" Bang, temani adek ke alamat ini besok,bisa?".
" Ini gak gitu jauh dek dari rumah kita,30 menitan dek.Naik metromini,nyampek dek."
" Kena berapaan ya bang. pulang balik ke rumah kita".
" Pakai baju sekolah aja dek, kan lebih murah bayarnya dek".
" Sebulan lumayan juga bang".
" Udah , kalau lulus ,ada mama, abang dan kakak, juga bapak yang bekerja. Kalau memang cita citamu mau terjun ke badminton nak, jangan setengah setengah, benar benarla nak, terjun bebas sekalian, tapi ingat ,pand3 pande jaga diri. Kita orang gak ounya,yang kita punya hanya hafga diri nak".
" Benar kata mamak dek, " ujar Ardi.
" Mamak susah capek bekerja, aku kerja separuh hari aja mak, bantu bantu orang mamak".
" Belajarmu fokus kamu pintar nak, berprestasi.Badmintonmu oun udah banyak hasilnya bantu mamak, baru juara kemarin, beli beras kita 1kafung, mamak dapat uang, makan ayam la kita ,sampai tambu tambu kalian nak".
" Dari hasil adek loh itu dek, beneran ,kami dukung , semangat adek abang".
" Butet kami, kalau udah juara ,senang kali mamak kita dek, " ujar Ester.
" Kita orang perantauan dek, bah tulang yang di medan aja sampe bersorak nelepon abang, kata tulang, santik kali boru tulang itu, mainnya juga santikkkk", ujar Ardi.
" Baek kali tulang itula bang, dia belikkan baju aku latihan bang, sampai 10 dia kirim dari Medan.Uang lagi dia kasi sama aku bang, gak banyak,tapi perhatian tulang sama aku, besar kali bang. Sama orang abang aja , tulang sayang, dia nitip juga kaus buat abang dan kakak".
" Tulang bilang dek, wajah kita gak kayak oranv batak,kayak blasteran ,orang mamak kita dulu santik kali kan dek".
" Nasib aja mamak ku gini, kalau nanti ada uangku,ku glowingkan wajah mamak ini,ku bawak dia medicure pedicure, bahnkeluar dari salon gak kenal lagi bapak sama mamak,gimana la itu bang," ujar Andien.
Ardi, Ester ,Andien dan mamak nya pun tertawa.
" Biar kita sederhana ,tetapi semua rukun, saling bahu membahu,gak ada yang berat nak,itulah kami jadi orangtua bahagia," ujar mamak Andien.
" Iya mak, benar kata mamak.Lucu kalinya adek kita ini mak, harusnya nama abangnya yang di kenal kan mak, mamaknya Ardi,ini enggak, mamaknya Andien.Coba kalau di Medan ,nama abangnya yang melekat ke panggilan mamak."
" Itu karena prestasi adekmu nak, eh anak siapa itu, siapa mamaknya,kan gitu nak.Kalian satupun gak pande olah raga,ngikut sama mamak dan bapak, ini adek kalian, sapai sampai di bonceng bapak kemana mana kalau ikut turnamen.Bah ,senang kalinya bapak da nak, minjam kereta pun jadi, rata rata di kasi teman bapak, malahan di kasi uang bensin buat ngantar adek, kata kawan bapak, hebat anak bapak itu. Berlinang air mata bapak, dengan prestasimu boru."
" Ah,abangku, kakak ku pun ,baek baek kali, ada uang nya,aku dia ingat, di traktir makan bakso, makan mie goreng di warung kak Zum."
" Dulu dek, mamak mau kasi kian adek sama orang,karena susah kali kita.Tapi abang sama kakak gak mau, kami bantula mamak sama bapak bekerja, eh arek kami besar juga nya sekarang."
Andien memeluk abang dan kakak nya.
" Pande pulak adek masak mak, pulang sekolah, bantu bantu di cafe seberang jalan, masak makanan barat adek ma,aduhh enak kali abang makan."
" Memang adek di sayang banyak orang kan mak, tempat adek kerja aja,baik kali bosnya sama adek.Cici itu, kalau adrk tanding, dia bungkuskan nasi buat makan adek, dia kasi adek minum susu,katanya biar menang."
" Apa gak baek ,adek kita pun, urus kali sama si Cing cing dan si Pin pin anak cici itu, di suapi sampai habis padahal payah kali makan,adek eh ligat kali anak anak itu makan."
" Dimana pun kerja nak, jujur nomor satu, jangan ambil ambil orang punya,tahu diri ya nak".
" Iya mak....", ujar Andien, Ardi dan Ester.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments