...***...
"Apakah ada yang membuat kalian sulit untuk menjelaskannya?" tanya Rei yang terlihat heran dengan reaksi Elvina dan William terhadap pertanyaannya tadi.
"Tidak ada, kami hanya terkejut karena kau tiba-tiba bertanya hal itu. Maaf, karena kami lupa menjelaskan hal ini sebelumnya."
"Lalu… kapan aku bisa bertemu dengan mereka? Aku ingin tahu siapa orang tuaku dan bagaimana mereka."
William menatap kakaknya. Elvina terdiam, otaknya berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang Rei lontarkan.
"Untuk saat ini, ada baiknya kau tetap tinggal di tempat kami. Nanti, ketika kau sudah lebih siap… maka kami akan mengantarkanmu pulang."
"Siap? Untuk apa?" Rei mengerutkan keningnya.
"Tidak perlu kau pikirkan. Lebih baik kita masuk, semakin malam, udaranya semakin dingin. Kalau kita tetap di sini, nanti masuk angin." Elvina beranjak bangun. Ia melangkah menghampiri meja untuk mengambil laptopnya.
Rei beradu tatap dengan William. Lelaki itu mengedikkan bahunya pelan kemudian bangun dan mengikuti kakaknya.
Rei diam sejenak memperhatikan Elvina dan William yang melangkah masuk ke dalam rumah. Matanya menatap lekat sosok mereka dari belakang.
Ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi apa? Rei membatin.
"Rei." William memanggilnya seraya menggerakkan tangannya mengisyaratkan Rei untuk pergi dari sana.
Rei mengangguk pelan. Ia bangun dari tempatnya berada. Melenggang mengikuti kemana Elvina dan William berada.
...*...
Derek terus melangkah menyusuri hutan. Sudah sangat jauh dirinya berjalan dari rumah persembunyiannya. Ia berusaha untuk mencari tempat lain untuk bersembunyi.
"Semua penelitianku hancur. Padahal hanya sedikit lagi, dan aku akan menemukan serum untuk melawan Evolgesysv-03 milik profesor," gumam Derek. Ia terus berjalan dengan kepala tertunduk. Rasanya kesal bercampur menyesakkan setiap kali ia ingat akan kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu saat Joe berusaha menghentikan aksinya dengan membakar laboratoriumnya.
Derek mengepalkan tangan. "Apapun yang terjadi, aku akan meneruskan penelitian ini, dan aku akan berusaha mengambil sampel serum dari laboratorium profesor. Aku harus bisa menemukan serum untuk melawan Evolgesysv-03 miliknya." Derek bertekad.
Hembusan angin membuatnya menggigil. Apalagi mengingat dirinya berada di dalam hutan dengan keadaan memakai pakaian yang tidak terlalu tebal.
Derek pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa. Bahkan satu-satunya barang yang ia miliki hanyalah pakaian yang melekat di tubuhnya.
"Aku harus membangun tempat persembunyian baru, di sini. Setelah itu memulai kembali penelitianku."
Derek mencari tempat yang tepat untuk membangun rumah. Setelah mendapatkan lahan yang cocok, ia segera menggunakan kekuatannya untuk membuat sesuatu yang dapat digunakan membangun rumah.
Hanya bermodalkan kemampuan evol otaknya yang bisa memecahkan teka-teki dan segala masalah yang ia hadapi. Derek berhasil menciptakan alat untuk menebang pohon dan membuatnya menjadi beberapa papan kayu. Di tambah dengan kekuatannya yang mirip telekinesis alias menggerakkan benda dengan tanpa menyentuhnya, Derek jadi lebih cepat mengerjakan semuanya.
Hanya dari kurang dalam satu malam, ia sudah berhasil mendirikan rumah kayu yang nyaman dan kokoh.
Derek berdiri di depan rumah yang telah di bangunnya. Ia tersenyum simpul dengan kedua tangan yang bertolak pinggang menahan lelah.
Keringat dingin tampak mengucur membasahi keningnya, menandakan bahwa dirinya benar-benar lelah. Tapi setidaknya, usaha Derek tidak sia-sia.
"Akhirnya selesai," lirihnya. Detik selanjutnya, Derek melangkah masuk ke dalam rumahnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 771 Episodes
Comments
Ranran Miura
Jadi pak tukang aja deh Derek, hidupnya lebih aman sentosa 😁
2022-05-12
2