Tak kusangka

Kubiarkan Radit untuk mengambil waktu nya sendiri. Kuberikan dia ruang. Mungkin selama ini aku terlalu membatasi ruang nya. Atau mungkin dia bosan padaku. Kataku sendiri dalam hati. Aku beranjak menuju kamar ku. Ku kunci pintu. Kubenamkan wajah ku ke bantal dan aku berusaha tidur.

Keesokan hari nya aku bangun sangat pagi. Kubuatkan Radit sarapan kesukaan nya. Nasi goreng dan telur setengah matang. Tak lupa juga kubawakan dia teh hangat. Ku ketuk pintu nya.

Dia membuka pintu. Wajah nya tampak sangat lesu.

"Dit ini aku bawain sarapan buat kamu. " Kataku seraya menaruh makanan di meja samping tempat tidur Radit.

Aku beranjak keluar. "Jangan lupa dimakan ya. "

kata ku sambil berjalan ke arah pintu.

Tiba tiba Radit menarik tangan ku. Dia menghimpit badan ku ke tembok dan mencium bibirku. Tiba tiba aku teringat apa yang pak Umar lakukan padaku. Aku langsung mendorong Radit.

"Kkkkkamu, ngapain? "

"Mmmmm m maaf Ran. Maafin aku. " Radit tertunduk lesu.

Segera aku membanting pintu dan keluar. Jujur aku tidak suka perlakuan kasar Radit barusan. Dia bukan Radit Ku. Tak ada ucapan maaf sedikit pun, atas kejadian kemarin. Malah dia memperlakukan aku seperti itu. Walau kami akan menikah dan Radit tau aku sudah tidak suci lagi, aku tidak mau melakukan hal terlarang bersama nya.

Aku berjalan menuju ruang makan. Aku duduk sendiri disana. Tak lama kudengar langkah Radit datang. Dia memegang tangan ku. Dan dia menangis.

" Maafin aku Ran. "

"Maaf kenapa?"

"Aku udah jahat sama kamu. "

"Tadi malem aku tanya kamu malah pergi gitu aja. Aku bingung apa salahku dit? Kalau emang aku salah kasih tau aku. "

"Aku yang salah bukan kamu. Aku harus cerita ini ke kamu. Janji ya jangan tinggalin aku Ran. Kamu boleh marah setelah aku cerita, tapi janji jangan tinggalin aku."

Aku menghela nafas panjang.

"Oke , aku janji. Jadi kamu sebenernya kenapa? "

"Aku dijebak Ran. "

"hah? Sama siapa? "

"Maya."

"Loh kok bisa? Dijebak gimana aku ga paham sama sekali. "

"Iya kemarin jujur hape ku ketinggalan. itu alasan kenapa kamu ngga bisa hubungin aku."

"Oke. Terus? "

"Kemarin aku dan temen temen kampusku reuni Ran. Pesta bujang lebih tepatnya. Aku mau bangunin kamu tapi kok aku lihat kamu kecapekan banget. Jadi karena aku buru buru aku ngga sempet ijin ke kamu. Pesta ini ada di puncak gunung. Karena itu aku bangun pagi. Sampai disana kami ngobrol ngobrol kaya biasa . Tiba tiba saat kami ngobrol sore itu Ternyata mereka bohong ini bukan pesta bujang. Tiba tiba Maya dan beberapa cewek lain yang aku ngga kenal datang. Mereka nari striptease di depan kami. Jujur aku marah banget sama temen temen ku. Tapi mereka malah anggep aku bercanda. Dan mereka paksa aku minum alkohol banyak banget, sampai aku ngga sadar. "

"Terus?? Apa yang terjadi habis itu? ".

"Ya habis itu aku ngga sadar. Dan saat aku bangun kulihat Maya udah tidur di samping aku tanpa busana sama sekali. Dan Bajuku juga udah ngga ada. "

Sakit sekali rasa yang kurasakan ini. Hatiku seperti tertusuk ribuan jarum. Aku tetap berusaha untuk tenang. Ku biarkan Radit bicara.

.

"Maafin aku sayang. "

"Sorry dit kasih aku waktu. "

Kutinggalkan dia sendirian disana. Apa dia mau balas dendam padaku? Karena pak Umar sudah lebih dulu mengicipi tubuhku?Harus nya aku bersyukur dia mau dengan ku. Toh aku juga bukan wanita suci.

Aku bergumul dengan diri ku sendiri.

Radit tiba tiba saja memelukku dari belakang. Dicium nya pipi ku mesra.

Aku tau dia tidak berbohong. Tapi sungguh sakit rasa nya tau kenyataan ini. Dia pria yang aku cintai. Mendengar pengakuan nya yang tidur bersama wanita lain entah itu sengaja atau tidak sangat menyakitkan.

Aku putuskan untuk memaafkan nya. Setidak nya dia sudah jujur padaku.

....

Beberapa bulan berlalu sejak kejadian itu...

Tak terasa hari pernikahan kami sudah hampir tiba. Segala persiapan kami sudah kami siapkan dengan sangat baik. Pakaian pengantin impian ku sudah jadi. Tak sabar aku ingin segera memakai nya.

Semua dekorasi dan keperluan lainnya sudah diatur nenek. Beberapa bulan belakangan ini nenek sangat sibuk mengurus persiapan pernikahan ku dan Radit. Aku jadi tidak enak hati.

...

Saat aku sedang membersihkan meja ruang tamu. Kulihat Hp Radit berdering. Radit sedang mandi dan dia meninggalkan hp nya begitu saja. Ku coba angkat hp nya. "MAYa".

Kupandang hp nya. Setelah hp itu berhenti berdering. Kuberanikan diri membuka whatsapp Radit.

Kutuju chat dari Maya. Mulai kubaca percakapan mereka.

M : Sayang come on, kenapa kamu harus nikah sama cewek kampung itu. Aku jelas lebih dari dia. Kamu cuma mau balas dendam kan?

R : Jaga omongan mu.!!!

kulihat chat terakhir Maya

M : Kamu akan nyesel Radit. Kamu lihat ya aku akan bilang sama cewek sampah itu dan keluarga kamu. Kalau kamu udah hamilin aku. Dan aku pastikan pernikahan kalian akan batal

Tangan ku bergetar... Hamil? Maya hamil??? Tidak.. Dunia ku terasa hancur. Masalah apalagi ini yang kuhadapi. Disaat pernikahan kami hanya tinggal hitungan hari. Mimpiku hancur seketika. Aku terduduk lemas. Aku sungguh tak menyangka kenapa kejadian naas bertubi tubi dalam hidupku. Bahkan semesta tak membiarkan aku merasakan bahagia sedikit saja.

Kudengar pintu kamar mandi terbuka. Radit menghampiri ku. Dia melihat aku terduduk lemas sambil memegang hp nya.

"Sayang, kamu kenapa? "

"Maya hamil. " Kata ku singkat.

Kulihat wajah Radit berubah seketika.

"Aaaahhh Dasar Maya Brengsek" Radit memukul meja.

"Dit, kamu harus tanggung jawab. " Ujarku menahan air mata.

" Kamu kenapa sih Ran? Kamu tau kan aku dijebak. Bisa aja itu bukan anakku. "

"Kamu tau kan ini sama persis seperti kisah hidup ku. Aku juga lahir dari kecelakaan seperti anak mu dan Maya. Bahkan aku ngga pernah tau siapa orangtua kandungku. Jangan sampai anak mu merasakan apa yang aku rasakan. "

"Sayang, kamu udah gila ya? Ngga aku ngga mau. Impian kita, rencana rencana kita, semua udah sempurna. Kamu bakal buat nenek ayah dan ibu ku kecewa kalau sampai pernikahan ini gagal. "

"Pernikahan ini ngga gagal. Pernikahan ini akan tetep ada. Hanya pengantin nya yang berbeda. Biar Maya yang gantiin aku jadi pengantin Mu dit. "

Aku menangis. Airmata yang sedari tadi Ku tahan jatuh juga akhir nya. Tak bisa lagi ku bendung rasa sakit ini.

"Ran, apapun yang terjadi kita akan segera menikah. Aku ngga peduli sama sekali dengan Maya. Aku akan cerita semua ke nenek. Dan aku yakin nenek pasti akan urus semua. Dia itu licik Ran. Dia ngga mau lepasin aku. "

Aku hanya terdiam.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!