#2

Rumah sakit Arya Sanjaya

Hanya keheningan yang tersisa di seluruh ruangan. Kaca kaca jendela yang sudah longgar karena uap panas di siang hari. Desiran AC yang tak mampu mengalahkan sang Surya yang sedang marah pada dunia.Dua gadis resepsionis yang sibuk mendinginkan dirinya dengan dokumen di tangannya. Tiba tiba mereka merasa terkejut karena benda putih yang memanggilnya dari ruang dokter yang selalu ditakuti banyak orang.

"Panggil dokter Rasya dan lainnya ke ruangan saya!"

"Baik dokter"

Dokter Rasya yang masih sibuk didalam ruangan 304 terpaksa datang terlambat dari dokter lainnya. dirinya masih sibuk mencari solusi untuk menindak pasien dengan penyakit aneh. Hal itu membuatnya tak pantang menyerah untuk berusaha walaupun nyatanya semua dokter profesional sudah angkat tangan untuk menindak lanjutkan.

"Maaf saya terlambat"

"Tidak masalah,dokter Rasya"

Prof dr Hamka Sanjaya menjelaskan bahwa mereka sudah menemukan solusi terbaik untuk pasien 304. Namun yang menjadi kendala baru bagi rumah sakit Arya Sanjaya sekarang adalah siapa dokter yang akan dikirim untuk memberi bantuan bencana gempa di Sulawesi.

Mereka sungguh membutuhkan dokter profesional untuk mengurangi angka kematian korban bencana alam. Pastinya,semua dokter merasa berat untuk berangkat ke pengungsian karena diperkirakan akan adanya gempa susulan.

"Bagaimana jika prof mengirim dokter Rasya ke sana karena jumlah pasien di sana tidak bisa di atasi oleh dokter tua seperti kita"ucap dokter Reza yang dari awal memang tidak menyukai Rasya.

"Saya setuju,lingkungan di sana lebih membutuhkan dokter muda dan cekatan seperti dokter Rasya"

"Bagaimana menurutmu dokter Rasya?"tanya prof Hamka dengan kacamata bulat yang selalu ia kenakan.

Rasya hanya menganggukkan kepalanya sambil meneliti hasil ronsen otak pasien 304.

Rasya menitipkan pasien 304 kepada prof Hamka untuk diselamatkan lalu pergi dengan sifat wibawanya.

"Semoga dokter muda di masa depan seperti dokter Rasya"

Semua dokter menganggukkan kepalanya lalu kembali kepada pasien mereka masing masing.

🌼🌼🌼🌼

Keluarga Ar-Razi dibingungkan dengan kabar Rafka yang dikirim ke Yaman karena program beasiswa. Papa mamanya yang tak mengerti jika putra sulungnya sudah mengirim surat dari jauh jauh hari untuk berpamitan kepada mereka . Hal itu membuat keduanya merasa sedih bahkan shock berat mendengarnya.

Itu semua karena kejadian yang tak terencana dari tukang pos yang mengalami kecelakaan di ibukota Sampai meninggal dunia.

Adi hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berfikir Rasya adalah jalan keluarnya. Akan tetapi,bagaimana cara menikahkan Rasya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya? bahkan tidak ada menit yang senggang sedikitpun untuk membicarakan itu padanya.

Disisi lain Maira merasa sedih dan terus membaca surat dari putra sulung yang sangat ia rindukan.

...Assalamualaikum, bidadari bumi yang diciptakan untuk menjadi ibu dari sang khafilah hati....

...Bagaimana kabar ibu dan keluarga di sana ? Semoga kalian selalu dalam lindungan Nya...

...Sekarang izinkan putramu ini untuk menyampaikan pesan inti kepada kalian....

...Yang terhormat Prof,dr Adi Ar-Razi dengan permaisurinya Nyonya  Maira Ar-Razi.. putramu ini ingin meminta izin dan restu untuk berdakwah yang saya yakin kalian pasti mengizinkan dengan selapang-lapangnya. Terima kasih...

^^^Putramu, seorang khafilah hati^^^

^^^~Muhammad Rafka Ar Razi^^^

Berbeda dengan Rasya, Muhammad Rafka Ibnu Ar Razi adalah sosok yang ramah dan hangat pada semua orang. Senyuman dengan lesung pipinya selalu membawa pesona ketampanan alami di wajahnya.Dirinya  lebih suka dengan lingkungan Asrama daripada rumah sakit yang penuh dengan aroma obat yang membuatnya merasa ingin muntah.

...~Walimatul ursy...

...Muhammad Rafka Ibnu Ar Razi bin prof. Dr Adi Ar Razi...

...Dengan...

...Sayyidah nur kamila binti Alm.agas Hasan ahmad...

Surat undangan sudah tersebar ke seluruh penduduk sebelum surat cinta Rafka terbaca oleh lisan keluarga. Ibunya sudah mengabari Rafka tentang pernikahan nya dengan Mila namun Rafka menjawab nya mentah karena bidadari kecil yang sudah hinggap di hatinya. Rafka menjabat sebagai penulis best seller di Yaman karena karya tulisnya yang ia beri judul

..."Labibah kecil perindu surga"...

Dengan perasaan sedih karena penolakan putranya dan rasa takutnta kepada Vina, Maira berfikir untuk menyuruh Rasya menggantikan pernikahan kakaknya.

Jam sudah pukul dua dini hari,Maira masih tetap terjaga menunggu kepulangan Rasya dari rumah sakit. Ia tertidur di sofa panjang dengan riasan yang masih melekat di wajahnya.

Disisi lain sosok yang di tunggu masih asyik di depan laptopnya sambil menyelesaikan semua dokumennya.

Fajar sudah terbit. Maira yang terbangun merasa bingung dengan atap atap langit kamarnya. Bukankah tadi malam ia masih menunggu putranya pulang di ruang tamu?. Kemudian Adi datang dengan pakaian rapi sambil membawa nampan makanan di tangannya.

"Pasti kemaren begadang nungguin Rasya"

"Rasya belum pulang?"

"Jika kamu tidak meneleponnya dia tidak akan pulang"

Maira terdiam dan berfikir kalau apa yang dikatakan suaminya adalah hal benar dan tidak pernah salah. Maira menatap Adi khawatir membuat pria itu hanya melempar senyum hangat padanya.

"Rasya dan Rafka itu berbeda"ucap Adi sambil memberi segelas susu hangat kepada isteri nya. "Minumlah atau kamu akan sakit"

Maira meminumnya sedikit dan berfikir jika Rasya menolaknya lalu bagaimana dengan perjanjian kebahagiaan yang ia ucapkan untuk Vina?apakah Vina akan membenci dirinya lalu meminta kembali jantung suaminya?. Ah,Maira lelah. Dirinya harus segera bertemu dengan Rasya putra keduanya.

🌿🌿🌿

Palu, Sulawesi

"Nur,bagaimana?"

"Dia masih bisa hidup"ucap Mila senang"bawa semua anak anak ini ke tenda darurat"

"Baik",teriak 4 orang laki laki yang sudah siap dengan tandu mereka.

"Mil,dokter dari kota belum datang,Lo mau kemana?"

"Gue akan pergi ke sana sebentar"ucapnya lalu pergi.

Hampir separuh kota hancur rata dengan tanah. Banyak jasad jasad yang sudah kehilangan nyawanya. Rumah tak berbentuk juga sungai yang keruh akan serpihan bangunan. Rintihan tangis tak henti hentinya dari anak kecil yang kelaparan diselingi dengan rasa takut yang luar biasa. Ah, gak paham kenapa tuhan semarah ini kepada mereka?.

Separuh jalan sudah dilewati Mila dengan keberanian. Tanpa rasa takut sedikitpun akan gempa susulan yang bisa menyerangnya. Ingatan kala dia bersamanya berhasil membuatnya meneteskan air mata. Kemudian dia tersenyum mengingat ayahnya yang seperti pahlawan yang sedang menolong semua korban hanya dengan kedua tangan kasarnya.

"Ayah,andai kala itu bisa terulang"ucapnya dalam hati lalu terhenti saat mendengar suara rintihan melewati gendang telinganya. Mila berlari mencari asal suara  dan menemukan gadis kecil yang cantik sedang berlumuran darah.

Gadis itu masih rapi dengan mukenah birunya.Hati kecil Mila menangis dan berusaha mengeluarkan gadis kecil itu dari bebatuan yang menimpa nya.

"Kamu akan selamat"ucap Mila yang sudah melihat gadis itu lemah dan hampir memejamkan matanya. Mila membuka baju gadis itu dan menyobek sedikit bajunya untuk menghentikan pendarahan. Hati Mila tersentak saat melihat pecahan kaca menancap di atas jantung kecilnya. Tiba tiba tangan besar mencegahnya untuk melakukan penyelamatan.

"Apa yang kamu lakukan? Hanya dokter yang bisa melakukannya"ucap Rasya yang turun dari mobilnya dan menangkap Mila yang hendak gegabah dalam bertindak.

Mila menatap nya tajam dengan tatapan yang sulit diartikan. Ditambah dengan air mata yang masih membasahi pipinya. Ia sungguh tidak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang untuk menyelamatkan gadis kecil itu.

#2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!