#15

Satu detik.

Dua detik.

Cliing....

Pesan WhatsApp muncul di ponsel Wati atas nama nona nya. Dan membuat Wati merasa bingung untuk menyampaikan pada Rasya dan memilih untuk terus menatap tuan nya.

Rasya menghentikan aktifitas makan nya,"apa ada pesan untuk saya?"

Wati tersenyum bahagia,"ada ada tuan....kata nona muda selamat menikmati"ucap Wati lalu pergi ke dapur untuk mengambil pesan Mila lainnya.

Cliing.

~jangan lupa bekal makan siangnya tuan muda,ya bi.

Notif WA muncul membuat pandangan Rasya jatuh padanya karena Wati yang tak sengaja meninggalkan hape nya di atas meja makan yang tak jauh dari tempat duduk Rasya.

Wati datang sambil membawa kotak biru di tangannya,"sama ini tuan pesanan nona muda,katanya jangan lupa Di makan"ucap Wati mengagetkan Rasya yang melihat sekilas nomor Mila yang belum disimpan karena Wati yang baru beli setelah insiden kecopetan. Perhatian. Batinnya.

"Tuan,nona muda perhatian ya selalu melayani tuan muda"ucap Wati memuji nona nya di depan Rasya.

Rasya terdiam,"jurusan apa?"tanya nya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Maaf apa tuan?"

"Jurusan apa?"

Wati menggeleng,"tidak tahu tuan tadi nona muda bergegas ke kampus memakai kemeja hitam"

Rasya terdiam sambil melanjutkan langkahnya yang kurang sesuap lagi,"ternyata teknik komputer"pikirnya lalu berangkat ke kampus hanya dalam beberapa menit saja.

Mila tersesat jauh karena ojek baru yang bodoh akan arah jalan. Dirinya yang sekarang dengan rambutnya yang sudah acak acakan hanya bisa berharap kalau dia tidak akan dimarahi habis-habisan atau bahkan dikeluarkan dari kelasnya.

Braak.

"Maaf saya terlambat"ucap Mila yang masih mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan setelah pergi ke kelas hujan untuk mengganti seragam nya.

Suasana hati Rasya hari ini semakin buruk sejak mendengar berita rumah sakit yang terancam di tutup. Ditambah lagi dengan penampilan Mila yang seperti meremehkan jurusan kedokteran nya.

"Diam disana!!"sentak Rasya membuat seisi ruangan takut menatap nya.

"Siapa namamu?"tanya Rasya sambil berjalan ke hadapan Mila

Mila menunduk karena merasa bersalah dirinya sudah terlambat Dua setengah jam,"Mila pak,"

"Saya berfikir kamu sungguh tidak berniat untuk kuliah kedokteran"lirih Rasya namun sangat jelas dan menyakitkan.

"Maaf pak saya terlambat karena ada...."ucap Mila menggantung yang langsung dipotong oleh Rasya,"keluar dari kelas saya!"

"Tapi pak saya..."

"Saya tidak menerima orang yang tidak serius dengan kedokteran"tegas Rasya membuat Mila hanya bisa memilih keluar dari kelasnya.

Reygan tertawa,"orang ini dalam mode buruk,terlalu berbahaya"ucapnya sambil memutar pulpen dan menggeleng kepalanya.

Dua jam kemudian Rasya Langsung berangkat ke rumah sakit untuk menyelesaikan masalahnya.

Disisi lain Reygan tertawa melihat Mila yang sudah seperti gombal bekas di kantin kampus nya. Dirinya datang sambil mengagetkan Mila yang sedang asyik tiduran sambil menatap gelas jus pesanan nya.

"Kenapa muka Lo hari ini"ejek Reygan yang duduk di hadapannya.

"Jangan bertanya"jawab Mila malas,"kenapa Lo harus datang sekarang setelah dua bulan menghilang"

"Emm gue belajar mengikhlaskan dan itu butuh proses"ucap Reygan,"sudah jangan bahas gue, sekarang lebih baik pikirin Lo yang udah kayak punuk onta"

Mila mengangkat kepalanya lalu menyeruput jus jeruk nya,"gue gak ada mood buat lihat wajah pak Rasya yang nyebelin"

Reygan tertawa,"anggap aja Lo gak beruntung,hari ini adalah hari terakhir pak Rasya mengajar dan Lo harus dikeluarkan dari kelasnya"

"Hah?kenapa terakhir?"

Reygan mengedikan bahunya,"gue gak tahu,katanya sih pak Rasya terseret pengadilan karena gagal operasi,tapi gue gak percaya"

Mila terdiam sambil mencerna semua ucapan Reygan padanya membuat pria itu gemas dan mengetuk kepalanya,"Gausah dipikirin,gue lebih percaya kalau orang itu sudah mati di lokasi kejadian karena bagi gue dokter Rasya itu luar biasa"ucap Reygan yang tidak mendapat jawaban apapun dari Mila.

Reygan menepuk bahu Mila membuat gadis itu tersentak kaget,"lupakan,mau ikut gue gak?"

"Kemana?"

"Ke tenda PMI, disana ada transfusi darah,lihat gelang loh gue yakin Lo suka gituan"

Mila menarik tangannya sambil melihat gelang nya,"hmm"

🌼🌼🌼🌼

...******...

..."Kebersamaan kita belum di takdir kan tuhan untuk menjadi lebih"...

...~sayyidah Nur Kamila...

...******...

Rasya bersiap menuju pengadilan bersama dengan pengacara profesional nya. Tak tahu mengapa dirinya hari ini tiba tiba kepikiran oleh sosok istri nya yang selalu perhatian padanya. Kemudian jari jemarinya menari pada keyboard ponselnya untuk mengetik pesan yang akan ia kirimkan pada nomer yang masih melekat di memori nya. Walaupun hal itu hanya dengan tatapan yang sangat singkat.

083xxxxx

~test

  Bisa kita bertemu?

Pesan nya lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu pergi dan berharap semua akan selesai lebih cepat.

🌼🌼🌼🌼🌼

Kantin kampus.

"Ayo berangkat"ajak Reygan membuat Mila segera menyeruput habis jus jeruknya.

Belum saja melangkah keluar dari kantin seorang pria dewasa memanggil Mila dari belakang dengan suara beratnya.

"Kamila..."panggilnya membuat Mila menoleh ke arahnya.

"Iya pak Andra ada apa?"

Andra menyodorkan berkas ka tangan Mila,"tolong antarkan ini ke rumah sakit dokter Rasya,dia akan mencari nya nanti"ucap nya,"bisa kan?"

"Kalau dia bilang gak bisa reaksi bapak gimana"gerutu Reygan mendapatkan pijakan maut dari Mila.

"Bisa kok pak"

"Terima kasih ya,saya pergi dulu"ucap Andra lalu pergi.

"Ck,kok Lo terima sih kalo Lo gak  jadi ikut gue...gue bersumpah kalo besok kita bukan teman lagi"

"ck alay"ucap Mila berjalan pergi meninggalkan Reygan.

🌼🌼🌼🌼🌼

Rumah sakit Aryasanjaya

Reygan menunggu Mila di luar karena dirinya yang begitu enggan untuk meninggalkan motornya sendirian. Mila masuk kedalam rumah sakit sambil membawa berkas titipan dokter Andra yang harus ia berikan kepada Rasya.

Akan tetapi, bukannya bertemu dengan Rasya yang masih ada di pengadilan,nasib buruk mempertemukan Mila dengan dokter Qiana yang baru saja keluar dari ruang Operasi.

"Siapa kamu?kenapa ada disini?"

"Aku ingin bertemu dengan dokter Rasya"jawab mila"aku muridnya".

Qiana menatap nya kecut karena melihat mila yang berwajah cantik dan mungkin bisa mengambil Rasya darinya,"Saya pikir mahasiswi sekarang semakin kurang ajar sampai menemui dosen nya di luar jam kelas"ucap Qiana yang melihat tubuh Mila dari atas ke bawah membuat Mila kesal.

"Dokter Qiana apa anda tidak mendengar  pasien anda yang sedang menjerit di kamar nya"ucap dokter Rizal yang kebetulan lewat dan melihat wajah Mila yang hendak diterkam oleh Qiana.

Dokter Rizal sudah tahu kalau Qiana akan mengeluarkan ucapan pedas untuk gadis cantik yang menganggu hubungan nya dengan Rasya.

Melihat kedatangan Rizal yang masih bisa dibilang cukup tampan membuat Qiana pergi sambil menatap Mila dan Rizal kesal. Ralat penuh kebencian.

"Berbicara dengan orang seperti itu harus memang extra sabar" ucap Rizal sambil tertawa lalu terdiam saat melihat Mila yang tidak ceria seperti biasanya,"ada apa kawan?"

Mila menghembus nafasnya kasar,"jika aku bilang aku baru di usir oleh sahabatmu bagaimana?"

"Rasya maksud mu?"tanya Rizal,"apa yang kamu lakukan?kenapa bisa sehebat itu?"ejeknya ramah.

"Aku hanya terlambat masuk kelas nya"

"Gak salah kalau dia mengusir mu,dia benci orang telat"

Mila menekuk wajahnya kesal,"bukan itu masalahnya tapi yang terpenting sekarang kalau aku belum dapat tempat magang"

"Magang?kalau kamu punya Rasya apa yang kamu khawatir kan?rumah sakit ini punya prof Hamka yang masih ada nasab dengan keluarga Rasya ditambah lagi dengan rumah sakit keluarga nya yang ada di Singapura,kamu tinggal milih mau magang dimana?"

"Sejak dia mengusirku yang namanya menatapku aja ogah, ya kali aku masih mau sama dia"

Rizal menghembus nafasnya perlahan,"gini aja kalau kamu tetap magang disini bersamaku"ucap Rizal membuat Mila tersenyum senang lalu pergi karena mengingat Reygan yang menunggu nya di panasan.

Mila berlari keluar dan mendapatkan raut wajah Reygan yang sudah kesal padanya,"gue pikir Lo lupa pintu keluarnya"

"Hehehe maaf,ayo berangkat"ucap Mila lalu naik ke atas motor ninja Reygan yang sudah seperti puncak gunung Himalaya.

"Pegangan!kalo Lo jatuh gue gak mau ribet buat nolongin Lo,jadinya gue tinggal"pesan ramah Reygan membuat Mila memukul pundaknya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!