Radit

Aku terbangun pagi itu. Kutengok jam di hpku sudah pukul 10 pagi. Aku bergegas mengambil handuk dan pergi mandi.

Kubuka pintu. Hening. Kulihat Radit sudah tidak ada di sofa. Aku bergegas mandi.

Aku segera masuk ke kamar dan mempersiapkan diriku.

"Tok Tok Tok" suara pintu kamar di ketuk

"Ran.Ran" Kudengar suara Radit memanggilku.

Segera kubuka pintu.

"Iya kenapa dit? "

"Sarapan dulu yok. Gw sengaja ga bangunin lo tadi. Pasti lo capek banget kan. "

Aku mengikuti Radit ke dapur yang ada di luar. Ada meja kecil di sana yang cukup untuk 4 orang.

Kulihat ada buah buahan, Nasi Goreng, Udang goreng, Telur, dan jus jeruk disana.

Radit mempersilahkan aku duduk. Dan mengambilkan aku makan. Perlakuannya sangat baik padaku.

"Dit, nenek lo mana? "

"Oh nenek sebentar lagi kesini kok. Tadi ada tamu di pendopo depan. "

Saat kami sedang makan ku dengar suara langkah sepatu. Nenek Radit datang.

Wajahnya tampak awet muda dan sangat cantik. Tak kusangka dia adalah nenek nya Radit.

Dengan memakai dress hitam ketat selutut lengan panjang Nenek Radit terlihat sangat anggun.

"Hai, Kamu Ran ya? " Sapanya dengan sangat ramah

"Iya nek. Aku Ran. " kataku gugup.

"Gimana perjalananmu Ran? Capek ya?"

"Iya nek" kataku sambil melanjutkan makan.

Radit mencairkan ketegangan ku

" Ga usah tegang gitu kali Ran.. Nenek gw tu baik banget kok. Dia happy waktu gw kasih tau lo mau tinggal di sini. Iya kan nek? "

"Tentu dong nenek senang sekali kalau Ran mau tinggal disini sama nenek dan Radit. "

"Tapi nek.. Ran jujur aja belum punya uang untuk bayar sewa dan makan disini. Ran baru mau interview kerja nek. Baru mau memulai hidup Ran di sini. " kata ku polos.

Radit dan nenek tertawa terbahak bahak.

"Ran nenek tidak pernah meminta uang sewa atau apapun itu. Sesuai kata Radit nenek hanya minta di temani di rumau sebesar ini. Nenek lihat kamu gadis baik baik. Nenek yakin Ran anak baik. Nenek harap Ran tidak sungkan ya tinggal disini. Anggap saja ini rumah Ran. " Kata nenek lembut.

Aku terharu. Disini aku diterima dengan baik. Padahal mereka orang asing yang baru saja aku temui. Perlakuan mereka seperti keluarga. Berbanding terbalik dengan keluargaku. Keluarga Kandungku bahkan tidak pernah menganggap aku ada. Aku seperti dibuang dan selalu di acuhkan selama bertahun tahun.

Disini aku menemukan kehangatan yang tak pernah aku rasakan.

"Terimakasih ya nek, Terimakasih ya Radit" kataku dengan suara bergetar menahan haru.

"Santai aja Ran. Welcome to the family. " Kata Radit.

Kami mengobrol cukup lama pagi itu. Nenek ternyata orang yang sangat baik. Dari obrolan kami aku tau kenapa rumah yang besar ini hanya di tinggali oleh Radit dan nenek.

Ternyata Nenek adalah Ibu dari Ayah Radit. Ayah Radit adalah anak satu satunya. Pewaris tunggal keluarga Sastroatmojo. Ayah Radit menikah dengan ibu Radit yang seorang perawat. Awalnya Radit, Ayah, Ibunya, Nenek, dan Kakek tinggal di rumah itu bersama beberapa pelayan. Tapi seiring berjalannya waktu, usaha kakek dan nenek berkembang pesat. Sehingga Ayah dan Ibu Radit terpaksa harus pindah untuk mengurus perusahaan Kakek di luar kota. Awalnya Radit ikut ayah ibunya di kota K. Sampai dia lulus smp. Namun sejak kepergian kakek, nenek yang merasa kesepian meminta Radit untuk menemaninya. Rumah nenek juga sempat dijadikan kost kostan. Tapi tidak berlangsung lama. Radit Pindah ke kota Z meneruskan masa sma dan kuliahnya di kota ini bersama nenek. Namun setahun belakangan ini Radit terpaksa harus meninggalkan nenek sendirian karena pekerjaan nya.

Kenapa nenek tidak memakai pelayan? Itu karena mantan pelayan nenek yang dulu sering mencuri uang dan perhiasan nenek. Sejak itu nenek jadi tidak percaya pada pelayan dan memutus kan hidup sendiri.

Yang aku bingung entah kenapa nenek dengan gampang nya menerimaku. Bahkan nenek belum tau bagaiman aku. bagaimana jika ternyata aku orang jahat? bagaimana jika niatku buruk?

nenek hanya menjawab nenek percaya Ran dari kata hati nenek.

Nenek juga bercerita padaku bahwa Radit adalah cucu kesayangannya. Walaupun Radit terlihat seperti anak nakal. Tapi sebenarnya dia anak yang sangat baik.

Selesai makan aku membantu nenek membersihkan semua makanan dan piring piring. Nenek pamit akan pergi ke kantor pagi ini. Hanya ada aku dan Radit berdua di situ.

Aku canggung dan tidak tau harus berkata apa.

"Woy bengong aja lu. Hari ini kita beresin kamar lo ya. Lo bebas mau pilih kamar yang mana. mau di kamar atas juga boleh. Di dalem juga boleh. Tapi ati ati ya kamar atas itu angker banget Ran"

" Hah masa sih Dit? "

"Ya iya Ran. Lo pikir semua anak kost disini pada kabur karena apa? Padahal setiap hari nenek selalu kasih mereka makan gratis. Biaya kost yang sangat sangat murah. "

Aku mulai sedikit takut dengan kata kata Radit.

"Jadi lo mau ngejebak gw ya di rumah se horor ini? "

"Hahaha, Dasar lo hari gini masih percaya

hantu " kata Radit seraya mengacak acak rambut ku.

Dasar Radit. Dia selalu menggoda ku dengan bercandaan yang kadang tidak lucu. Tapi aku mulai nyaman dengannya. Perhatiaannya, senyumannya, candaan nya. Tak pernah ku sangka sebelumnya aku bisa bertemu dengan pria sebaik Radit. Kupikir di kota ini aku akan hidup sebatang kara. Tapi ternyata Tuhan sayang padaku. Tak dibiarkannya aku sendirian.

Rasa syukur terus mengalir dalam setiap. langkahku.

Di lain sisi aku tau aku tidak pantas untuk mendapatkan semua ini. Siapa aku? Orangtuaku saja ngga pernah peduli sedikitpun padaku.

Kadang aku berpikir apa aku benar anak mereka? Apa pantas semua perlakuan yang aku dapatkan ini? Karena semua tekanan yang ada, Aku selalu berusaha jadi yang terbaik. Urusan sekolah tidak usah di ragukan. Aku selalu berusaha jadi yang terbaik. Urusan rumah mulai dari memasak, mencuci, mengurus segala hal yang di rumah aku yang melakukan.

Aku ikhlas. Hanya sebagai manusia biasa aku sedih. Aku ingin menerima sedikit saja kasih sayang dari Ibu atau Ayahku. Sedikit saja perhatian kecil dari mereka. Tetangga ku banyak yang kasihan padaku. Terutama keluarga pak Harun sebelah rumahku. Bahkan pernah mereka sampai bertengkar hanya karena mereka berusaha menyelamatkan ku saat ayah memukuli ku saat aku masih kelas 5 sd. Aku bukan anak yang nakal. Aku tidak pernah meminta hal yang aneh aneh. Aku anak yang penurut. Memang ini nasib ku. Harus kuterima semua ini dengan ikhlas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!