...*****...
..."0,001 menit, ternyata dia orangnya"...
...*****...
Rembulan malam sudah menyapa bumi menyinari kediaman Ar Razi yang terlihat megah dengan sinarnya. Bintang bintang bertaburan di sekeliling bulan bak dayang dayang yang mengikuti raja nya.
Mila turun ke bawah dengan gaun berwarna birunya sambil menyapa bibi Wati yang sedang menyiapkan makan malam untuknya. Wati tersenyum mempersilahkan Mila untuk menikmati hidangan buatan nya.
"Bibi Gausah kemana mana,makan disini bersamaku"ucap Mila ramah.
Wati agak malu dengan posisi nya yang hanya sebagai pembantu. Akan tetapi karena perkataan Mila Wati Duduk dan makan bersama untuk menemani nona nya. Saya tahu nona muda sangat membutuhkan tuan.batin nya.
Satu suap.
Dua suap.
"Bik,apa gak punya fotonya tuan muda?"tanya Mila agak ragu.
Wati menggeleng,"saya ga ada, tapi emangnya nona belum tahu wajahnya tuan muda?"
Mila menggeleng,"ada kejadian yang sulit untuk diceritakan karena waktu yang berjalan terlalu cepat".
Mila bercerita semua hal kepada Wati membuat wanita paruh baya itu tersenyum hangat memikirkan kejadian yang tak pernah ia dengar didalam dongeng cerita lama.
"Non Mila ini ada ada aja"
Satu jam.
Dua jam.
"Tuan muda selalu datang saat nona berangkat kuliah, kalau saya gak lupa besok saya akan bantu nona buat ambil gambar tuan"
Mila tersenyum,"jangan sampai ketahuan ya ni?"
Wati mengangguk sambil tertawa puas. Lalu membereskan meja makan sambil dibantu Mila yang membuat Wati semakin malu di hadapannya.
"Nona istirahat saja biar saya selesaikan"
"Tidak papa,saya sudah terbiasa"ucap Mila sambil mencuci piringnya.
"Kalau nona teruskan saya tidak akan meminta gaji pada tuan muda"
Mila terdiam lalu pergi ke dalam kamarnya.
Universitas kedokteran Bandung
Pagi pagi pukul empat subuh Mila mendapat panggilan dari timnya untuk berangkat ke lombok karena kurangnya daya bantuan untuk menangani korban gempa bumi yang datang tadi malam.
Sedikit bingung bagaimana dia akan pergi. Mila tetap bersemangat untuk menyiapkan dirinya sebagai petugas sukarelawan yang dibutuhkan.
Mila berangkat ke lombok bersama rekan rekannya tanpa memedulikan dirinya yang masih kuliah.
Disisi lain Rasya memutuskan untuk mengisi kelas pagi ini karena jam kerja nya yang rapi digantikan oleh dr Qiana.
🌼🌼🌼🌼
Lombok,Nusa tenggara timur.
Mila merentangkan kedua tangannya, membiarkan angin sejuk memasuki tubuhnya.
"Insyaallah aku siap,bantu aku"batin nya sambil melepaskan hembusan nafas besar.
"Nur!!!"teriak salah satu rekannya membuat Mila segera berjalan ke arahnya,"aku datang"
"Siapkan dirimu!kita akan bekerja keras mulai dari sekarang!"ucap Mila sambil menepuk bahu Mila.
Mila tersenyum,"aku siap atas izin Allah"ucap Mila,"walaupun izin suaminya masih sebuah prasangka,suamiku aku yakin kamu izinkan"ucapnya lagi dalam hati.
🌼🌼🌼🌼
Rasya kembali ke rumah,tak menemukan seorang pun di dalamnya. Istrinya pergi ke lombok sedangkan Wati pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan bulanan.
Dengan langkah perlahan Rasya merebahkan tubuhnya di atas kasur yang ia rindukan. Rasya berfikir bahwa istrinya adalah sosok yang sedikit lebih kecil darinya karena gantungan baju Mila yang jatuh dalam pandangan nya.
Rasya berangkat ke rumah sakit karena berfikir istrinya akan segera datang ke rumah. Dua membawa beberapa pakaian ganti dan meninggalkan sebuah amplop putih untuk Mila.
"Tuan muda mau pergi lagi?"tanya Wati yang tak sengaja berpapasan dengan Rasya.
Rasya mengangguk kan kepalanya sambil melanjutkan langkahnya.
"Tuan,nona muda belum pulang selama dua hari"
Langkah Rasya terhenti,"apapun yang dia lakukan biarkan saja,aku tidak peduli"ucapnya lalu pergi tanpa menatap wajah Wati di belakangnya.
🌼🌼🌼🌼🌼
Empat hari sudah Mila absen dari kelas Rasya membuat Rasya yang dingin terpaksa menanyakan keberadaan nya. Reygan yang tak suka di tanya hanya bisa kesal karena dirinya yang juga merindukan Mila, temannya.
"Siapa yang gak hadir hari ini?"tanya Rasya membuat semua mahasiswa bingung karena bagi mereka mengabsen bukanlah kebiasaan yang Rasya lakukan.
"Bapak kan punya buku absen kenapa masih tanya,ah buang buang tenaga, sok PH basi tau nggak "gerutu Reygan.
"Kamu majulah,ulangi apa yang tadi saya jelaskan di depan"ucap Rasya membuat Reygan semakin kesal,"kalian semua yang masih belum paham silahkan tanya padanya"
Reygan mengacungkan tangannya,"saya keluar aja pak"ucapnya langsung keluar tanpa di persilahkan.
Semuanya menggeleng membuat Rasya segera keluar dari kelas.
Rasya pergi ke salah satu tata usaha sekolah untuk menanyakan alamat Mila padanya. Sedikit tak percaya atas dirinya yang bisa memedulikan orang lain. Rasya hanya berfikir kalau Mila adalah satu satunya mahasiswi yang cekatan untuk menjadi dokter di masa depan yang bisa menggantikan dirinya.
"Kamila, mahasiswi nomor 0711430"ucap TU sambil mencari informasi tentang Mila di komputer nya,"alamat nya tidak ada informasi,pak"
"Bagaimana bisa tidak ada?lain kali anda harua menyiapkan informasi mahasiswa secara detail"cetus Rasya membuat wanita itu menunduk sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Satu langkah.
Dua langkah.
"Pak tunggu"teriak wanita itu membuat langkah Rasya terhenti,"ini alamatnya"sambil menyodorkan kertas kecil berwarna putih kepada Rasya.
Seketika itu Rasya langsung mengambil nya dan membukanya perlahan.
^^^Jl. Mawar Dahlia 83c di kota kenangan, Bandung^^^
Rasya menghembuskan nafasnya besar saat menatap kertas di tangannya,"nggak terlalu jauh dari rumahku"ucap Rasya memasukkan kertas itu di dalam kantung nya.
🌼🌼🌼🌼
Lombok,NTT.
Dari kemarin pagi semuanya masih aktif dengan kegiatannya. Ada yang mengobati korban,mencari korban ataupun menyiapkan semua kebutuhan pengungsi yang selamat.
Mila masih sibuk mengobati delapan anak dengan luka ringan nya di tambah lagi dengan dirinya yang harus membantu rekan nya untuk menolong ibu hamil yang sudah merasakan anaknya ingin menyapa dunia.
Sedikit sulit bagi Mila yang hanya bermodalkan ilmu yang ia dapat dari ekstrakulikuler PMR sewaktu ia masih SMP. Akan tetapi tidak masalah karena naluri dan keyakinan Mila yang terus mendorongnya untuk melakukannya.
Oewwww.....
Mila tersenyum bahagia mendengar tangis bayi yang sudah seperti musik religi baginya.
Mila berusaha menambah pengalaman yang membuahkan keberhasilan. Dalam hatinya,mual ingin berbisik pada sang ayah kalau putrinya telah berguna bagi tanah airnya.
"Putrinya cantik ibu"
"Semoga cantiknya kayak nona nur"ucap sang ibu yang masih berkeringat dingin hingga menetes di pelipisnya.
"Saya ingin memberinya nama, NUR LAILA"tambahnya karena berfikir kalau yang menyelamatkan putrinya adalah dua gadis cantik,Nur dan kak Laila.
Laila tersenyum,"saya bangga sama kamu Nur"
"Itu semua juga Karena kakak"jawab mila
🌼🌼🌼
Selepas dari universitas Rasya langsung pergi menuju alamat yang ia dapat dari ruang tata usaha. Merasa Mila adalah tetangga nya,Rasya tak menemukan Mila atau keluarganya ada di dalam rumah mereka.
Rasya mengangkat teleponnya saat dirinya hendak meninggalkan rumah Mila, ternyata itu adalah panggilan dari dokter Rizal yang sedang berposisi di Lombok, NTT.
"Bantu gue,kejadian disini semakin membludak,banyak anak yang berpenyakit seperti Zahra tak berhasil di selamatkan"
"Tunggu sebentar, gue lihat jadwal gue dulu di rumah sakit"
😌😌😌😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
universal cell
agk bingung ya,kalimat2 nya sih bagus tapi cerita nya bertele2,masak nikah lama tp TK tw orang nya,trlalu tinggi berhayalnya...
2023-11-25
1
Yogi Pancatama
sampe sini baca, agk kurang greget langsung nikah tanpa melihat foto atau calonya, terus dpet alamt masa gk liat alamatnya sama dengan alamat ruman yg rasya tinggal kana agk aneh gimana gtu author masa buat isi identitas sebuah univ alamat rumahnya palsu😅
2023-06-18
0