Rumah baru ku dan Radit tidak terlalu besar. Sebetul nya cukup besar buat ku. Ada 3 kamar di rumah ini. 1 kamar di bawah dan 2 kamar diatas. Rumah ini minimalis dengan cat putih bersih. Seperti biasa semua ide nenek. Dan sudah bisa dipastikan ide nenek pasti brilliant.
Dapur dan ruang tv ada di bawah. Tempat favorit kami adalah taman kecil di belakang rumah. Ada beberapa tanaman hias yang aku taruh disana untuk menghiasi taman kecil itu.
Aku sangat menyukai rumah ini. Terasa benar benar tenang dan nyaman tinggal disini. Tak lupa juga Amor ku bawa. Aku tau dia pasti akan sangat kesepian karena mama dan papa nya pindah.
Aku dan Radit sudah merencanakan banyak hal. Termasuk soal anak. Kami berencana untuk tidak menunda memiliki momongan.
Saat aku sedang memasak makan siang untuk Radit, Ku dengar suara bel. Aku segera mematikan kompor dan menuju ke pintu depan.
Ku buka pintu. Jujur aku sangat kaget. Kulihat Maya berdiri di depan pintu rumah ku dengan perut membesar. Di pandangi nya aku dari atas sampai bawah. Dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Tatapan nya penuh dengan kebencian.
Kutanyai dia
"Maaf mba, ada apa ya? "
Dia mendorong ku dan langsung masuk ke ruang tamu. Dia berjalan mengelilingi ruang tamu sambil melihat lihat foto foto ku dan Radit.
"Harus nya gw yang ada disini. Buukan Lo.!!! Lo itu cuma benalu tau ngga! "
Teriak Maya sambil menunjuk nunjuk aku. Mendengar keributan Radit turun ke lantai 1.
"Ada apa ini? "
"Radit sayang, ini anak kita. Kamu lihat kan? Sebentarlagi bayi kita lahir. "
Rengek Maya manja pada Radit. Jujur saja aku sangat muak melihat kelakuan Maya. Tidak sepantas nya dia melakukan hal itu pada suami ku.
Radit segera menarik paksa lengan Maya.
Dan menyuruh nya keluar dari rumah kami.
"Aduu uuu hhh .. sa. ... sa... kittt dit. "
"Kamu jangan seenak nya ya mengganggu istri ku. Kamu pikir kamu siapa? "
"Kamu lebih memilih dia di banding aku dit? Kamu inget dong kamu pernah bilang apa saat kamu mabuk dulu, dan kamu meniduri aku dengan garang nya sampai aku hamil seperti ini. Kamu jangan pura pura lupa dit. "
"Kamu ngomong apa sih? kamu udah gila May. Lebih baik kamu pergi!!! "
"Halahh, kamu takut kan. Orang mabuk itu jujur dari hati. Aku punya rekaman pembicaraan kita saat itu. Aku mau buka semua disini. Biar perempuan ini sadar kalau kamu ngga pernah cinta sama dia. Kamu cuma kasihan sama dia. Dan kamu cuma cinta sama aku. "
Radit terlihat sangat geram dia berusaha mengusir Maya. Aku bertanya dalan hati ku. Apa benar yang Maya katakan? Apa benar sebenar nya Radit hanya kasihan pada ku? Tiba tiba keraguan muncul di hati ku.
Kuhalangi Radit untuk mengusir Maya. Ya aku harus tau kebenarannya.
"STOP!!! Biarkan aku tau kebenarannya dit. " Kata ku pada Radit.
"Ta ta pi Ran. Dia itu ngaco. Dia cuma mau menghancurkan rumah tangga kita. Jangan pernah percaya pada nya Ran. Plis. "
"Kalau kamu ngga salah, kenapa kamu harus takut? " Ancam ku
Radit sedikit melunak dia tertunduk lesu dia duduk di sebelah ku. Ku persilah kan Maya duduk dan memperlihatkan rekaman yang dia bilang tadi.
"Oke mbak Maya silahkan. Saya siap dengar semua. "
Maya mengambil hape nya dan mulai mencari rekaman itu. Tak lama ku dengar percakapan mereka.
....
Kudengar suara Radit.
Radit : Maya aku sayang banget sama kamu. Cuma kamu May yang ada di pikiran ku.
Maya : Iya sayang aku tau itu. Kenapa kamu ngga tinggalin cewek kampung itu?
Radit : Aku ngga bisa May. Aku sudah janji sama nenek untuk selalu jaga Ran. Aku cuma kasihan sama dia.
Maya : Terus kamu akan tetep nikah sama dia?
Radit : Ya mau ngga mau. Keluarga ku sudah sayang banget sama dia. Kamu tau sendiri mereka ngga suka sama kamu. Keluarga ku itu sosial nya tinggi banget jadi mereka mati mati an bela Ran tanpa mikirin perasaan aku. Mereka paksa aku menikahi orang yang sebetulnya sama sekali ngga aku cintai.
Maya : Terus apa kamu ngga pikirin perasaan ku dit?
Radit : Tentu aku pikirin kamu. Setelah kasus perkosaan itu jujur aku syok dan jujur aku jijik banget. Tapi bagaimana pun aku terpaksa harus menerima dia. Kamu tau kebenaran nya. Kamu tau semua sudah diatur nenek. Dan kamu juga tau nenek yang membuat skenario ini.
Maya : Terus aku gimana?
Radit : Kamu tenang aja aku pasti akan cerai in Ran secepat mungkin. Aku akan cari cara.
Seketika perasaan ku hancur lebur. Ternyata orang yang selama ini aku pikir mencintai ku, adalah pembohong. Tak ku sangka Radit setega ini pada ku. Ku taruh semua. harapan dan impian ku pada nya. Tapi semua sia sia.
"STOP!!! " pintaku pada mereka. "Semua sudah jelas. Sangat jelas" Teriak ku.
Radit berusaha menenangkan aku.
"Ran ngga gitu. Aku bisa jelasin semua. "
"Jelasin apa lagi dit? Semua udah jelas. Sangat jelas."
Radit segera menarik paksa Maya. Dan mendorong nya keluar pintu. Maya terjatuh. Dan kulihat ada darah keluar melalui sela sela kaki nya. Maya berteriak ketakutan.
Radit hanya terdiam terpaku tanpa berbuat apa apa Melihat keadaan genting ini ku kesampingkan amarah dan emosi ku. Segera ku sadar kan Radit.
"Tunggu apalagi. Ayo cepat bawa dia ke rumah sakit. Siapkan mobil mu!!! " Pinta ku pada Radit.
Radit bergegas menyiap kan mobil nya. Ku bantu Maya untuk menaiki mobil. Dan kami pun berangkat ke rumah sakit.
Perjalanan sangat macet. Entah kenapa hari ini jalanan sangat penuh sesak. Akhir nya setelah kurang lebih 45 menit sampai lah kami ke rumah sakit. Disana perawat dan dokter dengan sigap menangani Maya. Maya harus masuk ruang operasi karena keadaan nya yang cukup gawat. Dia kehilangan banyak darah.
Aku dan Radit menunggu di luar. Radit mulai mengajakku bicara.
"Ran, dengerin aku. Plis"
"ini bukan saat yang tepat. "
"Ran please setelah kamu datang semua berbeda. Jangan percaya rekaman sampah itu. "
"Setelah aku datang? Kamu yakin? Sebelum aku datang Maya sudah ada di hati mu. Bahkan sampai detik ini cuma dia yang kamu cintai. Jadi udah lah buat apa lagi dit. Aku cuma pengganggu. Dari awal aku udah bilang kan kalian cocok. Dan aku bisa merasakan kalau kamu memang masih cinta sama dia. Dari tatapan kalian aku tau semua. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments