Bab 14. Akhirnya keluar juga

Sebagai karyawan, Lintang tetap mengikuti perintah Yudha untuk datang ke ruangannya. Masih bersama Lion di gendongan. Ia duduk di kursi tamu. 

Yudha mengetuk-ngetuk meja menggunakan pulpen. Matanya tak teralihkan dari wajah cemberut gadis itu. Merasakan perbedaan, senyum manis yang ada di bibir Lintang itu langsung lenyap saat berada di hadapannya. Namun ia tak menghiraukan itu, yang lebih penting sekarang adalah alasan Lintang yang ingin keluar dari kantornya. 

"Kenapa kamu ingin mengundurkan diri dari sini?" tanya Yudha memutar kursi ke arah samping. 

"Tadi saya sudah bilang pada Pak Setiawan, apa beliau tidak mengatakannya pada, Anda?" 

Seumur-umur Lintang adalah orang yang pertama kali berani balik tanya padanya dan memasang wajah ketus. 

"Tidak, makanya saya bertanya," jawab Yudha, ia berbohong pada Lintang hanya demi mengulur waktu. 

"Bayaran di sini sangat kecil, dan saya ingin bekerja di tempat lain yang lebih mahal," ceplos Lintang tanpa sengaja. Padahal, bukan itu yang seharusnya ia katakan, namun semua sudah terlanjur. Entah, otaknya sedikit semrawut jika berada di dekat Lion dan Yudha secara bersamaan.

Jawaban yang konyol bagi Yudha, di luaran sana banyak yang mengantri bekerja di perusahaan miliknya karena bayaran yang menjanjikan, namun gadis sederhana yang ada di depannya bilang sebaliknya. Tidak masuk akal. 

"Tante cantik jangan pergi." Lion menyandarkan kepalanya di dada Lintang. Wajahnya memelas membuat hati Lintang kembali tersentuh. Bocah itu paham dengan apa yang dibicarakan Lintang dan Yudha. 

Tak ada jawaban, Lintang mencium pucuk kepala Lion dengan lembut. 

Melihat itu membuat Yudha terenyuh. Meskipun bukan siapa-siapa, Lintang nampak menyayangi putranya. Dalam kurun waktu tiga bulan mampu memikat hati Lion. 

"Kalau itu masalahnya, aku akan naikkan gaji kamu," ucap Yudha akhirnya, ia pun tidak mau kehilangan keceriaan seorang Lion. 

Nggak bisa dibiarkan, kalau seperti ini jelas-jelas aku nggak bisa keluar. Aduh, kenapa tadi aku bohong si. Lintang menggerutu dalam hati. 

"Sekarang katakan! Berapa gaji yang kamu inginkan?" tanya Yudha sembari menatap wajah Lintang dengan lekat. 

Aku harus serang balik. Dia tidak boleh menang. 

Lintang terjebak dengan omongannya sendiri.

"Sepuluh kali lipat dari gaji sekarang," ucap Lintang sambil tersenyum sinis, ia yakin Yudha tidak mungkin menyanggupi permintaannya yang sangat tinggi. Jika dikalikan dengan gajinya saat ini, itu pun mengalahkan bayaran pak Setiawan. 

Namun, bukan Yudha yang membesarkan masalah dan menganggap itu berat, justru itu adalah sebuah tantangan baginya yang memang sudah tertarik pada Lintang sejak awal bertemu. 

"Baiklah, saya akan bayar kamu sepuluh kali lipat." 

Kedua mata Lintang terbelalak, jantungnya berdegup dengan kencang mendengar jawaban Yudha yang sangat santai, bahkan sedikitpun pria itu tak nampak keberatan dengan permintaannya. 

Nggak mungkin, pasti dia cuma bercanda. 

Masih tak percaya. Kekesalan Lintang memuncak. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. 

"Lion, tante ingin bicara dengan papa sebentar, kamu keluar dulu ya," bisik Lintang yang langsung dijawab anggukan bocah itu. 

Setelah Lion keluar dari balik pintu, Lintang beranjak dari duduknya. Berdiri tepat di samping Yudha. 

"Kenapa Anda Setuju dengan permintaan saya?" 

Dada Lintang meletup-letup. Ia tak sanggup lagi memendam rasa benci yang membuat dadanya sesak. 

"Karena saya mau yang terbaik untuk Lion. Apa salahnya saya mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk dia."

"Tapi kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang," bantah Lintang terbata. Jika berada di dekat Yudha bayangan ibunya selalu hadir membuat hati Lintang sekeras batu. 

"Maksud kamu apa?" Yudha ikut beranjak, menatap kedua bola mata Lintang yang digenangi cairan bening. 

Jarak mereka sangat dekat hingga napas Yudha menerpa wajah cantik Lintang. Ada guratan benci yang Yudha lihat di wajah Lintang, tatapan yang sangat tajam menimbulkan banyak pertanyaan.

"Maksud saya hanya ingin menyadarkan, Anda. Bahwa uang bukan segalanya termasuk menukar kebahagiaan dan merendahkan orang. Saya tahu, kalau Anda orang kaya, tapi tidak sepantasnya harus merendahkan orang miskin. Saya tidak tertarik dengan sepuluh kali lipat, karena saya masih punya harga diri. Saya akan tetap keluar dari kantor ini."

Yudha diam, meresapi setiap kalimat yang meluncur dari mulut Lintang. Sedikit pun ia tak mengerti apa yang dimaksud gadis itu. 

"Sekarang lebih baik bapak tanda tangani surat pengunduran diri saya," pinta Lintang mulai memelankan suaranya, mengusap air mata yang membasahi pipinya. 

Yudha melirik amplop yang diberikan pak Setiawan. Dari lubuk hati ia tidak ingin tanda tangan demi putranya. Namun, ia tak mau memberatkan Lintang yang nampak kekeh ingin keluar. 

Tanpa menjawab, Yudha langsung menandatangani surat itu dan memberikannya kembali pada Lintang. 

"Ini yang kamu mau, kan? Sekarang kamu pergi dari sini, jangan sampai Lion melihatmu keluar."

"Terima kasih," ucap Lintang membuka pintu. 

Tak sesuai ekspektasi, Lintang pikir Lion ada di ruangan Andreas, ternyata bocah itu bermain di depan ruangan Yudha yang langsung bisa melihat Lintang keluar dari ruangan sang papa. 

"Tante cantik sudah selesai bicaranya, sekarang berarti mau dong, main sama aku?" Lion memberikan robot berwarna merah yang ada di tangannya pada Lintang. 

Aku harus bilang apa, kenapa dia ada di sini? 

Lintang menoleh, menatap Yudha yang berdiri di ambang pintu. Secara tidak langsung meminta bantuan pria itu.

"Lion, Sayang. Hari ini Tante cantik ada urusan penting di luar, jadi tidak bisa bermain dengan Lion." Yudha menggendong tubuh mungil putranya. 

"Tapi aku maunya dengan tante cantik, Pa."

Lagi-lagi Lintang dibuat pusing dengan rengekan itu.

"Sayang, maafkan tante, hari ini tante tidak bisa menemani Lion. Nanti kalau ada waktu pasti tante akan main sama Lion." Mengusap bahu kecil Lion dengan lembut. 

Akhirnya bocah itu mengangguk setelah mendengar bujuk rayu Lintang. 

Sebuah kecupan mendarat di pipi Lintang dari bibir mungil Lion. 

Lambaian tangan mengiringi langkah Lintang menuju pintu lift.

Maafkan aku, Lion. Tidak seharusnya kamu menjadi korban keegoisanku, tapi aku tidak bisa terus bertemu dengan papamu, karena dia yang sudah menghancurkan keluargaku. Aku sangat membencinya. Aku tidak tahu sampai kapan, tapi untuk saat ini aku ingin menjauh dari kalian, demi ibuku. 

Perpisahan Lintang dengan semua sahabatnya tak kalah mengharukan. Ia dikenal ramah dan juga baik, sering membantu yang lain saat kesulitan. Namun kini harus pergi. 

