"Pagi sayang..!!", seru Zivana membangunkan Marsel yang masih tertidur.
"Masih ngantuk yank", ucap Marsel kembali membenarkan posisi tidurnya.
Zivana kemudian membuka tirai jendela, sehingga sinar matahari masuk ke dalam kamar dan membuat Marsel bangun.
"Huahh, kamu tau aja aku takut matahari", seru Marsel mencoba bangun dari tempat tidurnya.
"Tidur udah kayak orang pingsan aja ya kamu mas", ucap Zivana membereskan tempat tidur.
Seketika Marsel memeluknya dari belakang.
"Biarin..!!, kan ada kamu yang bangunin aku", ucap Marsel mengecup pipi Zivana.
"Aku atau matahari yang bangunin kamu..??", seru Zivana meledek suaminya.
"Awas kamu ya...!!", seru Marsel menggelitik Zivana.
"Udah ah, udah..!!, geli tau, aku ke bawah dulu ya, aku mau siapin sarapan", ucap Zivana keluar dari kamarnya.
"Emmmm, bau acem...!!", seru Marsel mencium badannya sendiri.
Ia pun berniat akan pergi mandi, saat dirinya ingin masuk ke dalam kamar mandi, tiba tiba terdengar suara Sanum menangis.
"Iyaa sayang..!!, ayah ambilin susu dulu ya", ucap Marsel mengambil botol susu yang biasanya telah disiapkan oleh Zivana di laci meja.
Kemudian, langkahnya terhenti.
Marsel heran melihat botol susu Sanum yang kosong di atas laci.
"Tumben Zivana gak siapin susu dulu buat Sanum..??, ucap Marsel heran.
Marsel pun menenangkan Sanum yang sedang menangis.
Setelah ia berhenti menangis, Marsel pun turun dan berniat meminta Zivana menyiapkan susu untuk Sanum.
"Sayang...!!, kamu lupa ya bikinin susu buat Sanum...??", tanya Marsel menyodorkan botol kosong pada Zivana.
"Lupa...??, tapi..??.....", seru Zivana belum sempat menyelesaikan ucapannya yang keburu di sela oleh Marsel.
"Ya udah, buatin ya..!!, dia tidur lagi kok, aku mau mandi dulu, nanti aku susuin dia, taruh aja di kamar", ucap Marsel bergegas kembali ke kamarnya.
"Tapi aku udah buat kok tadi...!!, perasaan Sanum juga belum minum sufor, dia cuma minum asi sejak pagi, apa aku yang lupa ya..??", seru Zivana merasa heran.
Zivana tanpa menaruh curiga lagi langsung membuatkan Sanum susu.
Ia bergegas ke kamar untuk mengecek jika Sanum kembali menangis saat Marsel belum selesai Mandi.
"Sayang..!!, kasiannya..!!, sendirian ya nak, udah bangun pinter banget sih gak nangis, yuk sama bunda yuk, kita jalan jalan", ucap Zivana menggendong Sanum keluar kamar menuju teras depan.
Tiba tiba Marsel mendengar suara tangisan bayi saat dirinya berada di dalam kamar mandi.
"Sanum...!!, apa Zivana belum selesai membuatkannya susu..??", seru Marsel bergegas menyelesaikan mandinya dan segera menghampiri box bayi Sanum.
"Iyaa nak bentar ya..!!", seru Marsel keluar dari kamar mandi dan tiba tiba tangisan yang ia dengar berhenti.
"Kamu nakal banget ya..!!, ayah keluar kamar mandi kamu langsung berhenti nangis..!!, nanti ayah gigit lhoo ya kamu..!!", seru Marsel mendekati Sanum.
Betapa terkejutnya ia bahwa ternyata box bayi Sanum telah kosong.
Ia ketakutan hingga jatuh tersungkur, sembari keluar dari kamarnya dengan terbirit birit.
Hingga dia hampir menabrak Zivana yang tengah berjalan kembali ke arah kamar.
"Masyaallah mas..!!, kenapa sih kamu..??", seru Zivana kaget.
"Yank aku tanya...!!, kamu barusan dari mana bawa Sanum.??", seru Marsel terbata bata.
"Tadi itu Sanum bangun waktu aku taroh susu di kamar, jadi aku bawa dia ke teras depan deh", ucap Zivana makin membuat Marsel ketakutan.
"Lalu..??, Apakah Sanum tadi menangis..??", tanya Marsel menelan ludah.
"Enggak tuh mas, kalaupun Sanum nangis, gak mungkin denger lah sampai kamar, kita kan di teras depan, emang kenapa sih..??", seru Zivana penasaran.
"La, la...., lalu...., siapa tadi yang menangis di kamar..??", ucap Marsel histeris.
"Menangis mas..??", seru Zivana mulai mengaitkan peristiwa yang dialami suaminya dengan kejadian yang sering ia alami setiap tengah malam.
"Bunda...!!, ayah...!!", seru Nur tertawa membuat Marsel dan Zivana Syok.
"Astagfirullah..!!, la illa ha illallah..!!", seru Zivana ketakutan.
Ketika Zivana dan Marsel ketakutan setengah mati, Sanum malah tertawa mendengar suara Nur.
Zivana dan Marsel makin takut dan mendekap Sanum erat erat.
"Ka..., kamu, siapa..??", teriak Marsel memberanikan diri.
Seketika angin berhembus kencang menerpa mereka dan beberapa saat kemudian keadaan kembali tenang.
"Astagfirullah..!!, apa itu tadi mas..??, seru Zivana ketakutan.
"Kenapa dia memanggil kita ayah dan bunda..??", ucap Marsel berusaha berani demi anak dan istrinya.
"Entahlah", seru Marsel memandangi sekeliling rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments