...***...
"Bagaimana? Kau ingat sesuatu?" tanya Elvina pada Rei yang kini terduduk di sofa. Duduk bersebelahan dengan William. Di tangannya, Rei menggenggam album foto yang di tunjukkan oleh William dan Elvina berharap Rei bisa ingat mereka.
Rei menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak ingat apapun," gumamnya pelan. Matanya menatap beberapa foto berisi dirinya bersama Elvina dan William.
Rei yang awalnya ragu dan sulit percaya dengan Elvina dan William, akhirnya kini percaya dengan mereka setelah melihat semua foto-foto yang ditunjukan padanya.
William menghela napas pelan. Sudah berjam-jam lamanya, ia memperlihatkan semua album berisi foto mereka. Pun William menceritakan tentang kejadian-kejadian yang pernah mereka lewati bersama.
Namun, tampaknya usaha yang ia lakukan sia-sia. Karena Rei sama sekali tidak bereaksi. Ia tidak bisa ingat sedikit pun, tentang mereka.
Elvina menghampiri keduanya. Menaruh nampan berisi tiga cokelat panas yang kemudian ditaruhnya ke atas meja kaca yang ada.
Elvina menurunkan satu persatu cangkir dari nampan. Menyodorkan minuman yang telah dibuatnya pada William dan Rei.
"Kalau kau memang tidak bisa ingat apapun, tidak apa-apa. Kau tidak perlu memaksakan diri untuk mengingat semuanya," ucap Elvina. Ia meraih satu cangkir miliknya, menyesapnya pelan sambil menyandarkan punggung di sofa empuk yang ia duduki.
Rei terdiam. Tangannya mengusap foto berisi gambar dirinya.
Ini semua benar-benar fotoku. Itu artinya, mereka tidak berbohong ketika mengatakan kalau mereka kenal denganku. Dilihat dari foto-foto yang ada… sepertinya kami memang benar-benar dekat, batin Rei.
William menyodorkan cangkir dalam genggamannya ke arah Rei. Lelaki itu lantas beralih fokus pada cangkir yang tersodor ke arahnya.
"Minumlah, siapa tahu kau ingat setelah meminum ini," katanya. Rei memandangi cangkir di tangan William yang berisi cokelat panas.
Rei menutup album foto di tangannya. Menaruhnya ke atas meja, lalu meraih cangkir yang disodorkannya.
"Ini adalah cokelat panas, salah satu minuman favorit kita," jelas Elvina.
"Minum favorit kita?" Rei memandangi isi cangkirnya sejenak sebelum kemudian meneguknya secara perlahan. Rasa manis yang pas seketika di rasa indera pengecapnya.
Rasanya… seperti familiar. Dimana aku pernah merasakan rasa ini? Aku seperti pernah mencicipinya. Tapi, aku tidak bisa ingat dimana aku mencobanya, pikir Rei yang terdiam. Rasa manis di tambah aroma yang khas berpadu dengan suhu air yang pas, kenikmatannya terasa tidak asing baginya.
Rei merasa familiar dengan cokelat yang diminumnya. Namun, lagi-lagi ia tidak bisa mengingat dimana pernah mencicipinya.
...*...
Joe melangkah keluar dari dalam kamarnya dengan sedikit tergopoh-gopoh. Energinya belum pulih sepenuhnya.
Air minum di kamarnya habis, dan ia hendak pergi ke ruang dapur guna mengisi gelasnya.
Sejak tadi, Joe terus berjalan sambil memanggil Derek yang entah kemana. Lelaki yang menjadi adiknya itu tak kunjung ia temukan di manapun.
"Apakah dia sedang pergi?" gumam Joe pelan. Lelaki itu, berjalan menuruni tangga agar bisa tiba di lantai pertama dimana ruang dapur berada.
Joe tiba-tiba menghentikan langkah kakinya ketika ia secara tidak sengaja melihat satu ruangan yang pintunya terbuka sedikit.
"Ruang apa ini? Kenapa aku baru sadar kalau ada ruangan di sini?" Rasa penasaran Joe membuatnya bergerak mendorong pintu hingga terbuka cukup lebar. Di dalam, Joe melihat Derek.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 771 Episodes
Comments
Ranran Miura
Waw, mantap 👍
Sekali up, maa sya Allah... banyaknya..
2022-05-10
2