NovelToon NovelToon

Dokter Dingin ,Suamiku

#1

...*******...

..."Saat kita belum sadar kalau kita sudah berada di zona pernikahan,semua itu menjadi keindahan yang tak terencana"...

...~Sayyidah nur kamila...

...Dimalam ketiga sebelum sya'ban...

...*****...

"Mil,tetangga² udah pada tanya ke ibu, Mila kapan nikahnya?"

"Ibu jawab aja seadanya kalau Mila masih kuliah"

"Kamu beneran kuliah,kan?gak main² jadi relawan bencana?"

"Ndak Bu"ucap Mila ragu karena sebagian mimpinya adalah menjadi relawan seperti ayahnya.

"Ya udah, kamu jemput Salfa ke bandara"

Bandara

Dua puluh menit waktu yang Mila butuhkan untuk berangkat ke bandara. Seperti yang Mila duga bandara itu menjadi tempat paling ramai kedua setelah pasar. Tapi mau bagaimana lagi,pergi ke bandara adalah kewajiban Mila setahun sekali untuk menjemput Salfa, sepupunya.

"Lo ada dimana?"

"Bentar Mil,gue masih ada tugas di roof top bandara".

Titt...

Sambungan telepon terputus karena Mila yang lupa mencharger hpnya tadi malam. Dirinya lupa karena menangani bencana gempa bumi kemarin. Mila memasukkan hpnya kedalam saku bajunya. Seketika itu pandangannya terjatuh pada kerumunan disudut bandara.

Mila segera bergegas untuk melihat keadaan. Dirinya merasa kecewa karena melihat seorang kakek yang sudah sekarat namun tak segera diberi pertolongan.Hanya seorang laki² dewasa yang berusaha membantunya namun tak mendapat respon yang baik dari sang korban.

"Hentikan, jika anda menekannya  seperti itu dia bisa mati" ucap Mila mendorong tangan besar itu menjauh dari pasien.

"Apa anda seorang dokter?"

Mila menggeleng, "bukan"

"Lalu bagaimana saya bisa mempercayai anda untuk bisa menyelamatkannya?" Ucap pria itu ragu melihat Mila yang tak tenang menghadapi pasien.

"Saya seorang relawan dan kejadian seperti ini sudah sering saya temui saat bersama ayah saya"

"Wah dia hidup" ucap salah seorang yang berada di kerumunan. Membuat semua orang tersenyum dan memberi tepukan tangan yang meriah atas keberanian Mila

"Bagaimana ambulan nya?"

"Sebentar lagi datang, kak"

"Baiklah, dia akan baik² saja " ucap Mila lalu pergi setelah petugas membawa pasien ke rumah sakit

"Anda sangat berani, bagaimana jika semua terjadi sebaliknya"

"Saya tidak sendiri,tuhan selalu membantu orang yang membantu saudaranya...jika kita yakin insyaallah semuanya akan baik baik saja"

Pria dewasa itu tersenyum,"Senang bertemu dengan anda"

Mila mengangguk dan tersenyum"Oh iya tuan,maaf jika tindakan saya tadi tidak menghormati anda,saya hanya sedikit panik melihat keadaannya tadi"ucap Mila sambil membungkukkan sedikit badan nya.

"Tidak masalah,saya paham"

Satu menit

Dua menit

"Saya datang bersama putra saya, kebetulan dia adalah seorang dokter,apa kamu mau menemuinya?"

"Mila!"teriak Salfa di atas eskalator sambil melambaikan tangannya.

"Sepupu saya sudah datang,maaf saya pamit Assalamualaikum"

Pria itu tersenyum,"walaikumsallam"ucapnya lalu membuka notifikasi chat dari istrinya. Dia terkejut melihat gambar gadis yang dikirim istrinya dua menit yang lalu.

^^^Mama💞^^^

^^^Calon menantu mu,bagaimana?^^^

^^^(Gambar 1.1)^^^

"Aku sudah menemukannya"batin Adi sambil memasukkan ponsel kedalam saku celananya. ia tersenyum sambil melihat punggung Mila yang hampir tak kelihatan.

Tap.

Tap.

"Pa ada apa?"tanya pria dengan tubuh atletis yang dibaluti dengan jas putih kebesarannya. Kulitnya putih dengan bola mata yang berwarna coklat kepekatan . Ditambah dengan sepatu hitam dan rambut rapi yang menambah pesona ketampanannya.

"Nggak ada apa²,papa cuma bertemu dengan gadis baik,kita harus segera menghubungi kakakmu untuk pulang cepat"

"Aku pergi mengisi kelas dulu"

"Baiklah,jangan pulang terlambat "ucap Adi mendapat anggukan kepala dari putranya.

Dijalan,Mila sedikit bingung melihat Salfa yang terus tersenyum sambil melihat kamera di tangannya. Mila mengerem dadakan motor Scoopy nya untuk menyadarkan kegilaan Salfa yang hampir tak bisa diberi pertolongan.

"Mil gue masih pengen hidup"

"Kenapa Lo?kena angin pesawat jadi gila?"

"Kepo ya?kepo dong,mil Lo tau gak kalau rooftop bandara itu indah"

"Apanya?"

Salfa menggeleng - gelengkan kepalanya"sulit di definisi"

"Terserah Lo aja,gue mau kuliah"

"Terus gue?"

"Turun"

"Tega banget Lo,gue datang jauh jauh malah Lo telantarin di jalanan"

"Gue pesenin ojek"

"Gak mau ketiaknya bau"

"Ribet,turun nggak"

"Iya² sabar"ucap Salfa turun dari motor.

Mila langsung melanjutkan perjalanan nya menuju ke universitas keinginan ibunya. Belum sampai masuk kelas Mila mendapat gelengan kepala dari semua teman temannya.

"Lo gak bisa masuk kelas,mil"

"kenapa?"

"Sekolah kita mengundang dokter profesional dari Singapura untuk mengisi pelajaran tapi persyaratan nya harus lunas bayar SPP"

"Uangnya udah buat gue beli makanan dan kebutuhan buat para pengungsi"

"Ya ampun Mila kalau kita gak masuk kelas lagi kita bisa dapat surat DO"

"Dokter sekarang semua tentang uang ,apa mereka merasa di rugikan jika tidak dibayar keilmuannya?"ucap Mila yang tak sadar ada seorang pria berpakaian rapi di belakangnya. Kedua temannya menunduk sambil memberi isyarat pada Mila dan membuat gadis itu pergi tanpa melihatnya.

"Maaf, permisi"ucap Mila sebelum pergi lalu pria itu memberi jalan untuk nya.

Di dalam kelas,aura Rasya sang dokter mampu menghipnotis seluruh mahasiswi yang duduk bosan di atas kursi nya. Pelajaran langsung dimulai tanpa adanya basa basi perkenalan yang sangat umum di lakukan di hari pertama sekolah.

"Pak,saya mau tanya"tanya seorang murid sambil mengangkat tangan nya.

"Silahkan"

"Kunci sukses menjadi dokter yang berhasil"

"Detik dan langkah,jika kalian gagal menjaganya hanya ada penyesalan yang tersisa".

Setelah mengisi kampus Rasya kembali ke rumah sakit keluarga nya. Semua orang menundukkan kepalanya sampai Rasya masuk kedalam ruangan kerjanya.

Di ruang kerjanya Rasya terganggu dengan perkataan Mila tentang profesi nya. Bagaimana bisa seseorang berfikir buruk tentang jasa dokter untuk pasien nya?. Pikirannya terganggu seakan dokumen penting tak berguna lagi dihadapannya. Biasanya tidak ada satu hal pun yang bisa menganggu konsentrasi nya selain telepon dari papanya.

Rasya mengambil ponsel dan menghubungi salah satu rektor universitas yang ia kunjungi tadi siang dikelasnya.

"Ada apa pak?"

"Apa semua mahasiswa ikut di kelas saya?"

"Emm...tidak pak hanya sebagian yang sudah melunasi pembayaran.

"Jika saya mengisi kelas,pastikan semuanya bisa mengikuti"

"Tapi... pak"

Tiiit.

Sambungan telepon terputus karena Rasya yang tidak ingin memperpanjang keadaan. Dirinya yang terbiasa sibuk melupakan pesan papa nya untuk tidak pulang terlambat.

🌿🌿🌿

(Dua jam sebelum gambar terkirim)

Dua orang wanita datang di kampung kecil dengan penampilan biasa namun terlihat elegan. Ibu Mila bingung melihat dua tamu yang entah datang darimana dan hendak bertemu siapa. Ah, mungkin ingin bertemu Mila karena prestasi nya di kampus.

"Apa ini rumah pak Agas?"tanya wanita paru baya dengan gulungan rambut dan bajunya yang berwarna crime keemasan.

Vina terdiam lalu mengangguk pelan,"Saya Vina istrinya"ucapnya sambil menelan Saliva nya kuat kuat.

"Bisa kita berbicara sebentar?"ucap wanita setengah paruh baya dengan senyum ramahnya.

Maura dan ibunya Aini menceritakan semua tentang persahabatan antara Agas dan Adi semasa mudanya.

Agas adalah seorang relawan yang berjasa bagi keluarga Ar-Razi. Apalagi di saat detik detik Adi yang kritis Agas rela mendonorkan jantungnya untuk terakhir kalinya. Keluarga nya sudah mencari lama keberadaan keluarga Agas untuk membalas Budi. Namun,tuhan baru mengizinkan mereka sekarang untuk bertemu menjadi keluarga besar.

"Kalian datang membawa lamaran untuk putriku tapi bagaimana kalian bisa tahu tentang Mila?"

"Itu karena Mila selalu ada bersama dengan tuan Agas,kami sangat salut dengan Mila dan berharap kita sungguh bisa menjadi besan"

Vina terdiam,"Aku tidak akan menikahkan putriku hanya karena keinginan balas Budi kalian!"

"Sungguh bukan itu maksud kami,Mila gadis yang baik dan kami ingin menikahkan nya dengan putra pertama kami,Rafka"

"Saya mohon ibu bisa pikirkan kembali "ucap Aini berharap.

"Saya akan membicarakan nya dengan Mila bukan karena saya tidak percaya dengan keluarga kalian tapi tentang pernikahan itu adalah haknya"

"Baiklah,kami sungguh berharap, tuan Adi juga yang sudah menganggap Mila sebagai Putri nya sendiri".

Vina mengangguk pelan sambil mengantarkan pergi Maira dan ibunya.

🌿🌿🌿

Ceklek...

"Ciye yang dapat lamaran"ejek Salfa yang duduk santai di kursi panjang sambil memainkan ponselnya.

"Siapa yang bilang gitu?'

"Ibu mu masak iya tetanggaku"

Mendengar pengakuan Sepupunya Mila langsung bergegas menuju kamar ibunya yang tak jauh dari ruang tamu.

Ceklek.

Mila membuka pintu kamar Vina sambil melihat ibunya yang sudah tertidur lelap di kasur nya.

Kemudian Mila menghampiri nya sambil memijat kedua kaki ibunya.

"Kamu sudah pulang,?"tanya Vina membuka kedua matanya pelan.

"Ibu,apa maksud perkataan Salfa? lamaran?lamaran apa Bu?"

"Teman ayahmu datang untuk memintamu menjadi menantunya"

"Lalu ibu?"

Vina terdiam.

"Apa ibu dibuat sedih oleh tetangga karena Mila?"

Vina terdiam.

"Jika itu iya Mila terima semua jodoh yang ibu pilihkan dengan satu syarat"

"Katakan,nak"

"Mila punya prinsip Bu kalau Mila hanya ingin satu suami untuk seumur hidup"

"Ibu janji bakal pilihkan Mila jodoh yang terbaik"ucap Vina membiarkan putri kesayangannya memeluknya erat.

#1

#sabar yh

#gimana nih baru pembuka?

#2

Rumah sakit Arya Sanjaya

Hanya keheningan yang tersisa di seluruh ruangan. Kaca kaca jendela yang sudah longgar karena uap panas di siang hari. Desiran AC yang tak mampu mengalahkan sang Surya yang sedang marah pada dunia.Dua gadis resepsionis yang sibuk mendinginkan dirinya dengan dokumen di tangannya. Tiba tiba mereka merasa terkejut karena benda putih yang memanggilnya dari ruang dokter yang selalu ditakuti banyak orang.

"Panggil dokter Rasya dan lainnya ke ruangan saya!"

"Baik dokter"

Dokter Rasya yang masih sibuk didalam ruangan 304 terpaksa datang terlambat dari dokter lainnya. dirinya masih sibuk mencari solusi untuk menindak pasien dengan penyakit aneh. Hal itu membuatnya tak pantang menyerah untuk berusaha walaupun nyatanya semua dokter profesional sudah angkat tangan untuk menindak lanjutkan.

"Maaf saya terlambat"

"Tidak masalah,dokter Rasya"

Prof dr Hamka Sanjaya menjelaskan bahwa mereka sudah menemukan solusi terbaik untuk pasien 304. Namun yang menjadi kendala baru bagi rumah sakit Arya Sanjaya sekarang adalah siapa dokter yang akan dikirim untuk memberi bantuan bencana gempa di Sulawesi.

Mereka sungguh membutuhkan dokter profesional untuk mengurangi angka kematian korban bencana alam. Pastinya,semua dokter merasa berat untuk berangkat ke pengungsian karena diperkirakan akan adanya gempa susulan.

"Bagaimana jika prof mengirim dokter Rasya ke sana karena jumlah pasien di sana tidak bisa di atasi oleh dokter tua seperti kita"ucap dokter Reza yang dari awal memang tidak menyukai Rasya.

"Saya setuju,lingkungan di sana lebih membutuhkan dokter muda dan cekatan seperti dokter Rasya"

"Bagaimana menurutmu dokter Rasya?"tanya prof Hamka dengan kacamata bulat yang selalu ia kenakan.

Rasya hanya menganggukkan kepalanya sambil meneliti hasil ronsen otak pasien 304.

Rasya menitipkan pasien 304 kepada prof Hamka untuk diselamatkan lalu pergi dengan sifat wibawanya.

"Semoga dokter muda di masa depan seperti dokter Rasya"

Semua dokter menganggukkan kepalanya lalu kembali kepada pasien mereka masing masing.

🌼🌼🌼🌼

Keluarga Ar-Razi dibingungkan dengan kabar Rafka yang dikirim ke Yaman karena program beasiswa. Papa mamanya yang tak mengerti jika putra sulungnya sudah mengirim surat dari jauh jauh hari untuk berpamitan kepada mereka . Hal itu membuat keduanya merasa sedih bahkan shock berat mendengarnya.

Itu semua karena kejadian yang tak terencana dari tukang pos yang mengalami kecelakaan di ibukota Sampai meninggal dunia.

Adi hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berfikir Rasya adalah jalan keluarnya. Akan tetapi,bagaimana cara menikahkan Rasya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya? bahkan tidak ada menit yang senggang sedikitpun untuk membicarakan itu padanya.

Disisi lain Maira merasa sedih dan terus membaca surat dari putra sulung yang sangat ia rindukan.

...Assalamualaikum, bidadari bumi yang diciptakan untuk menjadi ibu dari sang khafilah hati....

...Bagaimana kabar ibu dan keluarga di sana ? Semoga kalian selalu dalam lindungan Nya...

...Sekarang izinkan putramu ini untuk menyampaikan pesan inti kepada kalian....

...Yang terhormat Prof,dr Adi Ar-Razi dengan permaisurinya Nyonya  Maira Ar-Razi.. putramu ini ingin meminta izin dan restu untuk berdakwah yang saya yakin kalian pasti mengizinkan dengan selapang-lapangnya. Terima kasih...

^^^Putramu, seorang khafilah hati^^^

^^^~Muhammad Rafka Ar Razi^^^

Berbeda dengan Rasya, Muhammad Rafka Ibnu Ar Razi adalah sosok yang ramah dan hangat pada semua orang. Senyuman dengan lesung pipinya selalu membawa pesona ketampanan alami di wajahnya.Dirinya  lebih suka dengan lingkungan Asrama daripada rumah sakit yang penuh dengan aroma obat yang membuatnya merasa ingin muntah.

...~Walimatul ursy...

...Muhammad Rafka Ibnu Ar Razi bin prof. Dr Adi Ar Razi...

...Dengan...

...Sayyidah nur kamila binti Alm.agas Hasan ahmad...

Surat undangan sudah tersebar ke seluruh penduduk sebelum surat cinta Rafka terbaca oleh lisan keluarga. Ibunya sudah mengabari Rafka tentang pernikahan nya dengan Mila namun Rafka menjawab nya mentah karena bidadari kecil yang sudah hinggap di hatinya. Rafka menjabat sebagai penulis best seller di Yaman karena karya tulisnya yang ia beri judul

..."Labibah kecil perindu surga"...

Dengan perasaan sedih karena penolakan putranya dan rasa takutnta kepada Vina, Maira berfikir untuk menyuruh Rasya menggantikan pernikahan kakaknya.

Jam sudah pukul dua dini hari,Maira masih tetap terjaga menunggu kepulangan Rasya dari rumah sakit. Ia tertidur di sofa panjang dengan riasan yang masih melekat di wajahnya.

Disisi lain sosok yang di tunggu masih asyik di depan laptopnya sambil menyelesaikan semua dokumennya.

Fajar sudah terbit. Maira yang terbangun merasa bingung dengan atap atap langit kamarnya. Bukankah tadi malam ia masih menunggu putranya pulang di ruang tamu?. Kemudian Adi datang dengan pakaian rapi sambil membawa nampan makanan di tangannya.

"Pasti kemaren begadang nungguin Rasya"

"Rasya belum pulang?"

"Jika kamu tidak meneleponnya dia tidak akan pulang"

Maira terdiam dan berfikir kalau apa yang dikatakan suaminya adalah hal benar dan tidak pernah salah. Maira menatap Adi khawatir membuat pria itu hanya melempar senyum hangat padanya.

"Rasya dan Rafka itu berbeda"ucap Adi sambil memberi segelas susu hangat kepada isteri nya. "Minumlah atau kamu akan sakit"

Maira meminumnya sedikit dan berfikir jika Rasya menolaknya lalu bagaimana dengan perjanjian kebahagiaan yang ia ucapkan untuk Vina?apakah Vina akan membenci dirinya lalu meminta kembali jantung suaminya?. Ah,Maira lelah. Dirinya harus segera bertemu dengan Rasya putra keduanya.

🌿🌿🌿

Palu, Sulawesi

"Nur,bagaimana?"

"Dia masih bisa hidup"ucap Mila senang"bawa semua anak anak ini ke tenda darurat"

"Baik",teriak 4 orang laki laki yang sudah siap dengan tandu mereka.

"Mil,dokter dari kota belum datang,Lo mau kemana?"

"Gue akan pergi ke sana sebentar"ucapnya lalu pergi.

Hampir separuh kota hancur rata dengan tanah. Banyak jasad jasad yang sudah kehilangan nyawanya. Rumah tak berbentuk juga sungai yang keruh akan serpihan bangunan. Rintihan tangis tak henti hentinya dari anak kecil yang kelaparan diselingi dengan rasa takut yang luar biasa. Ah, gak paham kenapa tuhan semarah ini kepada mereka?.

Separuh jalan sudah dilewati Mila dengan keberanian. Tanpa rasa takut sedikitpun akan gempa susulan yang bisa menyerangnya. Ingatan kala dia bersamanya berhasil membuatnya meneteskan air mata. Kemudian dia tersenyum mengingat ayahnya yang seperti pahlawan yang sedang menolong semua korban hanya dengan kedua tangan kasarnya.

"Ayah,andai kala itu bisa terulang"ucapnya dalam hati lalu terhenti saat mendengar suara rintihan melewati gendang telinganya. Mila berlari mencari asal suara  dan menemukan gadis kecil yang cantik sedang berlumuran darah.

Gadis itu masih rapi dengan mukenah birunya.Hati kecil Mila menangis dan berusaha mengeluarkan gadis kecil itu dari bebatuan yang menimpa nya.

"Kamu akan selamat"ucap Mila yang sudah melihat gadis itu lemah dan hampir memejamkan matanya. Mila membuka baju gadis itu dan menyobek sedikit bajunya untuk menghentikan pendarahan. Hati Mila tersentak saat melihat pecahan kaca menancap di atas jantung kecilnya. Tiba tiba tangan besar mencegahnya untuk melakukan penyelamatan.

"Apa yang kamu lakukan? Hanya dokter yang bisa melakukannya"ucap Rasya yang turun dari mobilnya dan menangkap Mila yang hendak gegabah dalam bertindak.

Mila menatap nya tajam dengan tatapan yang sulit diartikan. Ditambah dengan air mata yang masih membasahi pipinya. Ia sungguh tidak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang untuk menyelamatkan gadis kecil itu.

#2

#3

"Jika kita membawanya ke pengungsian,dia hanya bisa mati!"

Rasya terdiam.

"Detak jantungnya hanya tersisa 0,001 menit"mata Mila berkaca kaca.

"Kita bisa lakukan disini"ucap Rasya mengeluarkan alat bedah dari dalam tas nya. "bantu aku"ucapnya mendapat anggukan dari Mila.

Sesekali Mila menyeka keringat Rasya yang sibuk dengan pasien nya. Hanya desiran angin yang menemani dua insan tanpa ikatan itu yang akhirnya mencetak senyum yang merekah,"dia hidup!kita berhasil"refleks Mila memeluk Rasya erat dan membasahi kemeja Rasya dengan air matanya.

"Terima kasih"

"0,001 menit sudah cukup untuk membuat orang kembali hidup"ucap Rasya yang masih kaku di tempat karena Mila yang memeluknya.

"Ada korban lagi!"teriak petugas membuat Mila melepaskan pelukannya. Mila merasa malu akan sikapnya saat melihat Rasya yang masih terdiam membeku di tempatnya.

Mila tersenyum saat melihat gadis kecil itu dibawa menuju tenda darurat dalam keadaan yang sudah terselamatkan.

"Apa dia sungguh baik baik saja?"

"Masih membutuhkan intubasi oksigen"

"Terima kasih dan....maaf" ucap Mila sedikit ragu melihat Rasya yang pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Seismograf dalam hatinya membuat Mila merasakan kedatangan gempa yang hendak bertamu. Gawat!. Mila langsung menarik Rasya pergi dari bawah bangunan yang masih tersisa. Rasya yang di tarik oleh Mila hanya bisa mengikutinya dari belakang.

Dugaan Mila benar gempa susulan sudah datang. Namun, untung saja skala yang diakibatkan nya tak sebesar gempa yang pertama. Huff masih aman. Pikirnya.

"Bagaimana kamu tahu gempa akan datang?"tanya Rasya menatap Mila dalam.

"Seperti hal nya kamu tau cara menyelamatkan orang"jawab Mila beranjak pergi dari samping Rasya.

"Mau kemana?"

"Masih dalam jawaban yang sama,0,001 detik masih bisa ku gunakan untuk menyelamatkan nyawa"

Rasya tersenyum menatap kepergian Mila. Dalam hatinya Rasya merasa Mila adalah satu satunya gadis yang tidak terpengaruh akan ketampanannya dan pergi dengan prinsip yang sama dengan nya.

Kriiiing...

Ponsel Mila berbunyi membuat gadis itu terkejut dan mengangkat panggilan nya.

"Mil,besok lo nikah!"teriak Salfa dari sambungan telepon.

"Hah?besok?secepat ini?"

"Intinya kamu harus pulang sekarang,ibumu sudah menyiapkan semuanya dari pagi,lo ada dimana?'

"Gue...ada di palu"

"Astoge kenapa main jauh jauh ke sana"

Took...took

"Nur ada yang mencari mu"

"Bentar"teriak Mila. "Aku tutup dulu teleponnya"sambungan telepon Mila terputus membuat Salfa merasa kesal. Ralat sangat kesal.

Ceklek.

"Hasan?"

"Mil gadis yang Lo selamatin sama orang asing nyariin lo"

Mila mengangguk senang dan berlari mengikuti Hasan untuk menemui malaikat kecil nya.

Sesampainya di sana Mila melihat gadis kecil yang cantik dengan rambut nya yang terurai panjang sedang tersenyum manis kepadanya.

"Bagaimana keadaan mu?"sapa ramah Mila membuat gadis itu menambah senyum plus plusnya.

"Kamu cantik,kakak'

Satu detik

Dua detik

"Seperti peri"ucap gadis itu membuat Mila merasa gemas dan ingin membawanya pulang.

Hampir tiga jam sudah Mila menemani gadis kecil yang bernama AZZA itu. Dirinya merasa bingung untuk meninggalkan gadis yang masih membutuhkan dirinya sementara besok adalah hari pernikahan nya.

Disisi lain Mila juga sudah berjanji pada ayahnya bahwa dirinya tidak akan pernah membuat sedih ibunya.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Rasya!pulang sekarang!"teriak Adi dari sambungan telepon.

"Tiba tiba?aku sedang bertugas di palu sekarang!"

"Pulanglah papa akan mengirim dokter pengganti untuk menggantikan kamu!"

Tiiiit.

Sambungan telepon terpaksa ditutup karena Rasya yang melihat 8 korban yang terluka parah. Semuanya menjadi kondisi yang tidak terkendali karena kapasitas korban yang jauh lebih banyak dari jumlah dokter yang ada.

Disisi lain ada dokter Adi yang bergerak ke ruang IGD untuk menyelamatkan sahabatnya yang terluka karena kecelakaan. Maira bingung di rumahnya saat kedua keluarga nya tidak bisa di hubungi dengan ponselnya.

🌼🌼🌼🌼🌼

Tap.

Tap.

"Habis darimana kamu?"tanya Vina menyelidik melihat putrinya pulang pukul dua dini hari. Mila tersentak sambil menjatuhkan sepatu kets putih nya hingga mengeluarkan suara yang keras.

"Skripsi, sekalian nginep ke rumah Faza"

"Kamu tidak datang ke palu kan?"

Mila menggeleng pelan,"tidak,aku masih aktif dengan kuliah kedokteran seperti yang ibu harapkan"bohong Mila lalu pergi ke kamarnya.

🌿🌿🌿

Pukul empat subuh Rasya datang dan terkejut melihat keluarga nya yang berkumpul di ruang tamu untuk menunggunya. Maira menyuruhnya duduk dan menceritakan semuanya mulai dari pertemuan nya dengan Vina, perjodohan Rafka dan kepergian Rafka.

Maira berharap bahwa hari ini Rasya sudah siap untuk menerima Mila sebagai pengganti kakaknya.

Rasya terdiam.

"Di dunia ini ada satu akad yang tidak bisa dibuat mainan"ucap Rasya."....yaitu akad nikah,aku tidak akan lakukan"ucap Rasya pergi menuju kamarnya.

"Bagaimana jika semua ini tentang papamu?"langkah Rasya terhenti mendengar kata papa dari mulut Maira. Maira sangat tahu kalau Adi bagi Rasya adalah pahlawan kebanggaan nya.

"Beri aku satu alasan kenapa aku harus melakukannya?"

"Papamu tidak akan hidup sekarang jika bukan karena ayah gadis itu,jika papamu tahu akan menjadi seperti ini dia akan mati"ucap Maira meneteskan air matanya. Rasya yang terdiam hanya bisa menggeleng tak percaya.

"Aku tidak mengerti ma,kenapa pernikahan bisa dibuat permainan seperti ini?"

"Demi Papamu Sya,agar di hidup nya dia tidak terus menerus merasa berutang Budi pada temannya"ucap Maira menyakinkan putra bungsunya. "Jantung papamu adalah milik ayah gadis itu"

"Bantu Keluarga ini Sya,kakakmu pergi meninggalkan kita,hanya kamu satunya yang bisa menyelamatkan kehormatan keluarga kita"ucap Maira memohon sambil melemaskan kedua lututnya. Rasya yang tidak tega langsung menyuruh mama nya untuk berdiri kembali.

"Jangan memaksa ma,ini adalah hal yang sakral"tegas Rasya membuat Maira tersentak. "Hutang budi tidak harus di bayar dengan pernikahan,masih ada hal lain yang masih bisa di pertimbangkan"

"Ma, dengarkan aku...pernikahan adalah hubungan dua orang, saling mengenal, percaya,dan berbagi satu sama lain,aku terlalu sibuk dengan semua itu ma...jangan memaksa!"tegas Rasya membuat Maira lagi lagi tersentak dan menangis.

"Jika aku yang menyuruh mu apa kamu akan pergi"ucap Adi menghentikan langkah Rasya yang hendak pergi ke kamarnya.

🌼🌼🌼🌼

Keluarga Ar-Razi sudah rapi di rumah sang pengantin wanita. Namun sang wanita masih stay dengan baby doll pink di atas ranjang singgasana nya. Salfa sudah dilelahkan untuk membangunkan sepupu nya Mila dari tadi pagi.

"Milbangun! hari ini Lo nikah Curut"

"Di pause bentar gue masih ngantuk"

"Ya kali ini game bisa Lo pause seenaknya kalo Lo gak turun hidup Lo bisa gan over"

"Gue ke kamar mandi dulu"

"Gausah,pake nih aja"ucap Salfa memakaikan Mila baju kebaya putihnya.

"Sikat gigi doang serius"

"Gausah, langsung turun aja kalo nungguin lo ke kamar mandi bukan pangeran berkuda yang akan menikahi Lo tapi pangeran berjamur"

Mila langsung turun ke bawah tanpa mandi,cuci wajah,gosok gigi apalagi berias. Rambutnya yang masih acak acakan dan mata panda yang terlihat jelas karena dirinya yang pulang larut malam. Ditambah dengan aroma mulut yang sulit didefinisikan. Sumpah,gue gak niat nikah tuhan.batinnya.

#3

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!