...*******...
..."**hal yang ku harapkan dan ku butuhkan sekarang adalah tamu yang selalu datang tanpa undangan..... menstruasi kapan wujud mu datang**"...
...~**sayyidah nur kamila**...
...****...
Mila berkeliling mengelilingi rumah barunya.Terlihat tampak besar dengan design yang serba putih. Indah bak surga namun tak berpenghuni. Hanya Mila saja yang masih asing dengan ruangan di setiap inchi nya.
Rasya sedih atas kepergian malaikat kecilnya. Dirinya memutuskan pergi ke Singapura untuk melupakan semua kenangan nya. Dr Husain sahabat masa kecilnya menyambut kedatangan Rasya dan mencari keberadaan istri barunya,Mila.
"Aku dengar kamu sudah menikah lalu dimana istrimu?"
Rasya menggeleng,"aku tidak tahu'
"Kamu kesini sendiri?lalu bagaimana istrimu?"
"Aku akan mengirimnya ke Bandung"
"Hah?tapi kenapa?"tanya dr Husain bingung.
"Agar dia tidak pernah menganggu pekerjaanku"ucap Rasya sambil memakai jas putih kebesarannya.
Dr Husain menggeleng,"udah mau bekerja?"
Rasya mengangguk.
"Ruang darurat,pasien dengan satu paru parunya yang terluka"ucap Dr Husain membuat Rasya segera bergegas.
🌼🌼🌼
Dua jam sudah Mila habiskan sendiri didalam rumah. Hingga membuat gadis itu tertidur di sofa panjang yang resmi menjadi miliknya. Tiba tiba Mila dikejutkan oleh kedatangan dua pria bertubuh kekar bersama wanita cantik yang yang kemungkinan usianya tak jauh beda darinya.
"Nona boleh tanya dimana koper dan barang²nya"
Sejenak Mila terdiam,"apa maksudnya?apa dirinya akan diperlakukan seperti putri kerajaan yang selalu ia dengar sebelum tidur?"batin Mila bingung tak karuan.
Mila tersenyum,"nanti biar saya tata sendiri,kebetulan tadi saya terlalu asyik melihat lihat rumah ini"
"Saya saja yang akan bantu bawa barang nona kedalam bagasi mobil"
Tyarr....
Bagai petir dahsyat menyambar tubuhnya. Dirinya membayangkan apa dia salah alamat atau suaminya yang mengusir dirinya karena dipaksa menikah dengannya?
Mila masih terdiam menatap dua pria itu yang mengangkat semua barangnya. Pikirannya buyar,lisannya bingung untuk berucap. Dalam hatinya hanya berharap semoga dia tidak dikembalikan di rumah orang tuanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
Wanita itu tersenyum,"tuan muda menyuruh kita untuk membawa Nona muda pergi ke Bandung."
"Bandung?tapi kenapa?"
Wanita itu mengedikan bahu nya,"saya kurang tahu nona"
Walaupun dengan hatinya yang masih berat Mila segera bergegas untuk berpamitan kepada keluarga nya dan semua teman temannya termasuk pekerjaannya.
"Bandung?tega banget Lo mil ninggalin kita yang dari jaman nenek moyang selalu setia bersama Lo"
"Agak alay tapi gak papa teman sendiri"
"Mil kita semua gak bisa kerja tanpa Lo"
Semuanya mengangguk,"bener,kenapa sih Lo tiba tiba pindah ke Bandung?"
"Ikut suami biar dapat surga"
"Suami lo ribet gue gak suka"
Kemudian pria tegas datang dengan style rapi dan kumis tebalnya menepuk kedua bahu Mila,"Gausah resign,kamu saya tempatkan pada tim yang ada di Bandung"
Mila tersenyum bahagia bersama dengan semua temannya. Mila lupa kalau tim nya sudah menyebar dipenjuru dunia. Terima kasih pak.ucapnya lalu pergi
🌼🌼🌼🌼
Bandung,pukul 20.15
Mila tertidur di salah satu kamar yang jauh lebih megah dari rumah sebelumnya. Sedikit tidak percaya diri jika dirinya yang selalu tidur di brankar pasien sekarang malah tidur di salah satu ranjang warisan ratu Balqis pada masanya. Ahh terlalu nyenyak sampai Mila lupa kalau hidup di dunia hanya sementara.
Jarum jam menunjukkan pukul 07 tepat. Mila terbangun oleh tangan wanita paruh baya disampingnya. Sedikit terkejut Bahkan tak percaya diri jika wanita itu adalah pelayan pribadinya yang sudah siap menyiapkan susu hangat di setiap paginya.
Mila mengoles selembar roti dengan selai berwarna merah pekat lalu memakannya nya perlahan. Ditengah aktifitas nya dia melihat amplop putih dibawah mangkuk buah yang berisi beberapa lembaran uang merah.
"Ini apa Bu?"tanya Mila membolak-balik amplop tebalnya.
Bibi yang bernama Wati itu menoleh sambil berjalan membawa nampan putih yang berisi semangkuk salad sayur untuk Mila,"gak tau non,mungkin dari tuan muda"
"Wah nafkah?"batin Mila bingung,"berarti orang itu pulang"lirih Mila yang berfikir akan menulis surat untuk meminta izin kuliah dan menjadi sukarelawan.
"Bibi ada pena sama kertas nggak"
"Di laci depan non,saya ambilkan,"ucap bibi lalu memberikan barang itu kepada nona nya.
"Saya ke dapur dulu ya non,nanti kalau butuh apa apa tinggal panggil bibi aja"
Mila mengangguk lalu menulis suratnya untuk suaminya.
...Assalamualaikum wr.wb...
...Semoga anda selalu dalam lindungannNya dan dalam keadaan yang baik baik saja....
...Sebenarnya saya bingung lisan ini mau memanggilmu apa. Hatiku masih bimbang dengan pikiran yang sulit untuk menggambarkan bagaimana dirimu sebenarnya....
...Tanpa basa-basi dengan kalimat yang lebih rumit . Saya hanya ingin meminta izin untuk kembali kuliah dan menjadi sukarelawan yang sudah menjadi cita cita saya sejak kecil....
^^^~Kamila,istrimu^^^
Kringg....
Dering telepon dari daerah yang berbeda hampir membuat Mila tersedak. Mila tersenyum saat melihat nama pak Herman muncul di layar hapenya.
"Datanglah,aku sudah membicarakan kepada mereka tentang mu"
Mila segera melipat kertas suratnya laku meletakkannya di bawah mangkuk buah. Mila yang tak sabar untuk bergabung dengan rekan² barunya membuat nya segera bergegas berjalan pergi ke lokasi yang ditujukan pak Herman padanya.
"Bibi saya pergi sebentar,"teriak Mila mengambil ponsel dan dompetnya lalu pergi tanpa memedulikan apapun.
Wati yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil membereskan meja makan,"kasian non Mila tergesa gesa begitu sampai susunya tumpah"ucap Wati membawa gelas susu dan mangkuk buah yang membuat kertas itu jatuh ke atas lantai karena angin.
Dengan kerja yang cekatan Wati mengambil penyedot debu untuk membersihkan seluruh ruangan nya. Kertas Mila yang tergeletak di lantai sudah bercampur dengan debu dan terbuang hancur di tempat sampah rumahnya. Semenit kemudian Rasya datang membuat Wati bernafas lega karena rumah yang sudah ia bersihkan lebih awal.
"Tuan muda sudah datang?"sapa Wati ramah.
Rasya mengangguk sambil melepaskan pakaian dinasnya,"tidak ada orang di rumah?"ucapnya lalu meminum segelas air di atas meja.
"Nona muda baru saja pergi"jawab Wati membuat Rasya beranjak pergi dari kamarnya,"tuan mau pergi lagi?"
"Saya hanya mau ambil baju ganti"jawab Rasya kembali mengangkat panggilan teleponnya"apa ada pesan untuk saya?"
Wati menggeleng,"tidak ada tuan"
Rasya pergi ke kamarnya lalu mandi dan membereskan beberapa pakaian ganti untuk menginap semalaman di rumah sakit. Kemudian Rasya pergi tanpa sepengetahuan siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ini suami istri seperti kucing²am.. Rasa belum tau aja siapa istrinya, gadis yg sempat dia kagumi waktu di Palu... sekarang kamu abai, nanti kalau sudah melihat visualnya, kamu akan menyesal krn mengabaikannya selama ini...
2023-10-19
0