"kedua orang tua kita? apa kau yakin?" tanya Dae Jung ragu, karena yang ia tahu Arsy diusir dari rumahnya dan ayahnya sudah tak menganggapnya lagi.
"apakah bapak ragu?"
"ya... karena aku tahu klo ayahmu telah mengusirmu." jawab Dae Jung pelan takut menyinggung perasaan wanita yang menatapnya penuh tanda tanya.
"bagaimanapun beliau ayah saya." jawab Arsy tanpa ragu.
Setelah itu, mereka meminta izin pada bu Sinta untuk segera pergi meminta restu dari kedua orangtua mereka. Mendengar itu bu Sinta dan Rafi mengucap syukur hampir bersamaan, betapa bahagianya bu Sinta karena wanita seperti Arsyana tak layak untuk direndahkan.
Rafi pun langsung menerima perintah dari tuannya untuk menyiapkan pernikahan Yoon Dae Jung dan Arsyana besok, secara sederhana dirumahnya yang hanya dihadiri keluarga kedua mempelai.
*****
Yoon Dae Jung dan Arsyana menaiki mobil berwarna hitam yang memiliki interior sungguh elegan dan nyaman. Selama perjalanan mereka berdua hanya terdiam, bergelut dengan pikiran masing-masing.
Akhirnya rumah putih yang tak begitu besar sudah tampak dihadapannya, Arsy terdiam hanya menatap dan matanya mulai memanas. Tanpa izin pun air matanya langsung meluncur melewati pipi putih nan mulus miliknya.
Ia teringat peristiwa pagi itu, pagi dimana ia harus meninggalkan keluarganya demi anak dalam kandungannya. Ayah yang sangat dicintainya mengusir tanpa melihat dirinya pergi. Siapa yang mau mengalami hal semacam ini, yang merusak kehidupan sendiri.
"kau tak apa?" tanya Dae Jung membuka pembicaraan diantara mereka. Ia sungguh khawatir melihat wanita yang disampingnya menangis. Ingin rasanya tangan Dae Jung menghapus air mata itu, tapi diurungkannya. Kemudian ia mengambil tisu dan memberikan pada Arsy.
Wanita itu menatap Dae Jung seraya mengambil tisu dari tangan Dae Jung. Ia berusaha mengusap air matanya perlahan, mengambil nafas panjang, hanya untuk sekedar menenangkan dirinya.
"kau yakin?" tanya Dae Jung lagi dan mendapat anggukan perlahan dari Arsy. Melihat hal itu, Dae Jung keluar dari mobil, berlari ke arah pintu sebelahnya dan membukakan pintu itu.
Arsyana keluar perlahan dengan memegang perutnya yang terasa agak kram. Ia berdiri terdiam, mengelus lembut perutnya.
"tenang ya sayang, mama akan menemui kakekmu, maafkan mama" kata Arsy yang mendapat tatapan aneh dari Dae Jung. Arsy melihat laki-laki didepannya, ia paham dengan tatapan laki-laki tampan itu. "Dia mengerti pak." kata Arsy menerangkan bahwa janin yang ada dikandungannya mengerti dengan apa yang ia katakan.
Di dalam rumah Arsy,
Di meja makan yang tak begitu besar tapi memuat enam orang itu, duduklah seorang laki-laki setengah baya yang menyeruput kopi pagi didampingi sang istri yang sedang asyik menikmati brownis kesukaannya.
Tiba-tiba terdengar suara mobil masuk halaman mereka, ibu Arsy dengan penasaran melihat ke jendela ke arah mobil keluaran terbaru hitam elegan yang terparkir.
"siapa ma?" tanya Pak Deni yang masih menikmati minumannya itu
"gak tahu pa... orangnya gak keluar dari mobil." sahut mama Arsyana. Tapi ada satu hal yang mengganjal dari diri beliau, seakan ingin membukakan pintu dan menemui siapa yang datang. Entahlah, kali ini hatinya merasa bahagia sekali melihat mobil itu.
Akhirnya, mama Arsyana memberanikan diri membuka pintu dan melihat seorang laki-laki tinggi besar yang begitu tampan serta berwibawa keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu sisi mobil yang lain.
"Arsy...." teriak nyonya Prakoso seraya berlari kecil saat melihat seorang wanita uang keluar dari mobil dan tak asing bagi beliau. Ia begitu yakin kalau wanita itu adalah Arsyana. Ia segera membuka pintu, dan menghampiri putri bungsunya.
"mama..." batin Arsy terkejut melihat mamanya menghampiri.
Mama maupun Arsy sama-sama rindu, mereka berpelukan sangat erat sekali hingga lupa jika diantara mereka ada seorang laki-laki yang memandang intens.
Mama melepaskan pelukannya dan mengelus perut Arsy yang terasa agak membuncit. Mama tersenyum bahagia serta mencium dahi Arsy dengan takzim.
"ehm... ehm..." coba Dae Jung mengingatkan atas keberadaannya dan mengundang dua wanita cantik menoleh bebarengan padanya.
"ma... ni pak Dae Jung, calon suami Arsy." kata Arsyana mencoba memperkenalkan pada mamanya sosok lelaki yang dibawanya kemari. "pak... ni mama saya."
"Dae Jung." kata Dae Jung memperkenalkan diri seraya menjabat tangan calon mertua.
"Nia," jawab mama Arsy. "ayo masuk dulu nak..." ajak mama Arsy yang langsung disambut penolakan suaminya.
"jangan coba-coba masuk rumahku." Suara tegas dari ayah Arsy terdengar jelas. "aku sudah bilang, jangan pernah menginjak rumah ini lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Shellia Vya
Dilihat dulu pak siapa calon menantu bapak
2022-01-14
0
Violet
bapa sm anak sama ajj, keras kepala ga mikir ke depan y gmn
2021-07-10
0
Syafa
blom tau aj si papa calon mantunya itu siapa...
2021-06-19
0