Sikap dan perilaku yang tak sama.

"Bun, aku dapat teman baru lhoo di sekolah", ucap Sanum sambil asyik mengambar di depan ayah bundanya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Wah..!!, hebat dong, masih satu minggu kamu ke sekolah dah dapat teman baru aja", seru Zivana mencium pipi Sanum.

"Anak siapa dulu dong", seru Marsel mengelus kepala Sanum.

"Tapi..., ada juga yang jail bun, dia suka banget buat temen temen nangis", ucap Sanum mendekat ke pangkuan Zivana.

"Oh ya...!!, kalau gitu Sanum harus hati hati ya sama dia, gak usah buat masalah sama dia, okey...!!", ucap Zivana mencoba menasehati Sanum.

"Kalau ayah jadi kamu, udah ayah pukul, dan bikin nangis dia ...", gurau Marsel yang tak ia tahu bahwa bukan hanya Sanum yang mendengarkan, tetapi Nur juga berada di belakang mereka.

Nur tersenyum mendengar perkataan Marsel, yang ia tak tau itu hanya sekedar gurauan saja.

Nur tersenyum setuju dan seketika menghilang.

"Ih ayah..!!, yang bener dong kalau ngajarin Sanum..!!, seru Zivana mencubit lengan Marsel.

"Awhhh sakit..!!, bercanda bercanda, maaf ya...!!", seru Marsel tertawa.

Sanum dan Zivana pun ikut tertawa dengan gurauan dari Marsel.

"Kita kan gak boleh jahat sama sesama ya bun", ucap Zivana memandang ke arah bundanya.

"Tuh yah, Sanum aja ngerti, masak ayah enggak..!!", seru Zivana meledek suaminya.

"Iya deh iya, besok sekalian aja ayah ikut sekolah lagi, biar tambah pinter", seru Marsel membuat Sanum makin terpingkal pingkal.

"Gak mau...!!", seru Sanum tersenyum sambil menjulurkan lidahnya dan berlari masuk ke kamarnya.

"Sanum...!!, minum susunya dulu..!!", seru Sekar keluar dari dapur, dan segera mengikutinya masuk ke dalam kamar.

"Gak berasa ya, anak kita udah besar", ucap Zivana bersandar di pundak suaminya.

"Oh ya, Nur kemana ...??, beberapa hari ini dia gak pernah kedengeran suaranya..??", ucap Marsel.

"Dia jarang muncul sekarang mas, bahkan pada Sekar juga, terkadang 2 hari sekali, 3 hari sekali ia baru terlihat katanya", ucap Zivana.

"Ya..., mungkin dia sudah mulai menyadari bahwa alamnya lebih bagus dan mengerti dia dari pada alam kita", ucap Marsel membaca korannya.

"Tapi mas, sejak Sanum sekolah, tingkah Sanum juga makin aneh gitu", ucap Zivana mengungkapkan isi hatinya.

"Aneh gimana..??", seru Marsel.

"Terkadang Sanum sering lupa apa yang ia telah kerjakan", ucap Zivana.

"Dia masih kecil sayang, pasti dia bener bener lupa, udah gak usah terlalu di fikirin", ucap Marsel menghilangkan kecurigaan Zivana pada sesuatu yang mungkin saja terjadi.

"Mungkin ya mas, tapi kok bersamaan sama tingkah hilang munculnya Nur ya..??, ya udah tidur dulu yuk", ucap Zivana menggandeng tangan Marsel menuju ke kamar mereka.

"Yukk...!!, kita pacaran dulu", seru Marsel sambil menggoda Zivana.

"Apaan sih mas..!!, malu tau..!!", bisik Zivana berjalan mendahului Marsel ke dalam kamar.

____

Zivana terlihat sedang sibuk memasukkan bekal makanan Sanum ke dalam tasnya.

Sementara Sanum sedang di dandani oleh Sekar di kamar.

Sekar menyisir rambut Sanum sembari bersenandung, ia tau bahwa hal itu disukai oleh Sanum, bahkan Nur.

Sanum memandang ke luar jendela.

Ia tersenyum melihat Nur berada di balik jendela.

Nur tersenyum dan melambaikan tangan pada Sanum.

"Mbak..!!, ada Nur ..!!", seru Sanum menunjuk nunjuk kearah jendela.

"Mana..??", seru Sekar tak melihat siapapun.

Dan ternyata Nur menghilang saat Sekar mencoba mencarinya.

"Yahhh dia dah pergi", seru Sanum kesal, karna belakangan ini ia jarang bertemu Nur, bahkan bermain bertiga bersama Sekar dan Nur seperti dulu.

"Udah jangan sedih..!!, nanti pasti Nur datang lagi", ucap Sekar merapikan kembali rambut Sanum.

"Yuk mbak", ucap Sanum menarik tangan Sekar untuk bergegas turun dan berangkat ke sekolah.

"Cantiknya bunda..!!, dah siap nak..??", seru Zivana memberikan tas Sanum kepada Sekar.

"Siap dong bun..!!", seru Sanum bersemangat.

"Mbak, tolong ambilin botol minumnya dong, saya kelupaan", ucap Zivana menggandeng tangan Sanum menuju mobil.

"Baik nyonya", ucap Sekar berjalan kearah dapur.

Melihat ada kesempatan.

Nur mendekati Sanum dan secepat kilat masuk ke dalam raga Sanum.

Langkah Sanum terhenti.

Tubuhnya tersentak hebat.

"Masyaallah...!!, kenapa sayang...??, dada kamu sakit lagi, penyakitmu kambuh lagi..??, bunda ambilin obatnya ya..!!", seru Zivana khawatir.

"Gpp bunda, Sanum cuma kaget aja kok, yuk kita berangkat", ucap raga Sanum yang telah dikuasai roh Nur.

"Beneran...??", tanya Zivana masih takut penyakit anaknya kambuh lagi.

Sanum hanya mengangguk dan tersenyum pada Zivana.

"Buk...!!, kenapa..??", seru Sekar mendekati Zivana yang masih terlihat gelisah.

"Gpp kok, yuk jalan", ucap Zivana mencoba menghilangkan rasa khawatirnya dan bergegas melajukan mobilnya menuju sekolah.

"Aku cantik...., bak bidadari..., senyum menawan...., itulah aku..!!", senandung nyanyian Nur di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah.

"Sayang..!!, itu kan lagu kesukaan Nur..??", ucap Sekar heran.

"Pingin aja nyanyiinnya mbak, soalnya Nur belakangan ini sibuk jadi gak pernah bisa main sama kita", ucap Sanum yang sebenarnya ialah Nur sambil terus bernyanyi di sepanjang jalan.

Beberapa menit kemudian.

"Alhamdulillah sampai..!", seru Zivana turun dari mobil dan menggandeng tangan Sanum.

"Bunda antar ke kelas ya..??", seru Zivana merapikan seragam dan memberikan tas sekolah pada Sanum.

"Gak usah bun, aku bisa sendiri", ucap Sanum berjalan masuk ke halaman sekolah.

"Tumben..!!, biasanya kamu minta anter dulu ke kelas..??", seru Zivana heran.

"Gpp kok bun", seru Sanum bergegas menuju kelas.

"Eh...!!, kamu gak salaman dulu...!!", seru Zivana tapi seakan tak di dengar oleh Sanum.

Sekar hanya terdiam melihat perubahan sikap pada diri Sanum.

Ia seolah adalah orang lain di mata Sekar.

Tapi ia juga tak berani berterus terang pada Zivana, ia takut itu hanya akan menambah beban pikirannya.

"Emang dasar anak jaman sekarang ya Sekar", ucap Zivana mengajak Sekar masuk ke dalam mobil.

Sementara tatapan Sekar masih menatap ke arah Sanum yang berjalan memasuki kelas.

Apa mungkin itu hanya perasaanku saja, atau memang sikapnya tak sama...??, gumam Sekar dalam hati.

Terpopuler

Comments

Momo R

Momo R

knpa nur gk jjur aj dri awal, psti bunda sama ayah nya mklum

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Kapan Penantian panjang ini berakhir..??
2 Bakti yang tak dihargai
3 Pulang lebih awal
4 Penggantiku....
5 Kabar bahagia
6 Sikap mami mertua selama kehamilanku
7 Insiden itu terjadi
8 Nur
9 Sikap mertua yang kembali seperti semula
10 Tangisan tengah malam
11 Banyak kejanggalan terjadi
12 Lebih baik jika dirahasiakan
13 Nur terus berulah
14 Sudah menjadi hal yang wajar
15 Baby sister
16 Zivana menyesali sikapnya...
17 Jangan buat Nur marah.
18 Kemampuan baru Nur
19 Konsekuensi.
20 Sikap dan perilaku yang tak sama.
21 Insiden sekolah
22 Kasihanilah Sanum...!
23 Mencari sekolah baru untuk Sanum
24 Sebuah permohonan.
25 Pembatasan gerakan Nur.
26 Yuk main..!!
27 Sang paranormal.
28 Rasa takut.
29 Kenapa kau mengusikku..??
30 Peringatan Fitri
31 Perseteruan antara Fitri dan mami Morra
32 Teman baru
33 Rahasia sebuah kalung.
34 Terkurungnya Rain kembali.
35 Berbagi Raga
36 Geng bocil
37 Kembali ke masa lalu.
38 Garis tangan
39 Permintaan Nur
40 Penolakan dari sang nenek...
41 Tawaran mami Morra.
42 Sanum atau Nur...!!
43 Kemarahan Fitri
44 Keluarga sesungguhnya.
45 Aku pamit...!!
46 5 tahun berlalu
47 Tahap pencarian.
48 Alasan di balik alasan.
49 Hanya kalian...
50 Tolong jagalah ragaku....!!
51 Kebaikan Allah.
52 Jangan ungkap apapun...!!
53 Dunia baru Sanum...
54 Es kacang hijau....
55 Raga yang semakin melemah
56 Hidup tapi sekarat...
57 Kembalinya ingatan Nur.
58 Siasat baru mami Morra.
59 Kamu percaya padaku kan...??
60 Pulihnya raga Sanum.
61 Kembalikan milikku...!!
62 Masakan bu Rukmi.
63 Nikmat sekali....!!!
64 Gara gara mumi.
65 Kembali ke wujud asli.
66 Cerita terakhir Rain
67 Semakin gila
68 Kotak Musik
69 Sebuah mimpi
70 Siapa...??
71 Urusanmu bukan dengan mereka..!!
72 Terbukanya kembali portal waktu.
73 Dosa Baru
74 Ide gila
75 Takdir memiliki alurnya sendiri.
76 Ketika batin sudah terkoyak.
77 Hidup macam apa ini Tuhan...!!
78 Tahap pencarian
79 Terbukanya jalan pulang.
80 Terbebasnya lagi 1 jiwa.
81 Mencari tubuh baru.
82 Mencari tubuh baru -2-
83 Dasar sebuah hubungan.
84 Saat fikiran negatif itu muncul..
85 Sikap yang berubah.
86 Sisi Gelap 1.
87 Sisi gelap 2.
88 Musuh yang tak bisa di lawan
89 Tak lengkap tanpa mu
90 Hancurnya kalung mami Morra.
91 Sebuah balasan.
92 Pengorbanan Sanum.
93 Rumah ternyaman.
94 Kembalikan keceriaan putri kecilku...
95 Gadis misterius.
96 Cerita hidup Naya....
97 Masih sebuah misteri.
98 Riwayat medis Naya.
99 Antara nyata dan tidak.
100 Tanggal yang sama.
101 Raga pengganti...1
102 Raga pengganti...2.
103 Pertemuan Naya dengan Zivana.
104 Usaha melarikan diri.
105 Hilang tanpa jejak.
106 Upaya Naya untuk tenang.
107 Pilihan Nur.
108 Saudara selama nya...(Tamat).
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kapan Penantian panjang ini berakhir..??
2
Bakti yang tak dihargai
3
Pulang lebih awal
4
Penggantiku....
5
Kabar bahagia
6
Sikap mami mertua selama kehamilanku
7
Insiden itu terjadi
8
Nur
9
Sikap mertua yang kembali seperti semula
10
Tangisan tengah malam
11
Banyak kejanggalan terjadi
12
Lebih baik jika dirahasiakan
13
Nur terus berulah
14
Sudah menjadi hal yang wajar
15
Baby sister
16
Zivana menyesali sikapnya...
17
Jangan buat Nur marah.
18
Kemampuan baru Nur
19
Konsekuensi.
20
Sikap dan perilaku yang tak sama.
21
Insiden sekolah
22
Kasihanilah Sanum...!
23
Mencari sekolah baru untuk Sanum
24
Sebuah permohonan.
25
Pembatasan gerakan Nur.
26
Yuk main..!!
27
Sang paranormal.
28
Rasa takut.
29
Kenapa kau mengusikku..??
30
Peringatan Fitri
31
Perseteruan antara Fitri dan mami Morra
32
Teman baru
33
Rahasia sebuah kalung.
34
Terkurungnya Rain kembali.
35
Berbagi Raga
36
Geng bocil
37
Kembali ke masa lalu.
38
Garis tangan
39
Permintaan Nur
40
Penolakan dari sang nenek...
41
Tawaran mami Morra.
42
Sanum atau Nur...!!
43
Kemarahan Fitri
44
Keluarga sesungguhnya.
45
Aku pamit...!!
46
5 tahun berlalu
47
Tahap pencarian.
48
Alasan di balik alasan.
49
Hanya kalian...
50
Tolong jagalah ragaku....!!
51
Kebaikan Allah.
52
Jangan ungkap apapun...!!
53
Dunia baru Sanum...
54
Es kacang hijau....
55
Raga yang semakin melemah
56
Hidup tapi sekarat...
57
Kembalinya ingatan Nur.
58
Siasat baru mami Morra.
59
Kamu percaya padaku kan...??
60
Pulihnya raga Sanum.
61
Kembalikan milikku...!!
62
Masakan bu Rukmi.
63
Nikmat sekali....!!!
64
Gara gara mumi.
65
Kembali ke wujud asli.
66
Cerita terakhir Rain
67
Semakin gila
68
Kotak Musik
69
Sebuah mimpi
70
Siapa...??
71
Urusanmu bukan dengan mereka..!!
72
Terbukanya kembali portal waktu.
73
Dosa Baru
74
Ide gila
75
Takdir memiliki alurnya sendiri.
76
Ketika batin sudah terkoyak.
77
Hidup macam apa ini Tuhan...!!
78
Tahap pencarian
79
Terbukanya jalan pulang.
80
Terbebasnya lagi 1 jiwa.
81
Mencari tubuh baru.
82
Mencari tubuh baru -2-
83
Dasar sebuah hubungan.
84
Saat fikiran negatif itu muncul..
85
Sikap yang berubah.
86
Sisi Gelap 1.
87
Sisi gelap 2.
88
Musuh yang tak bisa di lawan
89
Tak lengkap tanpa mu
90
Hancurnya kalung mami Morra.
91
Sebuah balasan.
92
Pengorbanan Sanum.
93
Rumah ternyaman.
94
Kembalikan keceriaan putri kecilku...
95
Gadis misterius.
96
Cerita hidup Naya....
97
Masih sebuah misteri.
98
Riwayat medis Naya.
99
Antara nyata dan tidak.
100
Tanggal yang sama.
101
Raga pengganti...1
102
Raga pengganti...2.
103
Pertemuan Naya dengan Zivana.
104
Usaha melarikan diri.
105
Hilang tanpa jejak.
106
Upaya Naya untuk tenang.
107
Pilihan Nur.
108
Saudara selama nya...(Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!