"Dari awal aku memintamu untuk jadi kekasihku, tak pernah sekalipun aku berpikir untuk meninggkanmu. Sudah berulang kali aku katakan, bukan kamu yang merusak rumah tangga aku. Rumah tangga aku memang sudah hancur sejak dulu," bisik Rangga terus mengelus punggung Rania.
"Hanya kamu yang bisa ngertiin aku Ran. Cuma kamu yang selalu dukung apa yang aku inginkan, mereka mana pernah. Maaf kalau sikapku ini terkesan egois di matamu."
"Untuk sekarang aku tidak bisa menceraikan Melisha, aku tidak punya alasan untuk menceraikannya, ayah tidak akan pernah setuju. Jika aku nekat, maka kamu juga akan menjadi sasaran kemarahannya."
Rangga melerai pelukannya, menghapus air mata Rania dengan ibu jarinya. "Aku sudah membujuk Melisha agar segera menceraikan aku dengan alasan selingkuh, dia punya cukup banyak bukti untuk di ajukan. Tapi aku tidak tahu kenapa ia masih bertahan."
"Itu karena kak Melisha cinta sama kakak."
"Bukan, itu bukan cinta melainkan obsesi. Orang yang benar-benar cinta akan melakukan apapun untuk mendukung pasangannya. Bukan malah mendukung orang lain untuk menyudutkan diriku."
Rania mendongak, membalas tatapan teduh dan menenangkan Rangga. Sudah gadis itu katakan, semarah apapun dirinya, ia tidak akan mampu marah terlalu lama pada Rangga.
"Sekarang tenangkan diri kamu. Berhenti berkerja di tempat malam seperti ini. Kembali ke Cafe, di sana lebih aman untukmu. Kau tidak perlu memikirkan biaya ibu dan adik-adikmu di kampung. Mereka sudah besar, mereka punya tangan dan kaki Rania." Bujuk Rangga sekaligus mengingatkan kekasihkan akan keluarganya di kampung.
Adik pertama dan kedua Rania sudah SMA dan sebentar lagi akan lulus, apa mereka tidak ada pikiran untuk berkerja dan hanya mengharapkan jerih payah Rania saja? Tentang ibu Rania. Jika ingin berusaha, uang yang di kirim Rania bisa saja di jadikan modal usaha untuk membantu keungan, bukan malah menuntut anak pertama untuk melakulan semuanya.
"Mereka tanggung jawab aku Kak."
Rangga hanya tersenyum, membimbing Rania agar kembali duduk di pinggir ranjang. Ia berjalan untuk mengambil ponselnya di atas nakas.
Menghubungi Melisha yang sedari tadi menganggunya. "Kenapa?"
"Kamu dimana mas? Ayah nanyain terus."
"Aku bersama wanitaku, kau tidak perlu khawatir," jujur Rangga tanpa perasaan.
"Tega kamu mas."
"Bukan aku yang tega, tapi kamu yang bodoh ingin bertahan sampai sejauh ini."
Rangga langsung memutuskan sambungan telponnya, dan beralih pada benda pipih yang lain. Ia mengambil ponsel Rania yang kebetulan tidak di beri kunci. Mencari nama kontak seseorang dan menghubunginya.
"Halo, apa benar ini ibu Rania?" tanya Rangga setelah panggilannya di jawab.
Rania yang mendengar itu segera menoleh, menghampiri Rangga hendak merebut benda pipih itu. Namun, pergerakaanya berhenti karena cengkraman Rangga.
"Iya benar, ini siapa? Dimana Rania?"
"Saya pacarnya Rania tante. Senang berkenalan dengan Anda."
"Kak." Rania mengerakkan mulutnya tanpa mengeluarkan suara, bukannya mendapat respon, Rangga malah menutup mulutnya dengan tulunjuk.
"Jangan dekat-dekat dengan putri saya jika kamu tidak punya uang, putri saja tidak punya waktu dengan laki-laki!" tegas ibu Winarti mengundang senyuman licik di bibir Rangga.
Laki-laki itu tidak habis pikir, kekasihnya mempunyai ibu yang tidak punya perasaan seperti Winarti.
"Jangan terus mengekang Rania dengan dalil tanggung jawab anak pertama. Tanggung jawab itu sudah berahli pada saya. Silahkan kirim no rek anda."
"Benar kah? Kalau begitu kau bisa pacaran dengan Rania kapan saja. Kau juga boleh melakukan apa saja padanya, aku akan mengirim no rek sekarang. Makasih calon menantu."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nini Tuti
punya calon mertua, pengereten...
2024-10-11
0
Teh Yen
gila tuh ibunya c Rania bener" matre yah ,,, ibu seperti itu yg. kamu bela.mati" an Rania
2024-06-03
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
harusnya pembicaraan Rangga dan ibunya Rania ini di loudspeaker biar Rania juga denger omongan si ibu gada akhlak itu ...
2024-01-13
1