Dewi menyenggol lengan Rania yang kini diam mematung memperhatikan sosok laki-laki perkasa berbadan tegap dengan wajah rupawan. Alis tebal juga bibir yang menggoda tengah memasuki Cafe bersama wanita cantik juga pria paruh baya.
Wanita cantik yang berada di samping laki-laki itu tak henti-hentinya tersenyum sembari mengamit mesra lengan kekar laki-laki di sampingnya.
"Rangga bukan sih? Tapi kok sama cewek lain," ucap Dewi. "Bukannya kalian masih pacaran ya?"
Rania mengeleng, tanpa melepas pandagannya, jujur saja hatinya bagai disayat-sayat pisau berkarat hingga menimbulkan sakit yang luar biasa.
"Iya kita udah putus, itu istrinya kak Rangga. Cantik 'kan?"
Mata Dewi terbelalak mendengar pengakuan Rania yang terkesan santai. Semudah itu? Setelah menjalin hubungan selama setahun?
"Kamu di tinggal nikah gitu aja?"
"Bukan, aku yang jadi selingkuhan," gumam Rania semakin membuat Dewi shok.
Rania meraih menu di atas meja untuk di antarkan pada keluarga Rangga, bagaimanapun ia harus profesional berkerja.
Pergerakannya berhenti karena cekalan Dewi. "Kamu gila mau nyamperin Rangga?" kesal Dewi merebut daftar menu di tangan Rania. "Biar aku aja, kamu jadi kasir di sini!" titahnya.
Tak ingin berdebat, Rania menuruti apa kata Dewi, ia berdiri di meja kasir melayani beberapa pengunjung yang sudah selesai makan dan akan pergi.
Sesekali Ia melirik meja tempat Rangga duduk. Ia senyum miris melihat betapa manjanya Melisha pada Rangga.
"Nggak boleh, aku nggak boleh iri, mereka sepasang suami istri." Rania mengelengkan kepalanya, berusaha menampik hal-hal negatif dalam pikirannya.
"Terimakasih, selamat datang kembali." Sopan Rania menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda hormat pada pelanggan.
Jika kita ramah pada pelanggan, maka mereka akan semakin sering datang karena nyaman. Itulah yang selalu Rania terapkan jika bekerja.
Saat kembali menatap ke meja Rangga, laki-laki itu juga menoleh kearahnya. Tatapan keduanya terkunci, hingga Rania terlebih dahulu memalingkan wajah sebelum bulir-bulir bening membasahi pipinya.
Sembari menunggu pengunjung lain, Rania menyibukkan diri dengan daftar menu di hadapannya tanpa menyadari laki-laki yang kini berdiri tepat di hadapannya.
"Rania," lirih Rangga sontak membuat Rania mendongak.
Wanita itu reflek berdiri. "Maaf kak, ada yang bisa di bantu?" ucap Rania pura-pura sibuk dengan layar monitor.
"Aku pengen bicara berdua!" ucap Rangga dingin.
"Mau bayar bil ya? Pesanan atas nama siapa?"
Rangga bergeming terus menatap Rania yang pura-pura sibuk. Hatinya sedikit mencelos mendapati Rania menghiraukan dirinya.
"Jika kakak cuma mau diam saja tolong menyingkir, di belakang kakak ada orang yang ingin membayar," usir Rania secara halus.
"Atas nama Melisha," jawab Rangga.
"Atas nama Melisha," gumam Rania sembari meneliti laporan pesanan yang masuk. " Kurang 23 rb 800 kak."
Rania menerima 8 lembar uang merah yang baru saja di keluarkan Rangga, dan mengembalikan sisinya. "Ada lagi?"
"Nggak!"
"Terimakasih, sampai jumpa kembali." Rania melakukan gerakan seperti tadi, tak lupa senyuman menyertai wajahnya.
Bukannya pergi, Rangga malah bergeming di tempatnya sembari mengepalkan tangan, ia tidak terima di hiraukan begitu saja oleh Rania. Bahkan untuk menatapnya, wanita itu seperti engang.
"Mas, masih lama ya? Udah di panggil sama ayah. Katanya kita langsung ke ibu kota aja, disini juga udah nggak ada urusan 'kan?" ucap Melisha yang tiba-tiba datang dan memeluk lengan Rangga.
"Maaf kak, silahkan menyingkir!" perintah Rania.
"Tanpa di suruh kita juga bakal pergi," ujar Melisha sedikit ketus menarik lengan Rangga agar pergi dari sana. Jangan mengira Melisha lupa wajah Rania. Wanita yang pernah ia temui di rumah suaminya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Teh Yen
sini aku peluk Rania 🫂
2024-06-03
0
Fenty Izzi
sabar rania
2022-06-30
1
Erni Kusumawati
sabar Rania...you can do it...sakit di awal tak apa...lama2 jg akan hilang seiring berjalannya waktu
2022-06-13
3