#20

Cekrekkk.....

Rizal tertawa melihat Rasya yang masih sibuk dengan pekerjaannya,"Lo apakan dokter Qiana?"

"Menyuruhnya pergi"jawab Rasya cuek membuat Rizal semakin tertawa.

"Gue gak berfikir kalau Qiana itu nona nur"ucap Rizal langsung terdiam saat jari telunjuk Rasya mengarah ke pintu keluar.

"Kenapa gue mikir kalo Lo yang sekarang lebih suka kerja lapangan, pasti karena nona nur ya"

Rasya menatap Rizal tajam,"gue hanya bertugas"

Rizal tertawa lalu menepuk bahu Rasya,"bos kalau cinta ungkapin dong ribet banget kek cewek mau pergi ke kondangan"

"Gue gak cinta"jawab Rasya ragu,"dia sudah bersuami"

Rizal terdiam.

"Gimana kalau suaminya kita bunuh aja terus Lo nikahi nona nur nya, karena gue liat kalau nur itu setia sama suami dan gak bakal berpaling sebelum suaminya jadi almarhum"

Rasya menghentikan aktifitas nya lalu menatap Rizal yang masih sibuk dengan imajinasinya,"KELUAR!"ucapnya datar namun sangat berenergi.

"Kenapa? rencana gue kurang estetik?"tanya Rizal polos,"kalau gitu pakai cara ini saja,Lo datang ke rumah nona nur buat jadi ibu hamil yang meminta pertanggung jawaban sama suaminya terus Lo tinggal nungguin deh Mila yang nampar suaminya dan minta di gugat perceraian"jelas Rizal dengan muka Rasya yang sudah merah menyala

"terus Lo datang ke rumah Mila saat dia lagi masa keterpurukan bukan masa datang bulan nya karena Lo bisa mati nanti kena karma ngerusak hubungan orang"ucap Rizal tak main main membuat amarah Rasya semakin meledak.

"KELUAR!!!"

"Tapi gue...."

"Kalo Lo gak pergi jangan salahin gunting bedah gue yang pingin potong pita suara Lo"

Akhirnya Rizal pergi dengan perasaan kesal bercampur dendam,"amit amit anak gue moga gak jadi kayak gitu orangnya"ucap Rizal sambil mengelus-elus perut nya.

"gak salah kalau dia belum nikah sampai sekarang"ucap Rizal sambil menggelengkan kepalanya lalu pergi.

Cilacap,Jawa tengah

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 70 km/jam melewati jalan licin karena hujan deras tadi malam.

Seorang pria dengan kulit putih dan matanya yang berwarna coklat pekat sedang asyik mendengarkan lagu dari radio mobil nya,sambil memegang buku tebal 400 halaman di tangannya. Aktifitas itu menambah penampilan nya dan ketampanannya semakin terlihat elegan.

"Aden bagaimana kalau nyonya besar tau kalau saat itu Aden kabur dari Yaman karena gak betah"

Pria itu tersenyum sambil menampakkan lesung di pipi nya,"Tinggal bilang aja kalau aku pulang karena rindu keluarga"

"Tapi den...Sepertinya nyonya gak bakal percaya kalau Aden bilangnya pergi karena rindu"jawab pria dewasa sambil menyetir mobil nya

"Ini sudah 10 tahun Aden pergi tanpa kabar dan baru pulang sekarang"

Pria itu terdiam sambil membalikkan halaman bukunya"saya gak mau mikir sekarang, entar aja kalau udah sampai depan rumah"ucap Pria itu

"Biar pikiran saya langsung 4G tanpa aba aba"sambung nya lagi

Satu menit

Dua menit.

"Kenapa jalannya agak asing di hidup saya?"tanya nya saat tak sengaja menatap jendela.

"Maaf Aden kita sudah tersesat dari tadi ditambah dengan tanah longsor yang ada dimana-mana"

"Ini ada dimana?"

"Cilacap"jawab pak Adam,sopir lamanya.

"Sejauh ini?"

Adam mengangguk sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,"saya juga gak tahu, mungkin kita udah di sesatkan oleh makhluk ghaib"

Pria itu tertawa,"gak papa sekalian saya mau kerumah teman untuk memperbaiki keadaan"ucapnya membuat Adam lega karena tuan nya yang tak pernah menyalahkan atau memarahi nya.

Memang, Muhammad Rafka Ibnu Ar Razi adalah sosok yang ramah,tenang ,dan selalu menghormati siapapun. Dirinya yang menjadi putra sulung keluarga Ar-Razi tak pernah menjadikan dirinya untuk bersikap tinggi hati. Hal itu karena Rafka yang lebih suka lingkungan asrama dan melepas semua harta keluarga nya sejak kecil.

Satu jam yang lalu perjalanan masih baik baik saja. Adam dibuat takut oleh hujan deras yang menggangu konsentrasi nya. Kemudian keduanya merasakan gempa yang menggoyang badan mobilnya dan membuat mereka longsor kedalam tanah.

Kriiiing....

Pukul 24.15 berhasil meramaikan seisi asrama karena ponsel Mila yang terus berbunyi namun tak berhasil mengganggu empunya. Salfa turun dari kasur tingkat nya untuk membangunkan mila dari tidur nyenyak nya.

"Mila bangun!!!!!"

"Ada apa?"ucap Mila sambil mengucek matanya.

Salfa memberikan ponselnya,"lain kali di mode pesawat aja kalau gak peka buat ngangkat"

"Bener,ganggu gue aja yang lagi persiapin diri buat di apelin orang"gerutu dara yang merangkul boneka panda nya.

"Ya maaf kalau telinga gue masih loading buat nangkap suara"

Hujan bangun dari tidurnya dan berdiri menuju kamar mandi,"anggep aja ini alarm tuhan buat nyuruh kalian sholat malam"

Dara membanting tubuhnya ke kasur,"gue entar aja karena sejauh yang gue tahu shalat yang terkenal itu di sepertiga malam bukan tengah malam"ucap Dara lalu terkejut saat melihat Salfa beranjak dari kasurnya. Tumben?

"Mau kemana?"tanya dara.

"Shalat isya"

"Ouh "jawab dara lalu kembali tidurnya.

Mila terbangun dan terkejut saat melihat Laila yang meneleponnya sampai dua kali panggilan.

Tanpa berfikir panjang tangannya langsung menekan nomor Laila dan meneleponnya kembali sampai terhubung lagi pada kak Laila.

"Ada apa kak"

"Ada perubahan rencana,aku sudah sampai ke Lumajang,kamu bertugas di Cilacap"

"Emang ada apa di Cilacap?"

"Tanah longsor,pak Herman bilang kejadian nya juga tak cukup parah,kamu bertugas disana saja karena kamu sudah sangat berkerja keras saat di Lombok"

"Lalu Lumajang?"

"Keadaan disini tidak bisa di atasi,nanti aku hubungi lagi .... jangan lupa kalau keadaan disana tidak bisa di atasi kamu segera hubungi aku"ucap Laila langsung menutup teleponnya.

#bagaimanakah?

#bisa menebak alur selanjutnya?

#vomen

#paamitujiandulu😌

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***