Dokter Dingin ,Suamiku

Dokter Dingin ,Suamiku

#1

...*******...

..."Saat kita belum sadar kalau kita sudah berada di zona pernikahan,semua itu menjadi keindahan yang tak terencana"...

...~Sayyidah nur kamila...

...Dimalam ketiga sebelum sya'ban...

...*****...

"Mil,tetangga² udah pada tanya ke ibu, Mila kapan nikahnya?"

"Ibu jawab aja seadanya kalau Mila masih kuliah"

"Kamu beneran kuliah,kan?gak main² jadi relawan bencana?"

"Ndak Bu"ucap Mila ragu karena sebagian mimpinya adalah menjadi relawan seperti ayahnya.

"Ya udah, kamu jemput Salfa ke bandara"

Bandara

Dua puluh menit waktu yang Mila butuhkan untuk berangkat ke bandara. Seperti yang Mila duga bandara itu menjadi tempat paling ramai kedua setelah pasar. Tapi mau bagaimana lagi,pergi ke bandara adalah kewajiban Mila setahun sekali untuk menjemput Salfa, sepupunya.

"Lo ada dimana?"

"Bentar Mil,gue masih ada tugas di roof top bandara".

Titt...

Sambungan telepon terputus karena Mila yang lupa mencharger hpnya tadi malam. Dirinya lupa karena menangani bencana gempa bumi kemarin. Mila memasukkan hpnya kedalam saku bajunya. Seketika itu pandangannya terjatuh pada kerumunan disudut bandara.

Mila segera bergegas untuk melihat keadaan. Dirinya merasa kecewa karena melihat seorang kakek yang sudah sekarat namun tak segera diberi pertolongan.Hanya seorang laki² dewasa yang berusaha membantunya namun tak mendapat respon yang baik dari sang korban.

"Hentikan, jika anda menekannya  seperti itu dia bisa mati" ucap Mila mendorong tangan besar itu menjauh dari pasien.

"Apa anda seorang dokter?"

Mila menggeleng, "bukan"

"Lalu bagaimana saya bisa mempercayai anda untuk bisa menyelamatkannya?" Ucap pria itu ragu melihat Mila yang tak tenang menghadapi pasien.

"Saya seorang relawan dan kejadian seperti ini sudah sering saya temui saat bersama ayah saya"

"Wah dia hidup" ucap salah seorang yang berada di kerumunan. Membuat semua orang tersenyum dan memberi tepukan tangan yang meriah atas keberanian Mila

"Bagaimana ambulan nya?"

"Sebentar lagi datang, kak"

"Baiklah, dia akan baik² saja " ucap Mila lalu pergi setelah petugas membawa pasien ke rumah sakit

"Anda sangat berani, bagaimana jika semua terjadi sebaliknya"

"Saya tidak sendiri,tuhan selalu membantu orang yang membantu saudaranya...jika kita yakin insyaallah semuanya akan baik baik saja"

Pria dewasa itu tersenyum,"Senang bertemu dengan anda"

Mila mengangguk dan tersenyum"Oh iya tuan,maaf jika tindakan saya tadi tidak menghormati anda,saya hanya sedikit panik melihat keadaannya tadi"ucap Mila sambil membungkukkan sedikit badan nya.

"Tidak masalah,saya paham"

Satu menit

Dua menit

"Saya datang bersama putra saya, kebetulan dia adalah seorang dokter,apa kamu mau menemuinya?"

"Mila!"teriak Salfa di atas eskalator sambil melambaikan tangannya.

"Sepupu saya sudah datang,maaf saya pamit Assalamualaikum"

Pria itu tersenyum,"walaikumsallam"ucapnya lalu membuka notifikasi chat dari istrinya. Dia terkejut melihat gambar gadis yang dikirim istrinya dua menit yang lalu.

^^^Mama💞^^^

^^^Calon menantu mu,bagaimana?^^^

^^^(Gambar 1.1)^^^

"Aku sudah menemukannya"batin Adi sambil memasukkan ponsel kedalam saku celananya. ia tersenyum sambil melihat punggung Mila yang hampir tak kelihatan.

Tap.

Tap.

"Pa ada apa?"tanya pria dengan tubuh atletis yang dibaluti dengan jas putih kebesarannya. Kulitnya putih dengan bola mata yang berwarna coklat kepekatan . Ditambah dengan sepatu hitam dan rambut rapi yang menambah pesona ketampanannya.

"Nggak ada apa²,papa cuma bertemu dengan gadis baik,kita harus segera menghubungi kakakmu untuk pulang cepat"

"Aku pergi mengisi kelas dulu"

"Baiklah,jangan pulang terlambat "ucap Adi mendapat anggukan kepala dari putranya.

Dijalan,Mila sedikit bingung melihat Salfa yang terus tersenyum sambil melihat kamera di tangannya. Mila mengerem dadakan motor Scoopy nya untuk menyadarkan kegilaan Salfa yang hampir tak bisa diberi pertolongan.

"Mil gue masih pengen hidup"

"Kenapa Lo?kena angin pesawat jadi gila?"

"Kepo ya?kepo dong,mil Lo tau gak kalau rooftop bandara itu indah"

"Apanya?"

Salfa menggeleng - gelengkan kepalanya"sulit di definisi"

"Terserah Lo aja,gue mau kuliah"

"Terus gue?"

"Turun"

"Tega banget Lo,gue datang jauh jauh malah Lo telantarin di jalanan"

"Gue pesenin ojek"

"Gak mau ketiaknya bau"

"Ribet,turun nggak"

"Iya² sabar"ucap Salfa turun dari motor.

Mila langsung melanjutkan perjalanan nya menuju ke universitas keinginan ibunya. Belum sampai masuk kelas Mila mendapat gelengan kepala dari semua teman temannya.

"Lo gak bisa masuk kelas,mil"

"kenapa?"

"Sekolah kita mengundang dokter profesional dari Singapura untuk mengisi pelajaran tapi persyaratan nya harus lunas bayar SPP"

"Uangnya udah buat gue beli makanan dan kebutuhan buat para pengungsi"

"Ya ampun Mila kalau kita gak masuk kelas lagi kita bisa dapat surat DO"

"Dokter sekarang semua tentang uang ,apa mereka merasa di rugikan jika tidak dibayar keilmuannya?"ucap Mila yang tak sadar ada seorang pria berpakaian rapi di belakangnya. Kedua temannya menunduk sambil memberi isyarat pada Mila dan membuat gadis itu pergi tanpa melihatnya.

"Maaf, permisi"ucap Mila sebelum pergi lalu pria itu memberi jalan untuk nya.

Di dalam kelas,aura Rasya sang dokter mampu menghipnotis seluruh mahasiswi yang duduk bosan di atas kursi nya. Pelajaran langsung dimulai tanpa adanya basa basi perkenalan yang sangat umum di lakukan di hari pertama sekolah.

"Pak,saya mau tanya"tanya seorang murid sambil mengangkat tangan nya.

"Silahkan"

"Kunci sukses menjadi dokter yang berhasil"

"Detik dan langkah,jika kalian gagal menjaganya hanya ada penyesalan yang tersisa".

Setelah mengisi kampus Rasya kembali ke rumah sakit keluarga nya. Semua orang menundukkan kepalanya sampai Rasya masuk kedalam ruangan kerjanya.

Di ruang kerjanya Rasya terganggu dengan perkataan Mila tentang profesi nya. Bagaimana bisa seseorang berfikir buruk tentang jasa dokter untuk pasien nya?. Pikirannya terganggu seakan dokumen penting tak berguna lagi dihadapannya. Biasanya tidak ada satu hal pun yang bisa menganggu konsentrasi nya selain telepon dari papanya.

Rasya mengambil ponsel dan menghubungi salah satu rektor universitas yang ia kunjungi tadi siang dikelasnya.

"Ada apa pak?"

"Apa semua mahasiswa ikut di kelas saya?"

"Emm...tidak pak hanya sebagian yang sudah melunasi pembayaran.

"Jika saya mengisi kelas,pastikan semuanya bisa mengikuti"

"Tapi... pak"

Tiiit.

Sambungan telepon terputus karena Rasya yang tidak ingin memperpanjang keadaan. Dirinya yang terbiasa sibuk melupakan pesan papa nya untuk tidak pulang terlambat.

🌿🌿🌿

(Dua jam sebelum gambar terkirim)

Dua orang wanita datang di kampung kecil dengan penampilan biasa namun terlihat elegan. Ibu Mila bingung melihat dua tamu yang entah datang darimana dan hendak bertemu siapa. Ah, mungkin ingin bertemu Mila karena prestasi nya di kampus.

"Apa ini rumah pak Agas?"tanya wanita paru baya dengan gulungan rambut dan bajunya yang berwarna crime keemasan.

Vina terdiam lalu mengangguk pelan,"Saya Vina istrinya"ucapnya sambil menelan Saliva nya kuat kuat.

"Bisa kita berbicara sebentar?"ucap wanita setengah paruh baya dengan senyum ramahnya.

Maura dan ibunya Aini menceritakan semua tentang persahabatan antara Agas dan Adi semasa mudanya.

Agas adalah seorang relawan yang berjasa bagi keluarga Ar-Razi. Apalagi di saat detik detik Adi yang kritis Agas rela mendonorkan jantungnya untuk terakhir kalinya. Keluarga nya sudah mencari lama keberadaan keluarga Agas untuk membalas Budi. Namun,tuhan baru mengizinkan mereka sekarang untuk bertemu menjadi keluarga besar.

"Kalian datang membawa lamaran untuk putriku tapi bagaimana kalian bisa tahu tentang Mila?"

"Itu karena Mila selalu ada bersama dengan tuan Agas,kami sangat salut dengan Mila dan berharap kita sungguh bisa menjadi besan"

Vina terdiam,"Aku tidak akan menikahkan putriku hanya karena keinginan balas Budi kalian!"

"Sungguh bukan itu maksud kami,Mila gadis yang baik dan kami ingin menikahkan nya dengan putra pertama kami,Rafka"

"Saya mohon ibu bisa pikirkan kembali "ucap Aini berharap.

"Saya akan membicarakan nya dengan Mila bukan karena saya tidak percaya dengan keluarga kalian tapi tentang pernikahan itu adalah haknya"

"Baiklah,kami sungguh berharap, tuan Adi juga yang sudah menganggap Mila sebagai Putri nya sendiri".

Vina mengangguk pelan sambil mengantarkan pergi Maira dan ibunya.

🌿🌿🌿

Ceklek...

"Ciye yang dapat lamaran"ejek Salfa yang duduk santai di kursi panjang sambil memainkan ponselnya.

"Siapa yang bilang gitu?'

"Ibu mu masak iya tetanggaku"

Mendengar pengakuan Sepupunya Mila langsung bergegas menuju kamar ibunya yang tak jauh dari ruang tamu.

Ceklek.

Mila membuka pintu kamar Vina sambil melihat ibunya yang sudah tertidur lelap di kasur nya.

Kemudian Mila menghampiri nya sambil memijat kedua kaki ibunya.

"Kamu sudah pulang,?"tanya Vina membuka kedua matanya pelan.

"Ibu,apa maksud perkataan Salfa? lamaran?lamaran apa Bu?"

"Teman ayahmu datang untuk memintamu menjadi menantunya"

"Lalu ibu?"

Vina terdiam.

"Apa ibu dibuat sedih oleh tetangga karena Mila?"

Vina terdiam.

"Jika itu iya Mila terima semua jodoh yang ibu pilihkan dengan satu syarat"

"Katakan,nak"

"Mila punya prinsip Bu kalau Mila hanya ingin satu suami untuk seumur hidup"

"Ibu janji bakal pilihkan Mila jodoh yang terbaik"ucap Vina membiarkan putri kesayangannya memeluknya erat.

#1

#sabar yh

#gimana nih baru pembuka?

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Assalamualaikum.. izin baca thor.. 🙏🙏

2023-10-19

1

Ratu Yucan

Ratu Yucan

Awal yang menarik

2023-06-18

1

Komang Restu

Komang Restu

Bru mampir. lnjut

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!