Ternyata

Akhir nya kami sampai di rumah. Nenek mengajak ku berbicara di kamar.

"Raniya sayang, kamu ingat waktu kamu kecil dulu ada seorang wanita yang menggandeng tangan mu dan membantu mu untuk menyebrang? "

"iii iya nek aku ingat. Tapi aku tidak terlalu ingat wajah nya. kenapa nek? "

"Perempuan itu adalah nenek sayang. Nenek baru menyadari itu saat bertemu ayah dan ibu mu. Waktu itu nenek tinggal di kota yang sama dengan tempat mu. Nenek membeli beberapa ayam potong untuk rumah makan yang baru nenek bangun. Disana nenek melihat gadis kecil yang ketakutan dan akan menyebrang. Segera nenek bayar ayam itu dan nenek menghampiri gadis kecil itu. Ternyata tak nenek sangka. Gadis itu adalah kamu Ran. "

"Nekk..... makasih ya. " Air mata ku mengalir. Kupeluk erat nenek.

"Kamu ngga usah khawatir ya. Dari awal nenek ketemu kamu, nenek tau kamu orang baik Ran. Apapun masalah yang kamu hadapi. Jangan khawatir kami akan selalu ada buat Ran. "

Kata kata nenek membuatku terharu. Tak kusangka keluarga baru ini begitu hangat. Aku merasa sangat bersyukur pada sang maha pencipta.

Kami sekeluarga menyiapkan persiapan untuk pernikahan ku dan Radit. Mulai dekorasi, gaun, gedung, dan katering.

Kami begitu bahagia. Perlahan rasa sakit dan trauma ku hilang. Radit yang begitu mencintai ku dan juga keluarga nya yang sangat perhatian padaku begitu membuat hidup ku berwarna.

Karena Radit adalah satu satu nya pewaris tunggal. Nenek dan ayah serta ibu Radit tentu nya mau ini jadi pesta pernikahan yang tak terlupakan. Kalau boleh jujur sebenarnya aku ingin mengundang ayah dan ibu ku. Tapi nenek melarang. Nenek tidak mau hari bahagia kami ternodai.

selesai klinik tutup. Radit mengajakku untuk berkeliling kota menggunakan motor kesayangannya. Semilir angin malam menyapu wajah ku. Kupeluk erat Radit, laki laki yang sebentar lagi akan menjadi imam ku.

Malam itu kami pergi ke pinggir pantai. Kami menikmati hidangan laut. Suasana begitu syahdu malam itu. Menu malam itu adalah gurame bakar, cumi saus padang, udang goreng tepung dan tumis kangkung.

Aku sangat menikmati hidangan kami. Begitu pula Radit. Kulihat dia makan sangat lahap sekali. Dua piring nasi habis dilahap nya. Terlihat ada sisa nasi dan saus di mulut nya. Kuambil tisiu dan ku lap mulut Radit. Malam itu kamu habis kan di pinggir pantai. Menikmati malam dengan desiran ombak. Indah sekali.

....

Persiapan pernikahan kami hampir 70 ℅. Kami masih harus menunggu baju pengantin yang khusus di desain oleh desainer ternama di kota kami. Baju yang akan kukenakan nanti sangat indah. Desainnya simple tapi tetap menampakkan kesan elegan.

Radit juga sudah merekrut beberapa karyawan untuk klinik nya. Jadi sekarang Radit punya banyak waktu senggang bersama ku. Kami selalu menghabiskan waktu berdua. Tak sedikit pun Radit membiarkan aku sendirian. Terlihat betapa dia sangat mencintai ku.

Saat kami selesai makan malam ku lihat wajah Radit pucat. Sangat pucat tidak seperti biasanya.

"Dit, kamu sakit ya? " kata ku sambil memegang jidat Radit.

"Kayak nya iya deh. Aku pusing sayang. "

"Ya udah, aku anter kamu ke kamar ya. "

Aku menggandeng tangan nya. Kusuruh dia berbaring di tempat tidur nya. Aku segera membuat kan Radit Jahe hangat. Juga segelas air putih. Ku dahi Radit lagi. Panas sekali.

Aku segera mengambil obat penurun panas di kotak p3k. Kupaksa Radit minum obat. Awal nya dia menolak. Tapi akhir nya dia menyerah juga.

"Sekarang kamu bobo ya. " Ujarku pada Radit.

Radit hanya mengangguk lesu sambil memegang tangan ku. Tangan ku terus di genggam nya. Tak lama Radit tertidur. Kucium kening nya. Akhir nya aku pun tertidur di pinggir ranjang. Keesokan hari nya aku terbangun. Kulihat Radit sudah tidak ada di tempat tidur. Kucari dia. Tapi tak ada. Ah mungkin dia pergi ke klinik untuk mengecek pekerjaan pikirku.

Aku bergegas mandi, dan mempersiapkan diri ku. Pagi itu kuputuskan untuk memakai legging hitam, kaus kuning dan cardigan hitam. Aku juga memakai make up tipis dan menggerai rambutku.

Kusiapkan Roti dan susu untuk ku nenek dan Radit. Ah tapi ternyata aku lupa. Ini sudah terlalu siang, nenek sudah berangkat ke kantor.

. Amor mendatangi ku. Dengn manja ia melompat ke pangkuan ku. Ku elus punggung nya. Dan ku dengar dengkurannya. Dengkuran manja seekor kucing.

Ku tunggu Radit tapi tak juga datang. Ku coba menelepon handphone nya tapi seperti nya hp nya mati. Ku lanjut kan sarapan ku seorang diri. Selesai sarapan aku segera ke klinik. Ku tanya pada Anna dan Johan pegawai baru kami, Tentang keberadaan Radit. Tapi mereka tidak mengetahui nya. Aku mulai agak khawatir. Kemana Radit sebenar nya.

Kucoba menghubungi nya sekali lagi. Tapi nihil. Akhir nya kuputuskan untuk membantu Johan dan Anna di klinik. Tak terasa waktu berlalu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Waktu nya Klinik tutup. Anna dan Johan pamit untuk pulang. Sekarang tinggal lah aku dan Pak Joko satpam baru yang Radit sewa untuk menjaga keamanan rumah kami.

"Neng ngga masuk? Sudah malam neng." Kata pak Joko dengan sopan.

"Ngggggg iya pak, sebentar lagi saya masuk. Oh iya pak, apa tadi bapak lihat mas Radit? "

"iya neng bapak lihat. Tadi mas Radit seperti terburu buru."

"Pergi jam brapa pak mas Radit? "

"Tadi sekitar jam 7 neng. Pakai motor. "

"Baik pak makasih ya infonya. Saya mau masuk dulu"

Pamit ku pada pak Joko.

Kulangkahkan kaki ku menuju ke rumah utama. Kubuka kulkas. Kulihat ada makanan kaleng di sana dan buah buah an. Kuambil apel dan jus jeruk dari kulkas. Dan aku bergegas ke ruang tv. Kunyalakan tv untuk mengusir kesepian ku. Di rumah sebesar ini sepi rasa nya jika harus sendirian.

Amor menghampiri ku. Tak lupa aku memberikan dia cat food kesukaan nya. Dia makan dengan sangat lahap. Ku elus kepalanya.

Kreeeeekkk..

Suara pintu terbuka. Ku tengok ke arah pintu. Ternyata itu Radit. Aku berjalan ke arah nya.

"Kok kamu lama?Darimana aja? Di telepon ngga bisa nyambung" tanya ku.

Radit hanya diam. Dia berlalu meninggal kan aku begitu saja. Aku sungguh bingung. Apa ada yang salah dengan ku? Sikap Radit berubah tidak Seperti Radit yang biasanya.

Aku mengejarnya dan memeluk nya dari belakang.

Kudengar Radit menghela nafas panjang. Dia melepaskan pegangan ku dari pelukan nya.

"Sorry Ran. Aku capek. Aku mau istirahat. "

Kata Radit.

Aku terdiam. Sedih rasanya diperlakukan seperti ini oleh orang yang kita cintai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!