Listen
"Gubrak"
Suara Bising itu membangunkan ku. Ku tengok jam di kamarku ternyata baru jam 3 pagi. Kuambil kacamataku dan aku mulai memeriksa apa yang terjadi.
"Pergi kamu dari rumahku, dasar laki-laki tidak berguna. "
"Brani kamu ya....."
Pranggggggggg!!!!!
Suara itu terdengar dari kamar orangtuaku. Kututup lagi kamarku, kugunakan earphone ku dan kusetel lagu dari handphoneku sekeras mungkin.
Well, ya orangtuaku sering sekali bertengkar. dan sering terjadi kekerasan dan kata kata kasar dalam keluarga ku ini. Sebagai anak satu satu nya tak ada tempat untuk mengadu atau berbagi kisah. Cerita ke teman pun aku segan. Karena rumahku yang seperti neraka, kebiasaan orang tuaku yang buruk dan sering memaki ku aku tumbuh jadi anak pendiam. Aku sering memendam perasaanku.
Dulu saat aku kecil aku selalu tidak diizinkan menangis. Orangtuaku selalu menghukumku jika aku menangis. Itu sebabnya aku selalu berusaha terlihat kuat walau sebenarnya hati ku sakit.
Pagi ini aku bangun dengan kepala yang agak pusing. Aku baru sadar hari ini adalah hari pengumuman kelulusanku. Aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap pergi ke sekolah.
Setelah siap kubuka pintu kamar, kulihat hanya ada ibuku duduk menyiapkan sarapan.
"Ran, udah siap? ini ibu buat kan kamu nasi goreng dan teh. " seru ibuku
Akupun bergegas untuk sarapan
"Bu, Ayah kemana? " kataku
"Ibu ga tau. Biasalah ayahmu setiap ada masalah selalu kabur. "
Akupun terdiam dan segera menyesaikan sarapan ku. Aku tidak bertanya lebih lanjut karena aku tau itu akan membuat ibuku marah.
Setelah sarapan aku bergegas memesan ojek online dan segera berangkat ke sekolah.
Di sekolah
kuletakkan tas ku dan aku mulai membaca buku sambil menunggu bel sekolah.
"Ran, gimana mata lo ga makin minus. tiap hari baca buku mulu" goda Mayang teman sebangku ku.
"Abis bingung mau ngapain lagi. " seruku datar
"Ah ga asik lo Ran. Eh Ran abis kelulusan ini lo mau lanjut kemana? "
"Hmmm, gw juga g tau. kayaknya gw langsung kerja. "
"What??? lo ga kuliah? "
"Ga May. Ortu gw ga punya uang sebanyak itu buat kuliahin gw. Gw juga g mau jd beban buat mereka. "
"Lah, beban gimana? Kan elu anak satu satunya."
"Gw sadar diri aja May. "
Percakapan itu berakhir seiring bel kelas yang berbunyi.
Pagi itu pengumuman kelulusan diumumkan. Semua murid di sekolahku lulus 100%.
Banyak anak anak yang pulang dengan senyum bahagia.
Aku pun pulang. Di ruang tamu kulihat ibu dan ayah sedang duduk bersama. Kuberitahu mereka bahwa aku lulus.
Wajah mereka datar. Tanpa ekspresi apapun. hanya ucapan "baguslah" yang kudengar dari Ayahku.
Tidak seperti orangtua lain yang bangga jika anaknya lulus dengan nilai memuaskan.
"Ran, Ayah dan ibu tidak bisa membiayai kamu kuliah. Jadi kamu pergilah mencari kerja di kota besar" kata ayahku acuh sambil menonton tv.
"Lagian ngapain anak perempuan kuliah. Ujung ujung nya kamu bakal cuma jadi ibu rumah tangga Ran." seru ibu ku
Jujur aku kecewa. Ingin rasanya aku mendapatkan sedikit perhatian dan ucapan selamat dari orangtuaku.
"Iya Ran tau. Ran juga ga minta di kuliahin ayah dan ibu. Ran tau diri. Makasih udah sekolahin Ran sampai Lulus. Ran cuma berusaha jadi anak baik yah, bu. Tapi apa ngga ada ucapan dan pelukan dari ayah dan ibu untuk Ran yang udah berusaha? Ran ga minta apa apa. Ran cuma ingin diperhatiin sedikit aja. "
kataku dengan suara bergetar sambil menahan tangis.
"KAMU PIKIR MENYEKOLAHKAN KAMU SAMPAI SEKARANG BUKAN PERHATIAN??!!! "
Teriak Ayahku
BRakkkkkkk
ayahku membanting remot tivi menghampiriku dan
PLAKKKKK
Menampar pipiku
Aku hanya berdiri terpaku. lagi dan lagi.
di rumah ini aku sama sekali tidak boleh protes.
Aku harus selalu menerima. Apapun itu.Aku kembali ke kamarku.
ku ganti pakaianku dan aku naik ke tempat tidur.
kupandangi langit langit kamarku.
aku berpikir bagaimana dan apa yang harus aku lakukan setelah ini. Kemana aku harus pergi. Karena aku yakin setelah kejadian ini Orangtuaku tentu akan menganggap aku hanyalah beban untuk mereka.
Kadang aku berpikir apa salahku? dimana dosa ku? selama ini aku selalu berusaha jadi yang terbaik. selama ini pekerjaan rumah selalu aku lakukan. nilai nilaiku tidak pernah sekalipun mengecewakan. Sambil merenung tak terasa airmata ku keluar. Aku menangis dalam diam. Kututup wajahku dengan selimut. Kuluapkan segala emosiku dalam tangisan.
Setelah puas menangis, aku bergegas mengambil laptopku. Aku mulai mencari cari pekerjaan. Aku juga sudah menyiapkan cv untuk dikirim. Aku yakin dengan nilai ku ini pasti ada perusahaan yang menerimaku. Aku tidak peduli besar atau kecilnya gajiku nanti nya. Tujuanku hanya satu, aku ingin pergi dari tempat ini. Tempat dimana semua tekanan mengarah padaku, tempat dimana sama sekali tidak ada yang menghargaiku. Selama ini aku hanya diam. Tapi entah kenapa hari ini hatiku terasa sangat sakit. Semua yang kupendam tak bisa lagi kubendung.
Seharian ini aku hanya diam di kamar sambil terus mencari cari peluang. Bahkan ibu dan ayahku sama sekali tak khawatir sedikitpun aku di kamar seharian. Tapi kupikir sudahlah aku tak mau ambil pusing soal itu. Saat ini aku hanya fokus agar segera mendapatkan pekerjaan. Karena kelelahan aku pun tertidur di depan laptopku....
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Ternyata semua tak semudah pikiran ku. Aku mulai stress. Ratusan cv sudah aku kirim melalui email ke banyak perusahaan. Tapi belum ada satupun balasan dari mereka.
Aku mulai putus asa, benar kata orangtuaku. Aku tidak berguna. Aku hanya sampah dan beban.
"Tringggg"
notifikasi email di hp ku berbunyi
segera kubuka dan ku lihat
"PT. Anugrah Perkasa
kepada Yth Raniya Carissa di tempat
sehubungan dengan cv yang anda berikan kepada perusahaan kami, kami menggundang anda untuk interview di kota Z pada hari kamis 15 mei 2022. Kami tunggu kehadiran anda. Terimakasih. "
Aku terpana memandang hp ku.
Hatiku sangat senang sekali. Aku berlari keluar kamar kutunjukkan email itu kepada ibuku
"Bu, Ran keterima kerja bu" kataku dengan bersemangat
"Oh, baguslah" kata ibuku datar.
Aku terdiam. Seketika kebahagiaanku sirna melihat dinginnya respon ibuku.
Tak mau memicu perdebatan. Aku perlahan masuk ke kamar.
Aku menyemangati diriku sendiri. Sambil melihat kaca.
"Ran kamu bisa. Kamu pasti bisa. Semangat"
Aku bergegas menyiapkan segala perlengkapan ku. Barang yang kubawa tidak banyak. Aku hanya membawa beberapa potong baju, berkas berkasku, Hp dan laptopku.
Tak lupa juga aku memecahkan celenganku yang kusimpan di bawah tempat tidurku. Aku tau Ayah dan Ibu pasti tidak akan mau mengeluarkan sepeserpun uang mereka untuk keberangkatan ku ke kota.
Brakkkkkk...
kupecahkan celenganku.. Kuhitung uang yang ada satu per satu.
Kurasa semua ini cukup untuk aku bertahan.
Aku segera memesan tiket kereta dari hpku.yang termurah tentunya.
Beruntung masih ada kursi kosong untukku.
Aku menghela nafas lega. Aku berharap semoga aku bisa segera terbebas dari semua ini. Impianku tidak terlalu tinggi. Aku hanya ingin hidup sendiri, ya sendiri tanpa cacian, makian, Ayah dan Ibuku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments