hy... aku tulis episode 1 lagi ya... biar ada urutannya... 😀
******
Pagi menjelang, terlihat seorang wanita setengah baya berjalan beriringan dengan wanita yang mengandung di pinggiran kota.
Arsyana, seorang wanita yang hamil diluar nikah. Wanita yang diusir keluarganya karena perilakunya yang mencoreng nama baik keluarga.
Kala itu Bu Sinta laksana dewi penolong baginya, ia sudah tinggal bersama bu Sinta sekitar tiga bulan. Arsy membantu bu Sinta setiap hari di catering yang menjadi mata pencaharian bu Sinta selama ini.
Mereka berjalan perlahan dengan membawa beberapa kantong belanjaan untuk menu hari ini, Bu Sinta yang selalu ramah dengan warga sekitar sekarang lebih menjadi pusat sorotan karena Arsy. Tapi bu Sinta tak peduli ia hanya merasa harus menolong gadis baik yang ia kenal dulu waktu bekerja sebagai pelayan kantin sekolah.
Setiba dirumah, mereka disambut oleh pak rt dan beberapa warga sesepuh kampung setempat. Mereka tersenyum ramah dan dipersilahkan untuk masuk ke dalam rumah bu Sinta.
Mereka duduk saling berhadapan dan terlihat sangat ragu untuk memulai pembicaraan. Bu Sinta adalah salah satu keluarga yang cukup baik dan ramah dikampung, keluarga beliau pun tak pernah melakukan hal yang mempermalukan keluarga ataupun lingkungan sekitar.
"Ada apa ini pak... Pagi-pagi sudah kesini." kata bu Sinta memulai pembicaraan ketika Arsy membuatkan minuman untuk bapak-bapak di depan.
"Begini bu... Maaf sebelumnya, Kami kesini bermaksud agar nak Arsy tidak tinggal disini lagi."
"Loh... Kenapa pak?"
"Bu... Selama mb Arsy disini, kami tidak pernah melihat suaminya? Apa benar yang dikatakan ibu-ibu kalau mb Arsy hamil diluar nikah?" kata salah satu sesepuh kampung yang ikut hadir pagi itu.
"Itu bisa mempengaruhi anak gadis dikampung ini bu..." tambah pak RT
Arsy mendengar percakapan itu dari dalam, hatinya serasa hancur berkeping-keping. Dadanya seketika merasa sesak, dan terngiang jelas dipikirannya kata terakhir yang diucap ayahnya.
"aku gak ingin ada yang membela wanita kotor seperti dia."
Ya.... Aku wanita kotor yang tak pantas untuk dibela, bahkan oleh ayahku sendiri. Semua warga disini pun tak ada yang membelaku mereka semua membenciku, menuduhku dan mengusirku.
Mata wanita yang perutnya mulai kelihatan buncit itu memanas serasa air mata akan turun dengan derasnya. "Apa aku benar-benar salah mempertahankan anak yang tak berdosa ini? Ya Tuhan ampunilah semua dosaku dan lindungilah bayi yang ada di kandunganku." gumam Arsy dalam hati.
Arsy pun memghapus air matanya dan melangkahkan kakinya seraya membawa beberapa cangkir kopi untuk para sesepuh kampung yang ada di ruang tamu.
Ia mendengar percakapan yang memojokkan dirinya dan mendesak bu Sinta untuk segera mengusir Arsy dari rumahnya.
Arsy tak bisa berdiam diri, ia tak mungkin hanya melihat kejadian itu tanpa berbuat apa-apa. Ia tak ingin menjadi perusak nama baik bu Sinta. "Sudah bu... saya minta maaf jika selama ini saya mengganggu dan merusak lingkungan disini, saya akan pergi."
"Arsy jangan gegabah... Kamu mau tinggal dimana nak?" tanya bu Sinta seraya memegang tangan Arsy. "Pak, beri waktu kami untuk berfikir." pinta bu Sinta pada sesepuh kampung itu.
"Selamat pagi..." salam dari seorang lelaki berjas dan langsung masuk serta duduk di kursi yang tersisa. "Nyonya Arsy?" Sapa laki-laki itu dan mendekati Arsy. "Nyonya baik-baik saja kan? saya diminta tuan Dae untuk menjemput nyonya."
Mulut bapak-bapak yang awalnya saling bersahutan memojokkan Arsy, sekarang terdiam dan menatap laki-laki yang datang.
"Mari nyonya, sudah ditunggu. " kata laki-laki yang masuk tadi seraya sedikit membungkuk.
Melihat itu Arsy masih terdiam, siapa laki-laki ini? Apa yang dia lakukan? Pikir Arsy
Kenapa dia memanggilku nyonya? Dan siapa tuan Dae.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
yasintasifaa
mulai bacaa😍
2020-11-06
3
Intan Ayu Pratiwi
masih nyimak
2020-10-02
0
Rini Mustika
ceita nya menarik ...semangat tuk ' kak ' Author nya....😄😄
2020-09-27
0