Sang surya sudah berada hampir ditengah kepala, tapi Arsy masih menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Badannya masih terasa sakit dan demam sekarang menghampirinya.
Arian yang mulai pagi tidak tenang berada di rumah sakit karena pikirannya terganggu oleh Arsy yang tidak keluar dari kamarnya tadi pagi.
Setiap pagi Arsy memang sudah bangun, justru Arian yang selalu terlambat hingga ia harus memasang alarm tepat disebelah telinganya.
Arian yang memang berprofesi sebagai dokter obgyn itu memilih untuk segera pulang setelah memeriksa semua pasiennya. Ia segera berpamitan pada suster jaga dan meminta dokter Roby untuk menggantikan posisinya jika ada yang darurat terjadi.
Arian dan Arsy memang sangat dekat, hingga tidak ada yang disembunyikan diantara mereka. Arsy sangat menyayangi kakaknya begitu pula dengan Arian.
Arian mengendarai mobilnya agak cepat, perasaannya sekarang sungguh tidak nyaman. Ia merasa ada yang mengganjal terhadap perilaku sang adik.
Setibanya di rumah, ia masih belum melihat tanda-tanda Arsy keluar dari kamarnya. Roti dan susu yang ia sediakan untuk Arsy masih tetap berada diatas meja makan. Kemudian Ia segera melangkah ke kamar adiknya dan membuka pintu pelan-pelan.
"Dek...." panggilnya perlahan seraya memegang handle pintu dan masuk ke dalam. "ini dah siang, apa kamu tidak lapar?" kata Arian mendekati adiknya yang berselimut menutupi seluruh tubuh. "dek..." panggilnya lagi yang sekarang sedikit menggoyangkan tubuh Arsy.
Ia memegang tubuh adiknya yang menggigil dan terasa panas. "ya Allah.. Arsy." teriak Arian seraya membuka selimut yang menutupi adiknya itu. Ia menyentuh dahi Arsy dan segera berlari mengambil peralatan medisnya untuk memeriksa sang adik.
Arsy hanya patuh dengan apa yang kakaknya lakukan, ia hanya merasa dingin dan badannya sakit semua.
apa yang sebenarnya terjadi Ar... apa yang kau sembunyikan dari kakakmu ini. pikir Arian setelah memeriksa Arsy
****
Nita teman sekampusnya yang dua hari ini tidak melihat kedatangan Arsy, langsung berjalan menuju kakak tingkatnya yang tengah asik ngobrol di tempat tongkrongan biasa anak-anak sosialita.
"Kak... Arsy kemana ya? Kok dua hari ini gak masuk?" tanya Nita pada Tyo,
Menyadari kedatangan Nita, Tyo yang di ikuti Aldo mengajak Nita menjauhi tempat itu. "malam itu kau bawa kemana Arsy?" tanya Tyo tanpa menjawab pertanyaan Nita. Yang mengetahui pagi itu Arsy tak ada di kamar 109
"Ke kamar 209, sesuai kata kak Aldo."
"209?" ulang Aldo dengan berteriak. "109 Nita..."
"Loh... Kak Aldo bilang 209 kok, Arsy juga bilang begitu."
"****** deh." celetus Aldo yang membuat Nita bingung.
Tiba-tiba Arian, kakak Arsy datang menemui Tyo. Dan kak Arian meminta bicara empat mata dengan Tyo, yang tak lain adalah kekasih adiknya.
"Apa yang terjadi kemarin malam?" tanya Arian dengan mata tajam ke Tyo.
"apa maksud kakak?"
"Kau yang membawa adikku pergi kan? Dan kenapa kau membiarkan dia pulang pagi?" kata Arian menahan emosi, jangan sampai ia membuat keributan di kampus.
Tyo menceritakan hal yang sebenarnya terjadi, dimana ia meninggalkan Arsy di tengah pesta untuk menemui Anjani, setelah ia kembali Arsy pun tidak ada. (ya iyalah gak ada la Tyo kembalinya udah pagi dikamar 109).
"Terakhir dia bersama Nita kak." lempar Tyo pada Nita, ia benar-benar takut pada kak Arian meskipun seorang dokter, tapi ia begitu tegas dan pandangan tajam kak Arian seakan ingin memakan lawan bicaranya.
Pandangan Arian pun tertuju pada Nita, dan kemudian Nita menceritakan semuanya. Bahkan saat Arsy salah masuk kamar.
"Minuman apa yang kau berikan Tyo?" kata Arian dengan menekan suaranya menahan amarah. "Apa Tyo?"
"Wine..."
Seketika itu tangan Arian meninju Tyo sekuat tenaga hingga laki-laki putra orang berpengaruh di dunia kedokteran itu tersungkur. "Brengsek.."
"Aku terima pukulanmu ini kak... Karena memang aku yang salah. tapi tidak untuk yang kedua." kata Tyo dengan menggenggam tangan Arian yang hendak memukul kedua kalinya. "Ingat aku bisa membuat kau dan ayahmu dipecat dari rumah sakit. Bahkan tidak akan ada rumah sakit yang menerima kalian."
Mendengar itu, Arian pun pergi dengan amarahnya. "Maafkan kakak Ar... Kakak tidak bisa berbuat apa-apa untukmu." sesal Arian tak berdaya.
Ia memang hanya dokter obgyn biasa sedangkan ayah Tyo adalah direktur rumah sakit dimana ia dan ayahnya bekerja selama ini.
"kakak macam apa aku ini Ar... " perih hati Arian meninggalkan lelaki yang telah menghancurkan hidup adiknya.
*******
special maaf ku untuk manga toon karena episode 1 dan 2 tiba-tiba hilang, ternyata eh ternyata.... ada seseorang yang menghapus.... maaf ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Itin
siapakah itu??
2023-07-21
0
Lili Adelia
nih yg buat cerita bikin bingung aja,kta yg bca udah 6 episode kembali ke belakang lg aduuh
2022-03-01
0
Lili Adelia
knp gk dri awal di ceritain kejadian pesta,di tengah perjalann bru masuk di tengah cerita...lucu yah
2022-03-01
0