Hari ini hari minggu, setelah beberapa hari lalu Mas Dewa menelpon ingin mengajak anak- anak liburan dan mereka setuju, pagi - pagi aku sudah menyiapkan bekal untuk mereka, tak lupa aku juga menyiapkan pakaian ganti, karena disana mereka akan bersenang - senang takut badan mereka berkeringat
Mas Dewa bilang, dia akan menjemput kami setelah menjemput Fatma dan anak- anaknya tapi aku bilang, aku akan berangkat sendiri dan akan ketemu ditaman, Mas Dewa setuju entah kenapa selalu Mas Dewa yang menelpon bukan Fatma ah sudah la mungkin Fatma yang menyuruh Mas Dewa
Setengah jam kemudian kami semua sudah bersiap pergi, tampak wajah ceria anakku " ya Allah janganlah kau hilangkan senyum mereka, karena senyum itulah pengobat hatiku"
Diperjalanan Abang Izar bercerita nanti akan naik wahana apa saja, aku dan Ibra hanya menjadi pendengar, Ibra menjadi anak yang sedikit pendiam dibandingkan Izar, tapi aku tau dia sangat menyayangi adik- adiknya
Setelah menempuh perjalana selama 30 menit, kami akhirnya sampai ditaman yang dijanjikan,Izar segera turun setelah aku memarkirkan mobil, aku keluar dengan menggendong dede Nai, sedang Abang Ibra menggandeng Izar, agar tidak lepas dari pantauan,
Kami masuk kearea taman, dari jauh aku sudah melihat Mas Dewa dan Fatma, setelah sampai aku menyapa mereka
" Hallo Fat, apa kabar"
" Baik, kamu sama anak- anak gimana?"
" Alhamdulillah juga baik"
"Mana anak- anak kamu fat?"
"Tuh, mereka disana sudah nggak sabar mau naik wahana"
"Maaf ya aku telat, maklum nyiapi anak tiga"
"Santai aja Mil, kita juga belum lama sampai"
Sedang Mas Dewa dari tadi sudah mengajak anak-anakku menyusul anak-anak Fatma, sedang aku dan Fatma menyiapkan tempat untuk mereka istirahat,
"Mil, apa kamu nggak ada niat menikah lagi ,mm maksud aku mencari ayah untuk anak-anak"
" Entahlah Fat, aku belum berfikir kesana, aku ingin fokus dengan anak- anak dan usahaku"
" Tapi, anak- anak masih butuh ayah Mil, dan kamu juga butuh pendamping"
"Aku bisa menjadi ibu sekaligus ayah mereka Fat, dan juga selama ini mereka baik-baik saja"
"Aku tahu Mil, kamu bisa menjadi ibu dan ayah sekaligus buat mereka, tapi tetap saja mereka membutuhkan sosok seorang ayah Mil,dan mereka juga tidak mau melihat kamu bersedih makanya mereka terlihat baik- baik saja"
" Dalam hati Mila berfikir, apa benar mereka membutuhkan sosok seorang ayah"
Baru saja Mila mau menjawab ucapan Fatma, tiba- tiba Galen putra Fatma datang meminta minuman yang dibawanya
"Ma Galen haus, minta minum dong ma"
"Aduh anak mama, cepek banget ya sampai kehausan gitu"
Sambil minum Galen berkata" Iya ma capek tapi seru ma Abang Izar aja sampai ngga mau turun"
Aku hanya melihat interaksi antara Fatma dan Galen, suami Fatma tidak pernah ikut berlibur bersama kami, karena suaminya bekerja menjadi konsulat diluar negri
Setelah Galen selesai minum dia kembali kewahana permainan, Ibra dan Izar pun sepertinya sangat bahagia
Setelah seharian bermain, Ibra dan Izar tampak lelah, dan kami memilih untuk pulang karena hari juga sudah beranjak petang,
Aku berjalan bersama Fatma, Mas Dewa dan anak- anak menuju parkiran dimana mobil kami terparkir, dan aku berpamitan dengan Fatma
" Fat aku pulang dulu ya, kasihan anak- anak sepertinya sangat lelah"
" Iya, kamu hati- hati ya dijalan jangan ngebut"
" Iya, makasih y"
Aku tau sedari tadi Mas Dewa memperhatikan interaksi aku dan Fatma, dan aku pun berpamitan padanya
"Makasih ya mas, sudah mau bermain dengan Ibra dan Izar"
"Iya, sama- sama"
"Ya sudah mas,aku dan anak- anak pulang dulu"
"Ya hati - hati"
Aku segera masuk kemobil, dan melambaikan tangan pada Fatma dan yang lain, begitu juga anak- anakku,aku melajukan mobil ku menuju pulang, tapi sebelum nya kami akan mampir diwarung pinggir jalan untuk mengisi perut kami
Setelah selesai makan, aku melajukan mobilku kearah pulang dan aku lihat anak- anak sudah tertidur
Tak sampai setengah jam aku sudah sampai dirumah, aku segera membuka pintu mobil tapi sebelumnya aku juga sudah membangunkan Ibra dan Izar, kami memasuki rumah dan segera mebersihkan diri.
Ya, sekarang aku dan anak- anak sudah tidak tinggal diruko lagi, aku bisa membeli sebuah rumah dikawasan yang aman dengan fasilitas yang lengkap
Atas rekomendasi dari Mas Dewa, rumah minimalis dengan halaman lumayan luas dan sudah dilengkapi dengan pagar tinggi,
Aku bersyukur Allah begitu baik padaku, setelah aku lepas dari Mas Anto allah memberiku rezeki yang aku sendiri tidak menyangka
Setelah selesai membersihkan diri dan menyusui Nai yang kini sudah tertidur, aku berjalan keluar dan masuk kekamar anak- anak
Dan aku lihat, mereka sudah tertidur mungkin karena kelelahan
Ku tatap kedua putraku dan terbayang ucapan Fatma " kamu butuh seorang suami dan ayah untuk anak- anak, "
Dalam hati aku berkata" nak, apa kalian tidak bahagia jika hanya ada kita berempat"
Aku berlalu dari kamar anak- anak setelah memastikan mereka tertidur, aku menuju kekamarku,
Didalam kamar sebelum tidur aku mengecek pesanan dan banyak pesanan yang masuk, walau sebenarnya sudah ada pegawai dibagian pesanan, tapi untuk yang pelanggan lama masih sering memesan langsung dengan ku
Setelah selesai dengan pesanan, aku naik keatas kasur tidur disebelah Nai putriku, begitu damai, Nai anak yang manis dia tidak pernah rewel dan sangat aktif
Setelah lama memandangi wajah Nai akhirnya aku tertidur, hingga terdengar azan subuh, aku bergegas membersihkan diriku dan melaksanakan kewajibanku, karena hari ini aku akan datang ketoko mengecek persediaan barang, dan pembukuan
Ditempat yang berbeda, seorang pria sedang memandangi sebuah foto pernikahan, dia adalah Sadewa Nugraha seorang pria yang berusia 35 tahun seorang duda tanpa anak, dia sedang memandangi foto pernikahannya bersama seorang gadis cantik yang sangat dia cintai,
Tapi takdir telah memisahkan mereka, Dara Ayu Puspita nama wanita itu, tepatnya 3 tahun yang lalu Dara meninggalkan Dewa untuk selama-lamanya, setelah berjuang melawan kanker rahim yang dideritanya selama 1 tahun
Kepergian Dara meninggalkan kesedihan mendalam bagi Dewa, dan setelahnya membuat Dewa menjadi pria yang dingin, karena Dewa begitu mencintai Dara walau mereka menikah karena perjodohan,
Bagi Dewa, Dara adalah dunianya walau selama 2 tahun mereka menikah belum dikaruniai anak bagi Dewa tak masalah, tapi saat mendengar dokter memvonis Dara menderita kanker rahim stadium 4 dunia Dewa runtuh, begitu pun dengan Dara
Tapi Dewa mengusahakan pengobatan yang terbaik namun Allah lebih sayang dengan Dara sehingga 3 tahun yang lalu Dara berpulang ke Rahmatullah
Dan setelah 3 tahun lamanya Dewa dalam kesendirian, beberapa bulan ini dia seperti menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya menghangat
Ya dia adalah Kamila, seorang janda 3 anak, yang mampu membuat Dewa tersenyum hanya dengan membayangkan wajahnya, tiba- tiba Dewa tersentak dalam lamunannya setelah mendengan pintu ruangannya diketuk, yang ternyata sekertarisnya Lia yang menyerahkan berkas untuk ditandatangani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments