...***...
Elvina melangkah menghampiri William dan Rei yang berada di teras belakang. Setelah selesai makan malam, mereka memutuskan untuk mengobrol sebentar sambil menatap kumpulan bintang-bintang di langit.
Elvina menghampiri kursi yang terbuat dari rotan, duduk bersandar dan mulai menyibukkan diri berkutat dengan layar laptopnya.
Gara-gara bosnya yang menyebalkan, Elvina mau tidak mau jadi harus mengulang semua hasil laporannya.
Sementara Elvina duduk di kursi rotan, beda halnya dengan William dan Rei yang terduduk di tepi kolam seraya menikmati malam yang tenang.
Rei terduduk memandangi bintang-bintang yang bersinar. Bertaburan menghiasi langit malam. Di tambah dengan indahnya bulan bersinar, membuat malam yang gelap jadi lebih terang.
"Aku masih merasa semua ini tidak nyata. Aku pikir, kita tidak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya," lirih William. Rei menoleh padanya.
Elvina yang semula sibuk berkutat, lantas terdiam menghentikan kegiatannya. Ia menatap William dan Rei yang duduk di tepi kolam.
Elvina menaruh laptopnya di atas meja kaca yang ada. Ia berjalan menghampiri kedua lelaki itu dan duduk di dekatnya.
"Aku juga tidak menyangka kalau apa yang aku harapkan selama ini, ternyata akan menjadi kenyataan. Tampaknya tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk bersama. Setelah satu tahun lamanya kita berpisah, akhirnya kita bisa bertemu dan berkumpul lagi seperti dulu." Elvina tersenyum simpul. William mengangguk mengiyakan.
"Dulu… kami sempat berpikir kalau kau sudah meninggal. Apalagi setelah orang-orang menyerah untuk mencarimu, dan menyatakan kau meninggal dengan jasad yang tidak di temukan." William menundukkan kepalanya.
"Tapi, walaupun begitu… kami berdua selalu berharap dan berdoa agar kau tetap hidup serta selalu dalam perlindungan Tuhan." Elvina menambahkan.
Rei sejak tadi hanya diam mendengarkan. Ia senang karena sepertinya, kedatangan Rei ke tempat ini adalah hal yang tepat. Karena apa yang selama ini ia cari ada di sini. Apa yang selama ini menjadi tanda tanya, tampaknya perlahan akan terjawab sedikit demi sedikit.
"Tadinya… aku sempat ragu ketika kalian mengatakan kalau kalian kenal denganku. Tapi, setelah melihat semua album foto berisi diriku dan mendengarkan cerita kalian tentangku. Aku jadi mulai percaya dengan kalian," akunya. Elvina dan William yang mendengarnya lalu merekahkan senyum, mereka senang karena Rei perlahan percaya dengan mereka.
"Tapi, bolehkah aku bertanya hal lain pada kalian?"
"Apa yang ingin kau tanyakan?" kata Elvina.
"Tanyakan saja. Kami akan menjawab semuanya." William menimpali.
"Kalian sudah menceritakan banyak hal mengenai kebersamaanku bersama kalian, dulu. Tapi, kalian sama sekali tidak membahas tentang keluargaku. Apakah aku memiliki keluarga selain kalian berdua?" tanya Rei.
Elvina dan William tiba-tiba terdiam. Keduanya tampak bingung harus bagaimana menjelaskannya.
"Kenapa kalian diam? Apakah itu artinya aku tidak memiliki keluarga lain selain kalian berdua?"
Rei membuat Elvina dan William tersadar dari lamunannya. Mereka berdua menoleh serentak kemudian tak lama saling beradu pandang satu sama lain.
"Kau memiliki keluarga," balas Elvina.
"Benarkah?" Rei tersenyum mendengarnya. Ia senang ketika mengetahui kalau ternyata dirinya tidak hidup seorang diri di dunia ini. Ia memiliki keluarga, sama seperti orang lain yang ia temui selama ini.
"Tapi… kenapa kalian tampak kesulitan menjawab pertanyaan, barusan? Apakah ada yang membuat kalian sulit menjelaskannya?" Mimik wajah Rei berubah menjadi bingung.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 771 Episodes
Comments
Elang Putih
suka bgt sma ceritanya
2022-05-16
1