Gadis yang sekarang berada di dekapan laki-laki yang tak ia kenal itu berusaha untuk lepas, tapi tak bisa. Pelukan itu terlalu kuat untuk dilepaskan dan juga badan Arsy yang semakin lama semakin lemas.
Arsy pun menyerah dengan keadaannya sekarang, ia tak bisa memberontak sedikitpun. Laki-laki itu membopong Arsy dan meletakkannya di tempat tidur, laki-laki yang dikuasai nafsu birahinya itu langsung melancarkan aksinya.
Ia menciumi Arsy bertubi-tubi tanpa henti, ******* bibir merah dan menjelajahinya hingga nafas Arsy tersengal. Tangan kekarnya bermain di gundukan indah yang masih terbalut oleh baju yang Arsy kenakan. Ia pun membuka semua baju yang ia kenakan begitu pula milik gadis itu hingga tak ada sehelai benang pun menutupinya.
Bibir laki-laki tinggi itu masih menghisap bibir merah bagaikan strawberry milik Arsy, dan tangannya pun terus menjelajahi seluruh tubuh putih gadis yang juga tak ia kenal.
Arsy merasakan badannya begitu lemas dan terasa sakit semua, bagaimana tidak laki-laki itu meluapkan birahinya dengan kasar. Beberapa kali Arsy menggigit pundak lelaki itu karena menahan rasa sakit.
Gigitan Arsy bukannya membuat lelaki itu berhenti, malah membuat lelaki yang berada diatasnya merasa sangat tergoda dan ia melancarkan aksinya tanpa henti hingga Arsy berteriak ketika kesuciannya diambil.
Desahan serta erangan menghiasi kamar itu saat puncak kenikmatan tercapai. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali hingga Arsy dan laki-laki itu tidur terlelap.
Matahari pagi bersinar dengan indahnya, membangunkan Arsy yang masih terlelap tanpa busana berada di kamar 209. Ia membuka mata, memegang kepala yang masih terasa berat.
"Ya ampun... " kaget Arsy ketika melihat sekujur tubuhnya penuh dengan kecupan dan darah berada di sprei putih tempat tidur itu.
"Apa yang aku lakukan?" sesal Arsy.
"Oh... Istirahat dulu aja, Tyo punya kamar khusus kok disini. aku antar ya.."
Tiba-tiba ia teringat ucapan Aldo kemarin, dan begitu marahnya dia ketika ia mengingat kalo ia merasa pusing setelah minuman yang Tyo berikan.
"brengsek kamu Tyo..." teriak Arsy dengan mata memerah dan air mata bercucuran dengan derasnya.
Gadis yang sudah direnggut kesuciannya itu, langsung bersih diri dan pergi dari kamar biadab yang telah disiapkan oleh Tyo. Meskipun laki-laki itu adalah pacarnya tapi Arsy sangat menjunjung kesucian yang dimilikkinya hanya akan ia berikan pada suaminya kelak.
Setiba di rumah, Arsy berjalan seperti biasa meskipun terasa sakit yang luar biasa. Ia berlagak tak terjadi apa-apa hingga Arian sang kakak yang dokter itu menyadari apa yang terjadi pada adik satu-satunya.
"Ar... kakak kan udah bilang jangan pulang larut malam? kenapa malah pulang subuh?"
Mereka memang tinggal berdua, karena kedua orang tuanya mengunjungi nenek yang sakit.
"maaf kak.. pestanya baru selesai?"
"apa? Arsy...." panggil kakaknya tapi gadis itu tak menghiraukan, ia ingin segera tidur untuk memulihkan tenaganya. Badannya sakit gak karuan hingga berjalan pun terasa sangat sakit.
"Arsyana..." seraya memegang tangan Arsy yang gemetar.
"maaf kak... aku capek ingin istirahat, nanti aku ceritakan." jawabnya lemas.
"tapi kamu gak papa khan?"
"aku baik-baik saja kak, cuman capek."
Arian pun membiarkan adiknya berjalan menuju kamar, meskipun ia merasa ada yang mengganjal pada diri adik perempuan satu satunya yang ia miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Shellia Vya
lanjut
2022-01-13
0
Atieks Syaiful Bahri
👍👍👍👍👍
2021-07-31
0
Aqila Azka
visualnya thor..
2020-08-31
3