Dimas menahan rasa cemburunya. Jodoh gak kemana , begitu yang Dimas pikirkan.Sekuat dan segigih apa kita menjaga seseorang ,jika bukan jodoh ,mau di bilang apa.Dimas hanya meminta pada Tuhan agar di berkati Tuhan, agar di tuntun ke jalan yang benar,agar Tuhan memberikan jalan hidup dan jodoh yang terbaik buatnya dan buat kedua orangtuanya.
" Andien gak makan sambal?", tanya Firman.
" Enggak mas, soalnya besok mau tanding, biar gak sakit perut".
" Ya la Ndien."
" Kuahnya masih panas ya Ndien ,hati hati kalau mau makan ,di tiup dulu, "ujar Dimas dengan penuh perhatian.
Andien mengangguk.
Perlahan mereka pun makan. Dimas pamit ke toilet,ternyata Dimas membayar semua makanan mereka,baik makanan buat orangtua Firman.
Ketika Firman mau bayar ke casir ,Firman terkejut, Dimas sudah membayar makanan mereka
" Harusnya tante yang traktir Dim, tante yang ajak, kok jadi kamu sih yang bayar ",ujar mama Firman.
" Gak apa apa tan, sekalian. Ada kesemoatan juga kita makan bersama,saling silaturahmi Tan."
" Kalau begitu next tante yang traktir ya nak Dimas."
Dimas hanya tersenyum.
Satu hal yang membuat Andien nyaman jalan bareng Dimas,Dimas orangnya peka, cepat tanggap .Sama siapa aja sopan, sama siapa saja mudah berbaur.
Dimas mengendarai mobil di sampingnya Andien sedang duduk menatap jalan.
" Sekolah di tempat mas dulu ya Ndien?".
" Iya mas, ibu mas yang bawain , testing, bapak nemanin. Jebol beasiswa, ibu sama bapak mas happy nya sekampung, " ujar Andien tertawa ngakak.
" Yang bawain testing badminton bang Ardi mas".
" Dari dulu ,ibu memang pengen punya anak perempuan,gitu dapat sebaya Andien, meninggal.Ibu kalau liat kamu,keingat anaknya."
" Mas saat itu masih SMP, sedih banget rasanya Ndien. Pengen banget punya adik, gitu kamu lahir ,beda 1 bulan aja sama adiknya mas, apalagi mamak , gitu kamu lahir, tersenyum sama ibu, hati ibu sama bapak luluh.Apalagi berjalannya waktu, kamu sering tersenyum, kadang ibu dan bapak culik dari rumah ".
" Nyulik apaan, kata bang Ardi, kalau ibu dan bapak mas ambil Andien, kak Ester dan bang Ardi pun tahunya. "
" Dulu, sebelum kamu gak ada Ndien, mami itu sering nangis, kalau nangis ,yah datang ke rumah mamak.Mana mamak banyak kerjaan.Jadj yang ngurusin kamu ya ibu."
" Iya mas, mamak sama bapak susah saat itu, uang di tipu teman bapak,lain lagi nyari buat uang sekolah mas Ardi dan kak Ester.Kadang ibu yang punya kontrakan sering bagi makanan, ibunya mas juga.Sampailah mamak sama bapak membesarkan kami. "
" Tinggal di kota ini enak yah Ndien, rukun semua, walau berbeda agama akur."
" Iya mas."
" Bagi mas juga beda agama gak masalah Ndien".
" Nyari se imanlah mas.Lebih sejalan".
" Jadi kalau kita gimana Ndien?".
" Mas itu anak satu satunya ibu, mas nyari yang se iman,bisa ngumpul."
" Namun terkadang banyakan gak sejalan kan Ndien, maunya yang A ,walau banyaknperbedaan."
" Dengan perbedaan harusnya berjuang bersama Ndien."
" Apa karena mas dan kamu beda agama makanya kamu menghindar?".
" Andien masih sekolah loh mas, Andien masih usia berapa, terlalu muda buat mas. Mana Andien anak bungsu, perlu banyak di bimbing mas".
" Jangan jual agama mas hanya karena wanita."
" Tidak apa juga kan Ndien, menurut Tuhan agama A,B,C,D yang masuk surga. Semua kembali pada manusia nya Ndien."
" Mas suka melihat pribadi kamu Ndien, apa adanya.Lucu, menggemaskan.Dan kalau udah manja lucu".
Andien hanya menunduk menahan tawanya.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments