Radit membawaku masuk menuju ruang tv. Dia membuatkan aku secangkir teh. kudengar Nenek keluar dari kamar nya. Nenek tampak sangat khawatir melihat keadaanku.
"Ran Darimana saja? Nenek dan Radit tidak bisa hubungi Ran. "
"Ran lembur nek. Terus tadi Ran langsung diajak ke ulang tahun atasan Ran. Maaf ya nek, maaf ya dit. Tadi hp Ran habis baterai. Jadi Ran ngga sempet kasih kabar. " Kata ku berbohong.
Ini semua terpaksa kulakukan. Aku tidak mau video ku tersebar. video sampah itu akan merusak hidupku. Aku tidak mau semua hancur.
"Lain kali jangan lupa kabari kami ya Ran. Nenek lihat sudah dua minggu ini Ran selalu lembur. Kalau Ran ada masalah cerita sama kami ya nak. Nenek dan Radit pasti bantu Ran. "
Mataku berkaca kaca menahan tangis. Sungguh aku merasa aku ini sampah.
"Iya nek, iya dit. Ran janji akan kasih kabar." kataku.
akhirnya kuputuskan untuk segera istirahat. Aku pamit untuk masuk kamar. Ku buka baju ku. kupandangi kaca di kamarku. Lebam lebam di dada, perut dan pahaku terlihat sangat jelas. Segera Kuambil handukku. Aku bergegas ke kamar mandi.
Dengan langkah perlahan kulihat sekeliling, bersyukur nenek dan Radit sudah masuk kamar. Segera kukunci pintu kamar mandi lalu Kusiram diriku dengan air. Seluruh badan ini Kugosok gosok sekuat tenaga. Ku tahan diri ku supaya aku tak menangis. Tangan ku dan beberapa bagian tubuhku sampai berdarah saking kuatnya aku menggosok. Setelah puas aku kembali ke kamar. Ku kunci pintu. Ku benamkan wajahku ke dalam bantal. Aku menangis sejadi jadinya.
Sedari tadi aku berusaha tegar. Aku berusaha kuat agar semua tampak baik baik saja.
Kenapa harus aku? Apa salahku? Tanyaku pada Tuhan. Kenapa aku selalu saja tertimpa masalah. Beban ini sungguh berat rasa nya.
Keesokan hari nya....
Aku bangun dengan badan yang luar biasa sakit. Aku memutuskan untuk ijin tidak masuk kerja pada hari itu. Aku tidak sanggup bekerja dengan kondisi seperti ini.
Tak lama ada pesan masuk di hp ku dari no tidak dikenal.
📞 Gimana sayang? kamu puas kan tadi malam? Saking puasnya kamu ngga bisa masuk kerja ya?
Langsung bisa kutebak siapa itu. Pasti itu adalah si brengsek Umar.
📞 Kenapa ngga dibales? Masih ingat kan video kita? kalau seluruh kantor tau gimana ya?
Dia sudah berani menyetirku sekarang. Buru buru aku membalasnya.
☎ Iya saya tau. Tolong jangan bertindak sembarangan demi karir anda juga.
Balasku
📞 Hahahaha... Tenang saja cantik. Asal kamu ikuti permainan ku, semua akan aman.
Sungguh rasanya aku ingin menyudahi hidup ku saat itu.
Aku keluar kamar. Nenek sudah bersiap untuk pergi. Dia mencium jidat ku dan Radit. Hanya tinggal aku dan Radit di rumah itu.
Kebetulan hari ini tukang yang ditugaskan Radit untuk membangun klinik tidak datang. Radit menghampiri ku.
"Ran kok mata lo bengkak? "
"Mmmmmmm,, gw kangen orangtua gw dit. " Aku kembali berbohong.
"Gw mau kok anterin lo ke tempat orangtua lo Ran. Sorry ya Ran beberapa minggu belakangan gw ga anter jemput lo ke kantor. Gw malah sibuk sendiri. "
" Ngga gitu dit. Anter jemput gw kan bukan tanggung jawab lo. Lagian gw cuma orang lain dit. Gw cuma numpang di tempat lo. Lo jangan merasa terbebani dit. "
"Jangan ngomong gitu Ran. Sejak lo ada disini semua berubah. Hidup gw, hidup nenek semua jadi lebih baik saat ada lo. "
" Hidup nenek baik karena lo dateng ke sini dit. Bukan karena gw. "
" Ngga Ran. Lo itu anugrah terindah..... " Tiba tiba Radit menghentikan ucapannya.
" Kenapa dit?? kenapa lo diem? "
"Ngga papa Ran. Gw cuma buru buru mau ngurus klinik gw. Lo tau kan banyak yang butuhin gw Ran. "
Aku tau Radit berusaha mengalihkan pembicaraan.
Aku ijin untuk istirahat di kamar hari itu. Saat kubuka hp kulihat banyak sekali wa dari pak Umar. Dia mengirimi foto foto ku tanpa busana. Foto foto saat aku terikat, juga saat dia menyetubuhi ku. Badan ku bergetar hebat. Aku sangat ketakutan.
Pak Umar benar benar sakit jiwa. Dia menekan ku dengan cara ini agar aku mau mengikuti perintah nya.
📞 Gimana sayang? Apa kamu terangsang? kamu mau lihat video kita?
kubaca wa dari nya. Jujur sama sekali aku tidak menikmatinya. Hanya ada rasa sakit yang ada saat pak Umar menyetubuhi ku.
Air mata ini mengalir tanpa henti. Aku hanya bisa merenungi nasibku tanpa tau harus berbuat apa. Tidak ada yang bisa membantu ku saat ini. Hanya diri ku sendiri yang bisa membantu ku.
Ku lihat ada sebuah cutter diatas lemari ku. Kuambil cutter itu. Kugesekkan perlahan ke urat nadiku. Perlahan lahan darah segar bercucuran. Aku sama sekali tidak merasa kesakitan. Justru aku merasakan perasaaan lega yang amat sangat.
Tiba tiba pandangan ku kabur..
***
Anak kecil itu datang lagi. Ya anak kecil yang berwajah sangat mirip dengan ku. Kami ada di tempat yang sangat indah. Padang gurun luas yang di penuhi bunga bunga. Banyak kupu kupu cantik disana.
"Mbak Ran... Ayok sini. "
Dia mengajakku ke suatu tempat
Aku menggenggam tangannya..
kami terbang jauh. jauh dan sangat jauh..
Tiba tiba ku dengar suara Radit. Awalnya suara itu pelan.. lama lama semakin dekat dan dekat. Akhirnya ada sebuah cahaya yang sangat menyilaukan datang.
Kubuka perlahan mataku. Kulihat sekelilingku. Kulihat nenek dan Radit menangis sambil memegang tanganku.
Aku bisa melihat tangan ku di perban. Aku memakai oksigen dan banyak alat alat yang menempel di badan dan kepalaku.Juga kulihat banyak selang infus. Ada juga beberapa kantong darah disana.
Aku berusaha bangun tapi tidak bisa. Aku tidak bisa merasakan badan ku. Rasa nya seperti melayang.
Sayup sayup ku dengar Radit menangis. dan juga ku dengar suara Nenek yang berusaha menenangkan Radit.
Kudengar percakapan mereka.
"Radit ngga mau kehilangan Ran nek. Radit ngga bisa. "
" Yang sabar dit. Nenek tau ini berat. Nenek yakin Ran pasti sembuh."
"Ran kenapa ya nek? Kenapa bisa sampai bunuh diri? Apa semua karena Radit nek??? "
Ingin rasa nya aku bilang pada nya semua bukan salah dia. Tapi bibir ini terkunci rapat.
Aku tak menyangka Radit menyalahkan diri nya atas apa yang menimpaku. Padahal semua ini karena kesalahanku. Karena kebodohan ku. Tak seharusnya Radit terlibat dalam drama hidup ku yang menjijik kan ini.
Kupaksakan diriku untuk bangun. Tapi sama sekali tidak bisa. Bayang bayang anak kecil itu selalu menemaniku. Setiap anak itu mengajak ku pergi. Selalu suara Radit yang membangun kan aku.
Entah sudah berapa lama aku terbaring di ranjang ini. Perasaan ku aku seperti melayang di udara. Berjalan jauh di lorong panjang dan gelap yang tidak ada ujung nya. Apa aku sudah mati? Pikir ku. Tapi selalu saja aku kembali ke kasur ini. Ke tempat dimana tubuhku terbaring kaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments