sibuk

Hari demi hari kulalui dengan lancar. Pekerjaanku pun sudah ku kuasai. Tak terasa hampir sebulan aku bekerja di tempat ini. Teman temanku pun mulai akrab dengan ku.

" Nanti gajian nih. " Goda Dian sambil menyenggol ku.

"Oh iya ya. Lupa gw"

"Kode kode minta traktir tu die. " kata Bela sinis.

"Tenang tenang nanti gw traktir." Kataku pada mereka.

Hari ini gaji pertama ku masuk. Hatiku senang bukan kepalang. Semua jeri payah ku terbayar. Aku tak peduli walau teman teman ku mengeluh gaji mereka kecil. Aku cukup puas dengan apa yang kudapatkan.

Sore itu ku cek rekening ku. Kulihat saldo ku bertambah. Kuajak Bela dan Dian makan ketoprak di belakang kantor. Ku traktir mereka sesuai janjiku.

"widih,, sedep ni. " kata Dian

"Sedeplah orang ngga bayar lo " Bela membalas kata kata dian.

Kami tertawa terbahak bahak bersama.

Dian dan Bela sudah seperti kucing dan anjing. Ada saja yang mereka ribut kan setiap hari nya. Selama sebulan ini aku selalu satu shift dengan mereka. Sedih rasanya karena mulai besok aku pindah shift. Pasti kangen rasanya mendengar keributan dan candaan candaan mereka.

"Sedih ya besok kita beda shift"

"Eh iya ya Ran. Besok lo shift malam sama Tyo and Rahma." Kata Bela.

"Ati ati lo sama Rahma. Dia senior kita. And killer banget. Maklum perawan tua. " kata Dian menakut nakuti ku.

"Hush dasar tukang gosip. "

"Lah emang bener kan? Dia itu ngga bisa diajak bercanda sama sekali. Beda banget sama Tyo. Yakin deh gw Tyo tersiksa. Wkwkwkwkwk. "

"Udah jangan lo dengerin Ran. Dian agak gila emang. Rahma emang galak. Tapi dia baek kok. Cuma lo jangan sakit hati aja kalau suatu saat dibentak. Kadang dia ngga bisa tahan emosinya. Kalo Tyo sih aman lah. Kocak banget tu orang. Asli. "

Aku agak takut mendengar cerita dari Dian dan Bela. Semoga saja aku bisa berteman baik dengan Tyo dan Rahma. Seperti pertemanan ku pada Bela dan Dian.

Bela berkulit putih. Lebih tinggi dari ku. Rambut nya di cat coklat terang. Badannya kurus tapi cukup berisi. Dia juga memakai kawat gigi.

Dian setinggi aku. Wajahnya manis seperti gadis gadis jawa pada umumnya. Dengan rambut hitam pendek sebahu.

Di kantor Bela adalah primadona. Security dan karyawan karyawan sering sekali menggodanya. Pernah suatu saat Bela menangis karena mendapat perlakuan tidak meng enakkan dari salah satu atasan kami. Bela bilang di kantor ini wanita sering di lecehkan. Dia berpesan padaku untuk selalu berhati hati. Terutama jika aku masuk shift malam.

Keesokan harinya, giliranku masuk shift malam.sore itu aku brangkat dari rumah. Kusiapkan segala keperluan ku. Sudah seminggu ini Radit tidak bisa mengantarku karena banyak hal yang harus dia kerjakan. Aku memesan ojek online.

bwSesampai nya di kantor. Kulihat seorang wanita sudah berdiri di meja kami. Ya dia adal,h Rahma. Wanita yang dulu pertama kali menyambutku saat aku interview. Aku ingatPPA betul wajah nya. Dulu dia begitu ramah. Tapi sekarang entah kenapa tatapannya dingin.

Kuberanikan diri menyapanya.

"Hai." kataku sambil menaruh tasku di loker.

Dia hanya menoleh sambil menata kartu kartu di rak. Ternyata benar kata Dian. Rahma sosok yang dingin seperti es.

Tak lama seorang laki laki tinggi berwajah oriental dengan badan tegap datang tergesa gesa. Kurasa dia adalah Tyo. Ini pertama kali nya kami bertemu.

Dia langsung menyapaku dengan ramah.

"Hai Ran. Kenalin gw Tyo. "

"Hai Tyo. Senang bisa ketemu sama lo Dian dan Bela sering cerita sama gw tentang lo. "

"Oh dua wanita bodoh itu. " Kata Rahma dingin.

Aku kaget mendengar nya. Entah apa masalah mereka. Tapi yang kurasakan Bela dan Dian sangat baik. Mereka selalu mengajari dan membantu ku. Sama sekali tidak bodoh seperti kata Rahma.

"Stop stop. " Kata Tyo memotong pembicaraan Rahma.

Kami tidak melanjutkan pembicaraan lebih lama lagi. Kami disibukkan oleh pekerjaan kami masing masing.

Rahma pergi ke kamar mandi. Saat Rahma pergi Tyo mengajakku mengobrol.

"Jangan diambil hati ya omongan Rahma. " kata Tyo

"Iya santai aja yo. Gw udah biasa kok dapat perlakuan kaya gitu. Jadi ngga asing buat gw. Emang ada masalah besar ya? "

"Iya Ran. Dulu si Bela pelakor. Dia ngewita sama Calon suaminya Rahma. "

"Maksutnya?? "

"Dulu gw, Rahma, Dian, Bela sahabatan. Kita kompak banget. Rahma yang dulu sama yang sekarang beda banget deh. Wajar sih mungkin dia kecewa. "

"Terus terus??? "

"Rahma punya pacar manager accounting. Namanya pak Arya. Bucin banget deh mereka dulu tu. 3 taunan mereka pacaran. Bahkan udah ngerencanain ke jenjang pernikahan. Tapi ya gitu. Kegoblokan si Bela. Pak Arya ternyata nafsu sama Bela. Diem diem dia deketin Bela tanpa sepengetahuan Rahma. Dan tololnya si Bela udah tau itu calon temennya eh di embat juga. Suatu waktu pas kita lagi shift malem. Rahma ngga sengaja mau fotocopy di sebelah ruangan Arya. Posisi kantor udah sepi banget ya. Dia ngga sengaja denger suara orang mendesah gitu. Kan kaca pak Arya gelap banget tu. "

"Ih sumpah? kok serem ya? "

"Rahma penasaran. Dia intip lewat celah celah. Dia liat dong itu Bela lagi main kuda kudaan sama pak Arya. Sambil di jambak rambutnya dari belakang. Si Rahma teriak sekenceng kencengnya. Yah pokok nya kacau banget deh Ran waktu itu. "

"Ya ampun gw ngga nyangka loh Bela bisa ngelakuin hal itu ke Rahma. "

"Iya gw juga ngga nyangka. Ya makannya lo ati ati juga sama Bela. Dia emang baik sih. Cuma ya gitu jiwa pelakornya gila banget sih. Lo tau kan dia cantik dan bohay. Jadi dia suka over confidence gitu deh. "

"Kalo Dian gimana? "

"Dian mah si Oon. Dia tu bener bener polos. Percaya aja sama semua kata Bela. Sejak kejadian itu Rahma mau resign. Ternyata di tolak soalnya kerja nya bagus. Dan kita lagi kekurangan orang. Akhirnya karena malu Pak Arya yang resign. Sakit jiwa sih tu laki laki. Cewek se mahal Rahma loh di sakitin. "

"Iya ya ngeri banget. "

"Ya di dunia perkantoran kaya gini lo ati ati aja Ran. Terutama Pak Umar ya. Gw denger denger kayak nya dia suka sama lo. "

Deg... hati ku seperti tertusuk rasanya.

"Hah??? Pak Umar HRD kita??

" Iya . Orang orang atas kan sering banget ngomongin lo. Katanya Body lo aduhai banget. Sorry loh ni Ran. Pak Umar bilang dia nafsu banget sama lo. Gw ngomong apa adanya. "

Seketika aku merasa sangat jijik dengan pengakuan dari Tyo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!