6. Membuat Gila

King menoleh ke arah Sam, usul yang diberikan Sam terdengar cukup menarik. "Bagaimana?" tanya Sam sambil memainkan kedua alisnya naik turun.

"Tapi apa itu tidak akan membuat Queen merasa curiga?" tanya King ragu. Jika dia yang biasanya bersikap usil pada Queen menjadi sosok pria yang perhatian dan berusaha mengambil hati Queen.

"Tentu saja dia tidak akan curiga King! Saat kau menyatakan perasaan mu nanti katakan saja jika kau sudah menaruh hati padanya sejak lama, namun Queen tidak pernah pernah menyadari itu." Seluruh tubuh King merasa merinding mendengar itu, rasanya ini bukanlah dirinya. Dia bisa saja mendekati wanita mana pun, namun Queen? Oh astaga, ini hal terburuk yang pernah dia coba. "Jangan banyak berpikir King, ini demi popularitas mu, jangan sampai Ace merebut ini semua dengan mudah."

King menghembuskan nafasnya panjang. Dia menerima semua tantangan yang diberikan Ace dengan tegas tanpa berpikir panjang, jika Queen sulit berkerja sama dengannya itu artinya King harus pindah dari kampus ini. "Apa yang harus aku katakan pada kedua orang tuaku jika aku gagal nanti?"

"Hei! itu tidak akan mungkin terjadi King. Kau tampan, siapa wanita yang tidak akan luluh padamu? aku yakin Queen pun ada sedikit perasaan padamu, hanya saja dia cukup gengsi menunjukkan ketertarikannya padamu," ucap Sam yang terus memberikan semangat pada King.

Apa yang diucapkan Sam benar, dia harus mencobanya terlebih dahulu. Sudah banyak wanita yang dia taklukkan dan Queen hanyalah macan kecil yang tidak berbahaya jika didekati. "Baiklah, aku akan mencobanya Sam. Sekarang katakan padaku apa yang harus aku siapkan untuk mulai mendekati Queen? Dia sedikit berbeda dengan wanita pada umumnya," ujar King sambil membalikkan tubuhnya menghadap Sam.

"Um, bagaimana jika dengan perhatian? kau bisa mulai ramah terlebih dahulu padanya, jika sudah mulai terbiasa—"

"Tidak Sam, waktu yang digunakan hanya satu bulan, jika kita melakukan hal sekecil itu akan membutuhkan waktu lama," protes King mengingatkan.

Sam mulai memperhatikan detik jam dinding yang terus bergerak, memikirkan hal instan yang bisa membuat wanita bertekuk lutut. "Sebentar King, kau sendiri tahu jika aku selalu gagal mendapatkan wanita incaran ku, bagaimana bisa kau bertanya tentang hal ini pada ku?" tanya Sam yang mulai sadar dengan skill nya.

"Ya, kau benar, aku salah bertanya tentang hal itu padamu, dan aku pun salah mudah terpancing oleh kata-katamu yang mengharuskan aku menerima tantangan ini!" King berdiri dengan cepat dan mengambil tas yang ada di belakang meja.

"Hei, kau mau kemana King!" pekik Sam. Dia ikut berdiri dan mengejar King keluar dari kelas kosong tersebut.

King berjalan dengan cepat, sesekali dia menoleh kearah belakang di mana Sam masih mengejarnya. King berdecak dan membalikkan tubuhnya. "Berhenti mengikuti ku, aku butuh waktu sendiri untuk menyusun strategi ku sendiri Sam."

Mendengar itu senyum Sam muncul, dia mengangkat kedua tangannya. "Ini baru King yang aku kenal, kalau begitu aku akan pulang dan kapan pun kau membutuhkan aku, hubungi saja aku," ucap Sam ceria.

King hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali meneruskan langkahnya menuju mobil. Ini adalah tantangan yang serius, dia harus memikirkan dengan betul-betul karena ini menyangkut kuliah dan Mommy-nya akan sangat marah jika King tiba-tiba saja meminta pindah Kampus tanpa alasan apa-apa. "Queen, aku harap kau tidak menutup hati mu untuk ku," gumam King pelan. Menyanggupi membawa Queen sebagai pasangan itu artinya harus menjadikan Queen sebagai kekasih terlebih dahulu, dan itu adalah hal tergila! King masuk ke dalam mobil dan menutupnya kembali dengan kasar. "Ah, aku rasa ini tidak akan berhasil," ucap King gusar sambil menaruh keningnya di atas stir. Mengapa kampus ini harus menampung Ace sebagai mahasiswa baru!