemilik, aku lihat Mas Dewa didalam selimut dan aku mendekat, sedang anak- anak dibawah menunggu
Aku mendekat Mas Dewa dan memegang keningnya yang ternyata panas sekali, aku segera membangunkan Mas Dewa dan mengajaknya kerumas sakit,
"Mas Dewa bangun mas, kita kerumaha sakit ya mas" aku tepuk pelan pipinya dan Mas Dewa membuka matanya
Pandangan mata kami saling bertemu dan aku memutuskan pandangan dan mulai bicara
" Ayok mas aku antar kerumah sakit badan kamu panas sekali"
Aku melihat kaos yang dipakai mas dewa tampak basah, aku berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian ganti dan memberinya pada Mas Dewa
"Mas ganti dulu baju kamu ya mas, soalnya basah"
Mas Dewa mengambil pakaiannya, aku segera berbalik saat Mas Dewa berganti pakaian tak lama Mas Dewa sudah selesai aku segera membopong tubuhnya kelantai bawah
Sampai dibawa aku berpamitan dengan bi Mina, membawa Mas Dewa krumah sakit terdekat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments