#6

...*****...

..."Ketidakmungkinan kita telah terAminkan oleh Tuhan untuk menjadi mungkin"...

...~Sayyidah Nur kamila...

...*****...

Di kantor sukarelawan Mila melihat orang-orang yang sudah ahli mengatasi korban bencana besar. Dirinya yang ramah membuat semua orang menyukainya. Mila merasa nyaman dan banyak belajar dari orang orang yang berpengalaman seperti dirinya yang belajar sewaktu masih bersama ayahnya.

Kejadian saat itu telah melekat di memory Mila yang tidak mungkin bisa hilang walaupun amnesia menyerang kehidupannya.

Bandung, Senin 12 April,bersama teman lama

Pagi pagi Mila sudah siap untuk pergi ke kampus barunya. Seperti biasanya segelas susu dan salad sayur sudah menjadi teman paginya.

Bibi Wati tersenyum melihat wajah Mila yang bahagia seperti cahaya merah yang sedang bersinar di ufuk timur sambil membawa aura yang begitu pekat dan elegan. Cantik. Batinnya.

Kota Bandung sudah tak asing lagi bagi sosok Mila karena dirinya yang pernah tinggal lama bersama keluarga sempurna nya.

Dulunya, Mila pernah tinggal di asrama karena ayah dan ibunya yang sibuk dengan pekerjaannya. Pak Agas mengirimnya agar dia bisa menyelesaikan tiga tahun penuh masa SMP nya. Bertemu bersama dengan teman lama membuat Mila tak penasaran siapa sosok suami barunya.

Asrama cahaya,dua gadis masih stay dengan semua tugas kuliahnya. Tugas dadakan yang masih bisa membuat mereka bersenda gurau sambil memakan makanan enak. Mungkin itulah definisi bahwa kehidupan bukanlah beban yang bisa menyita habis senyum mereka.

Braaakkk....

"Stats Lo tau siapa yang bakal datang kemari sekarang"ucap gadis dengan rambut panjang yang ia kuncir dua.

Namanya Adara zaffa Septia Ningsih,gadis berdarah biru yang kabur dari istana keraton nya karena perjodohan keluarga nya. Gadis itu memutuskan menjadi dokter hewan agar tidak pernah melihat kakak nya yang menangis karena hewan yang terluka.

"Gak tau"jawab gadis yang masih sibuk di depan laptopnya dengan rambut yang ia Gelung ke atas.

Namanya Hujan,penulis kurang berbakat dengan cerita kisah cinta yang rumit. Sebuah kisah cinta yang tak pernah punya titik awal ataupun akhir seperti hal nya butiran debu yang mencintai angin. Sakit memang tapi itu adalah cerita.

Cekrek!!!

"Mila!"teriak kedua nya saat mendapati wajah Mila di depannya,"gue kangen banget sama Lo"ucap dara memeluk erat tubuh Mila.

"Alay banget padahal cuma empat tahun gue pergi"

Dara melepas pelukannya,"Salfa gak ikut?"

"Kalau Salfa ikut entar kalian pada ribut"

Dara beranjak ke kasurnya sambil memakan sisa keripik singkongnya,"bener juga ya,untung Lo tinggal"

Satu menit

Dua menit.

"Gue denger Lo udah nikah ya mil"

"Kenapa?pingin nikah juga?"cetus hujan membuat Mila tertawa.

"Hahaha terimakasih,kalau gue nikah perjuangan gue buat kabur gak ada gunanya"

Mila menghela nafas besar,"apanya yang denger² perasaan gue yang kasih tahu kalian"jawab Mila,"gue udah nikah tapi gak tau orangnya"

"What's kok bisa?namanya tahu kan?"

Mila menggeleng,"mungkin ini cara tuhan buat gue bebas jadi perawan"

Keduanya tertawa kecuali hujan yang masih asyik dengan jari jarinya yang terus menari di atas keyboard laptopnya.

"Lo sedang apa?"tanya dara heran.

"Buat sinopsis yang baru saja jadi referensi gue"jawab hujan cuek.

"Pelanggaran hak cipta,Lo tau nggak?"

"Gue masih setia dengan status pura pura ketidak tahuan gue sama  hal yang bikin hidup gue ribet"

Bugh.

Lemparan bantal kecil terasa di pipi hujan. Namun apalah bagi hujan yang selalu tenang dengan wajah datarnya.

Berbeda kala Dara yang bersatu dengan Salfa yang pastinya akan menghancurkan rumah seperti kapal pecah.  Sulit digambarkan dan pasti akan merepotkan Mila sang petugas kebersihan.

"Ayo kuliah, jangan ngehalu Mulu"teriak dara membuat Mila menatap hujan dalam,"Lo orang yang sabar"ucap Mila mengacungkan dua jempol tangannya.

"Biasalah sama bocil setan yang belum pubertas"ucap hujan membuat Mila tertawa.

🌼🌼🌼🌼

Universitas kedokteran Bandung.

Semua mahasiswa sudah rapi dengan seragam putih di sekujur tubuhnya. Mila menghela nafas pelan walaupun dengan langkah sedikit terpaksa. Mila berniat melanjutkan kuliahnya untuk memenuhi janjinya kepada ayah yang selalu menginginkan kebahagiaan permaisurinya.

Mila masuk kedalam kelas dengan seluruh mahasiswa yang berjumlah sekitar 40 orang.

Mila mengambil satu tempat duduk atas yang sudah seperti bangku penonton saat melihat film dilayar lebar. Ramai. Namun,tak seramai seperti yang Mila pikirkan.

Banyak dari mahasiswa yang memilih kabur untuk merefresh otaknya daripada bertahan dikelas yang menyita sebagian besar masa mudanya.

Dua menit kemudian,sebuah tangan dari belakang lurus menghadap Mila membuat gadis itu terkejut dan menolehkan kepalanya untuk mencari pemiliknya.

"Murid baru?"ucap pria itu yang masih stay dengan posisi nya.

Mila mengangguk,"udah tau kenapa nanya"

Pria itu tersenyum miring,"seru juga Lo orangnya send WhatsApp gue"

"Kenal aja enggak sok pingin kenalan"

"Makannya send biar kenal"ucap ucap pria itu lalu tidur kembali karena melihat dosen yang ia anggap membosankan sudah memasuki kelas.

Mila masih bertahan mendengarkan penjelasan dokter di hadapannya. Penjelasan yang masih belum bisa ia fahami karena gaya sastranya yang terlalu berbelit-belit. Siapa sih guru ini!.lirih Mila yang tak sadar didengar oleh pria yang bernama Reygan itu.

"Dengerin gue dalam lima menit dosen ini bakal nyuruh gue buat keluar"ucap Reygan membuat Mila bingung.

Satu menit.

Tiga menit

Lima menit.

"Reygan keluar!"teriak profesor bernama Andra yang terlihat jelas di badge namanya.

Reygan tersenyum menatap Mila sambil berjalan santai menuju luar kelas.

"Gak salah Lo diusir,Lo nya dari tadi asyik tidur"batin Mila.

Gadis dengan kuncir kelabang nya bak putri Elsa menggeser badan nya sedikit demi sedikit untuk mendekati Mila yang duduk tak jauh darinya.

"Anak baru?"

Mila mengangguk,"gue Mila"

"Fanny"lirihnya,"Lo jangan Deket Deket sama Reygan"

"Kenapa?"

"Dia pria nakal yang selalu dikeluarkan dari kelas,asal Lo tau gue pernah denger adik kelas yang ganggu dia terus meninggal karena ledakan di laboratorium kimia"Ucap Fanny"dan tempat duduk yang Lo tempati sebelumnya gak ada yang berani buat duduk di depannya,kalau kata Reygan itu ganggu tangan dia buat tidur"

"Mungkin itu rumor,gue lihat dia gak serumit itu"

Fanny terdiam dan kembali ke posisi awalnya karena merasa gagal dengan keberanian Mila dan sifat positif thinking nya.

Dua jam bersama profesor Andra hampir membuat Mila tak tahan untuk duduk di bangku perkuliahan. Apalagi di dalam jurusan kedokteran yang sama sekali bukan menjadi minatnya. Dia hanya berharap kalau dosen yang kedua bukanlah orang yang membosankan seperti halnya profesor Andra.

Mila mengambil pena nya yang terlepas dari tangannya. Lalu dirinya terkejut saat melihat Rasya di hadapannya. Siapa?kayak pernah ketemu tapi dimana?.batin nya bingung .

Plakk.

Reygan menepuk bahu Mila yang masih melamun menatap Rasya di hadapannya,"Lo dengerin baik baik,dosen ini gak ribet...gue sedikit suka"

"Cuma sedikit?"tanya Mila.

Reygan mengangguk,"karena gue lebih menyukai diri gue sendiri"ucap Reygan sambil membuka buku catatannya.

Ya,Reygan Chandra Andriano adalah putra bungsu dari keluarga Chandara. Keluarga yang terkaya dan sangat berpengaruh di kota Bandung. Walaupun begitu tidak ada orang  yang tahu tentang identitasnya karena sosok Reygan yang terlihat sederhana dan bebas. Ayah Reygan selalu menganggap Reygan anak bodoh dari ketujuh kakaknya. Walaupun sebenarnya Reygan adalah siswa terpintar yang mempunyai banyak kelebihan namun selalu ia sembunyikan. Ia tidak ingin berhadapan dengan dunia bisnis yang membuat sulit ruang geraknya.

Mila menatap sekilas Reygan yang serius mendengarkan penjelasan Rasya di hadapannya. Padahal dua jam yang lalu Mila sempat berfikir kalau Reygan adalah siswa nakal yang suka bermalas-malasan dan membuat masalah.

Dua jam tak terasa bagi sosok Mila yang tak fokus pelajaran. Hal itu bukan karena penjelasan Rasya yang sudah sangat jelas tapi karena pikiran Mila yang sibuk memikirkan siapa dosen di hadapannya.

Mila beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja Rasya yang masih sibuk menata buku bukunya.

"Pak,apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

🌼🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hadehh... Mila, itu pak suami loh... 🤦‍♀🤦‍♀🤦‍♀ sangking cueknya jd org sampe tampang dan nama suami gak tau... ajaib banget si Mila ini... 😅😅

2023-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!