Tiba di kampus King langung memasuki kelasnya dengan semangat, hari ini dia sudah mendapatkan informasi jika Queen mendaftarkan dirinya sebagai pemain dalam pertunjukkan teater 6 bulan lagi. "Hai," sapa King saat dirinya berhasil duduk di samping bangku Queen.
Queen menoleh dengan tatapan malas dan tanpa menjawab sapaan King dia hendak memasang earphone. "Apa yang kau lakukan Zack!" pekik Queen saat King menarik earphone dari telinga Queen. Satu lagi yang belum King ingatkan, jika Queen selalu memanggilnya dengan nama tengah karena menurutnya nama King terlalu serasi dengannya.
"Prof. Aldrich akan datang sebentar lagi," jawab King dengan cepat. Dia tersenyum saat Queen menghela nafasnya kasar dan memasukkan kembali earphone tersebut ke dalam tas.
Queen memutar tubuhnya kearah King dengan raut wajah tak bersahabat seperti biasanya. "Bisakah kau memilih tempat duduk yang lain? masih banyak tempat duduk yang kosong di belakang sana Zack."
"Tidak, aku ingin di sini karena kelas ini satu-satunya kelas kita yang sama."
Kening Queen berkerut samar, dia cukup tak mengerti dengan maksud yang baru saja King ucapkan. "Apa yang aku inginkan Zack? aku sedang tidak ingin diganggu," tanya Queen tak ramah.
"Tidak, aku hanya ingin bertanya tantang pendaftaran mu untuk teater, apakah kau lolos?"
Queen mengangkat sebelah tangannya, kedua alisnya bertaut. "Tunggu, jangan katakan jika kau juga mendaftarkan diri pada teater itu? aku sudah cukup muak melihat nama kita berdua di mading Zack!" pekik Queen.
King meringis pelan, rasa benci Queen kepada King sepertinya sudah begitu dalam sehingga tidak memberikan King kesempatan untuk mendekatkan diri. "Tidak, tentu saja tidak! Aku hanya bertanya Queen, bisa kah kau memanggilku King? aku terlalu asing dengan panggilan itu," gerutu King pelan, niatnya untuk berbasa-basi pada Queen malah menyulutkan emosinya.
"King Zack? apa yang kau harapkan dari sebuah panggilan yang aku berikan? menjauh lah dariku."
"Tidak ada yang aku harapkan. Kita ini sudah berteman lama Queen, apa aku tidak boleh dekat denganmu?" tanya King yang mulai kembali sadar dengan tujuannya.
"Kita tidak pernah sedekat itu, aku akan tetap mengadukan semua masalahmu pada Mommy mu, jadi kau tidak bisa membujukku." King berdecak pelan, jadi yang ada dipikiran Queen saat ini adalah jika King sengaja mendekatinya untuk membujuk Queen tidak melaporkan apa-apa pada Kimberly? sungguh pemikiran yang picik.
Baru saja King akan membuka mulutnya, Prof. Aldrich masuk ke dalam kelas. Beberapa detik kemudian Fiona terlihat masuk dan berjalan melewati bangku Queen dan memilih duduk di kursi paling atas.
King yang melihat itu mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perbincangan mereka tentang pemikiran Queen yang salah, raut wajah Queen terlihat murung dan sesekali menoleh ke arah Fiona. "Apa kalian sedang bertengkar?" tanya King berbisik di sebelah telinga Queen.
Dorongan keras yang di berikan Queen di bahunya membuat King sedikit meringis. "Itu bukan urusan mu Zack, perhatikan saja layar putih di depan!" desis Queen.
King mendekatkan wajahnya pada Queen, dia berdecak cukup keras di samping telinga itu. "Ck,,ck,,ck,, ternyata orang sabar seperti Fiona saja tidak sanggup dengan sikap mu Queen," bisik King yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari dari Queen. Sudah King katakan jika dia tidak tidak bisa berhenti mengejek Queen dalam hidupnya.
"Kau—" desis Queen kesal lalu memalingkan wajahnya ke arah depan. Lebih baik dia mengabaikan manusia satu ini dari pada dia harus marah dan membuat King kesenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
.•♫•isyaNiarti 😘•♫•.
awas queen,,, benci bgt tpi nanti bakal rindu bgt...
2022-10-26
1
Kenzi Kenzi
bang king, bahasa basa basi ke quenn,semakin mbuat quen merasa ingin jauh dri mu
2022-06-02
2
Ika Kusmiati
gemes😊
2022-05-26
0