Seperti yang telah di sepakati, Agas mengantar Rania ke Club yang ia maksud, memperkenalkan Rania pada temannya yang kebetulan pemilik club.
Teman Agas yang bernama jack, meneliti penampilan Rania yang sedikit tertutup. Namun, semua itu tak mampu menutupi keindahan tubuh Rania. Wajah cantik gadis itu juga sangat mendukung.
Jack mengelus dagunya sembari menyeringai, Agas memang tidak pernah mengecewakan jika membawa gadis.
"Jadi ini teman lo yang mau kerja Gas? Yakin?" tanya Jack.
"Iya, gue titip dia, awas aja lo macam-macam. Rangga bakal penggal kepala lo!" ancam Agas di balas kekehan kecil oleh Jack.
Rangga memang terkenal sedikit brutal di antara mereka. Mereka berdua juga tahu Rangga sudah menikah, tapi tak pernah mengakui istrinya.
"Pacarnya Rangga?"
"Bukan kak," sanggah Rania, membuat Agas melotot heran. "Serius lo?" tanyanya tak percaya.
"Iya kak, beberapa hari yang lalu kami baru putus," lirih Rania.
Ia tahu ucapannya saat ini mampu menyulut api dalam diri Rangga. Tapi apa boleh buat, mereka memang sudah putus dan Rangga sudah menyetujuinya.
"Okey ... okey hari ini lo langsung di terima kerja. Jadi bartender aja dah, takutnya kalau yang lain malah di godain, bisa-bisa club tutup lagi," seloroh Jack menepuk pundak Rania.
Niat jahatnya tadi seketika hilang, saat tahu Rania berada dalam lindungan Rangga.
Agas pamit setelah memastikan Rania baik-baik saja. Dan kini pikiran laki-laki itu di penuhi sebuah tanda tanya besar. Ada masalah apa Rania dan Rangga hingga putus? Kenapa Rangga menerima begitu saja? Padahal selama ini Rangga sangat mencintai Rania ia tahu itu.
Kembali ke tempat haram yang pertama kali di masuki Rania. Gadis itu duduk dengan canggung di sebuah sofa bersama Jack dan beberapa wanita berpakaian terbuka yang kini bergelayut manja di pangkuan laki-laki itu.
"Nggak usah canggung gitu Ran, santai aja," ucap Jack sembari menghembuskan asap rakoknya. "Sift lo mulai jam sembilan malam sampai jam 12, gaji lo 300 k perhari."
Mata Rania berbinar, 200 k perhari jika di kali satu bulan itu sudah banyak, belum lagi gajinya di Cafe. Ia bernapas lega, lagian ia bekerja di club hanya beberapa jam.
Gadis itu mengangguk antusias. "Makasih kak."
"Tapi kalau bisa pakaian lo lebih terbuka lagi ya, aneh kalau gitu," koreksi Jack.
"Baik kak." Tanpa pikir panjang, Rania menyetujui persyaratan Jack.
Malam itu juga, Rania mulai bekerja di tempat Jack. Karena Rania gadis ramah dan mudah bergaul tidak seperti gadis kampung lainnya, ia bisa menyesuaikan diri lebih cepat. Lagi pula ia sudah lama di kota, dua tahun lebih bukan waktu yang singkat.
Setiap pelangang yang datang pasti lebih betah di meja bartender di banding ikut berseru-seruan dengan yang lain. Seperti yang di lakukan laki-laki yang baru saja datang. Tak henti-hentinya laki-laki itu menatap Rania penuh damba.
"Baru ya cantik," ucap sang Pria basa-basi.
"Iya kak."
"Jangan panggil kakak dong, sayang aja nggak papa," goda sang pria mencolek dagu Rania.
Walau sedikit risih, gadis itu tetap saja melanjutkan pekerjaanya, melayani para pria hidung belang di depannya. Menyiapkan minuman haram sesuai keinginan pelanggan.
"Mau minum apa Kak?" tawar Rania.
"Kamu aja sayang gimana? Dua juta sejam mau nggak?" sahut pria berkepala plontos.
Rania tertawa demi menetralisir rasa sakit karena tawaran kurang ajar laki-laki di depannya. Ternyata mencari pekerjaan tak semudah yang ia pikirkan.
Baru sehari bekerja, dirinya sudah di lecehkan beberapa kali. Tapi ia harus bertahan demi membiayai ibu dan adik-adiknya di kampung.
"Saya cuma jadi bartender om, bukan open Bo," jawab Rania.
Cih
Pria berkepala pelontos itu berdecih, sedikit memajukan tubuhnya agar bisa mencapai Rania yang terhalang meja. Laki-laki itu mencengkram dagu Rania sangat keras.
"Dasar gadis tidak tahu diri, kurang baik apa saya nawarin kamu sejumlah uang, hm?" geram pria itu.
Rania meringis, air matanya hampir tumpah menahan sakit. Tak ada satupun di ruangan itu berniat menolongnya, bahkan pengunjung yang lain sudah meninggalkan meja bartender dan bergabung ke lantai dansa.
"Sa ... sakit om," lirih Rania memegang tangan pria itu agar terlepas dari dagunya.
"Ayo baby, kita nikmati malam yang indah ini," ucap pria itu, kini nada bicaranya sangat lembut. "Saya akan memuaskan kamu, dan membuat kamu menjerit menahan nikmat."
"Lepasin Om!" bentak Rania dengan sisa tenaga yang ada.
Bugh
Rania jatuh tersungkur saat cekraman pria berkepala pelontos itu terlepas karena pukulan seseorang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Teh Yen
siapa yah yg nolongin Raina?
2024-06-03
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
jadi bartender di club bukannya ada "ilmu" nya ya ? ada "tata cara" buat menyuguhkan jenis2 minuman alkohol ... kan beda banget sama minum2an di Cafe...
Raina langsung tampil ... gak di "training" dulu gituh .. ?
2024-01-13
1
Fenty Izzi
siapa??? rangga to agas??
2022-06-30
1