...***...
"Selamat pagi," sapa William begitu tiba di ruang makan. Elvina yang tengah menuangkan susu ke dalam gelas di genggamannya, lantas menoleh sambil tersenyum.
"Pagi," sahutnya. Elvina menutup pintu lemari es begitu ia selesai menaruh kembali botol susu itu ke dalamnya. Ia berjalan menghampiri meja makan dan menaruh gelas dalam genggamannya ke atas meja yang sudah di hiasi oleh beberapa hidangan yang tampak menggoda.
"Sarapan hari ini tampak begitu enak, aku ingin segera sarapan." William berbinar menatapnya.
"Kau harus bersabar sebentar. Kita tunggu Rei bangun. Kita makan bersama dengannya." Elvina melepaskan apron yang menutupi kemeja putihnya.
Elvina sudah tampak sangat rapi dengan kemeja putih berlengan panjang yang dilipat hingga siku. Bagian bawahnya dimasukkan ke dalam rok pendek berwarna hitam yang membentuk tubuh rampingnya. Elvina mengikat rambutnya satu ke belakang. Membuat wanita yang sebenarnya tomboy itu terlihat cantik nan feminim.
"Omong-omong kenapa dia belum bangun jam segini?" Elvina menatap jam berwarna merah muda yang melingkar pada pergelangan tangannya. Sudah cukup siang. Tidak biasanya, Rei bangun di jam sesiang ini.
Rei yang Elvina kenal setahun yang lalu adalah Rei yang senantiasa bangun sebelum pukul enam pagi. Sebelum ayam berkokok, dan sebelum dirinya sibuk dengan pekerjaan di rumah.
"Mungkin saja dia kelelahan, jadi dia bangun sedikit terlambat," sahut William.
"Sepertinya memang begitu…"
"Oh, ya. Omong-omong, kenapa kau tidak berbicara yang sejujurnya pada Rei, tentang pertanyannya semalam?" William mendadak membuka percakapan. Sejak pertanyaan yang di lontarkan Rei semalam, William terus saja teringat akan ucapannya. Pertanyaan lelaki yang menjadi sepupunya itu terus terngiang dalam pikirannya.
Elvina berbalik memandangi adiknya yang berdiri sambil bersandar pada kursi yang biasa ia duduki.
"Menurutku, kita tidak bisa memulangkan Rei secepat itu. Apalagi kau tahu sendiri alasan kenapa Rei menghilang setahun yang lalu. Kalau kita pulangkan dia sekarang… aku takut Tante memarahinya lagi dan memicu ingatannya kembali. Kalau ingatannya kembali, bisa-bisa… Rei pergi lagi."
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Tidak mungkin kita terus menahannya di sini, 'kan? Rei pasti akan terus bertanya dan meminta kita untuk mengantarkannya pulang."
"Kita tunggu waktu yang tepat sampai dia benar-benar siap untuk menemui keluarganya."
...*...
"Arghh!!!"
Rei tersentak. Napasnya tersengal dengan keringat yang mengucur membasahi keningnya. Wajahnya berubah pucat pasi.
Rei bangun. Terduduk di ranjang dengan sebelah tangan memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Rei berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan. "Mimpi itu lagi…" lirih Rei seraya menundukkan kepalanya. Mimpi itu datang lagi. Mimpi aneh yang selalu membuat kepalanya sakit saat membuka mata.
Rei mengusap keningnya yang berkeringat. Fokus Rei lantas beralih ketika suara ketukan pintu di dengarnya. Bersamaan dengan itu, Rei mendengar suara Elvina yang memanggil namanya.
"Rei? Kau sudah bangun?"
"Ya. Ada apa?"
"Ayo kita sarapan. Aku sudah menyiapkan makanan untuk sarapan."
"Baik. Aku akan segera ke sana setelah mencuci wajahku."
"Kalau begitu aku dan Will menunggu di bawah."
Elvina beranjak turun menuju lantai satu untuk menunggu Rei selesai mencuci wajahnya.
Rei bangun dari tempatnya, ia berusaha untuk berhenti memikirkan mimpinya. Ia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi lalu mencuci wajahnya sebelum akhirnya turun menemui Elvina dan William untuk sarapan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 771 Episodes
Comments
Ranran Miura
Rei penuh teka-teki
2022-05-12
2