"Kamu yakin akan meninggalkan kantor ini?" 

Samsul ikut menghampiri Lintang yang sudah merapikan semua barang-barangnya. 

"Iya, tapi kita masih bisa bertemu kok, nanti kalau hari libur kita ke cafe," ucap Lintang seraya meraih tasnya. 

"Tapi, Lin. Kita sudah sama-sama dari dulu, jodoh kita pasti bingung nyari nya. Di mana kamu di mana aku." Disaat semua sedih, Gita justru menciptakan tawa. 

Samsul menoyor jidat Gita hingga gadis itu terhuyung. 

"Jodoh Lintang di sini." Samsul menunjuk dadanya. "jodoh kamu di mana?"

Semua kembali tertawa terbahak-bahak. 

Akhirnya aku bisa pergi juga dari sini.

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut lagi

2023-06-26

2

Adzkia Zhafira

Adzkia Zhafira

yg namanya jodoh, mau dimanapun berada, mau benci spt apa, kalau waktunya bersatu ya bakal ketemu

2023-06-04

1

Kamiem sag

Kamiem sag

semangat Lintang

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2 Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3 Bab 3. Awal pertemuan
4 Bab 4. Kumat
5 Bab 5. Permintaan Lion
6 Bab 6. Anggara?
7 Bab 7. Kecelakaan kecil
8 Bab 8. Menemukan cara
9 Bab 9. Bertemu lagi
10 Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11 Bab 11. Disuapi tante cantik
12 Bab 12. Bercerita lewat telepon
13 Bab 13. Resmi bercerai
14 Bab 14. Akhirnya keluar juga
15 Bab 15. Mendonorkan darah
16 Bab 16. Getaran aneh
17 Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18 Bab 18. Mulai menduga
19 Bab 19. Merasa tersisih
20 Bab 20. Mulai terkuak
21 Bab 21. Terluka
22 Bab 22. Hampir saja
23 Bab 23. Terbongkar
24 Bab 24. Berhutang
25 Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26 Bab 26. Sarapan bersama
27 Bab 27. Kembali bekerja
28 Bab 28. Periksa
29 Bab 29. Melamar
30 Bab 30. Menerima
31 Bab 31. Temurun dari sang ayah
32 Bab 32. Mencoba mengerti
33 Bab 33. Motor baru
34 Bab 34. Kalah telak
35 Bab 35. Hp baru
36 Bab 36. Menikah
37 Bab 37. Belum siap
38 Bab 38. Pindah rumah
39 Bab 39. Mencium
40 Bab 40. Naik motor
41 Bab 41. Curiga
42 Bab 42. Membantu Claire
43 Bab 43. Tidak berubah
44 Bab 44. Kejadian tak terduga
45 Bab 45. Luluh
46 Bab 46. Wejangan dari Luna
47 Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48 Bab 48. Jebol gawang
49 Bab 49. Ronde kedua
50 Bab 50. Menutupi tanda merah
51 Bab 51. Petak umpet
52 Bab 52. Kamar dalam ruangan
53 Bab 53. Kemarahan Gita
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Kabar baik
56 Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57 Bab 57. Berpisah
58 Bab 58. Alasan
59 Bab 59. Dipecat
60 Bab 60. Ketahuan
61 Bab 61. Mereda
62 Bab 62. Akhirnya bertemu
63 Bab 63. Claire datang
64 Bab 64. Basmi dengan insektisida
65 Bab 65. Minta cerai
66 Bab 66. Aneh
67 Bab 67. Jangan pergi!
68 Bab 68. Rumah lama
69 Bab 69. Kesadaran Bian
70 Bab 70. Sadar
71 Bab 71. Gagal
72 Bab 72. Rencana Natalie
73 Bab 73. Syarat
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Peringatan
76 Bab 76. Menyatukan
77 Bab 77. Pengaruh buruk
78 Bab 78. Teman lama
79 Bab 79. Rasa
80 Bab 80. Galau
81 Bab 81. Mengungkap isi hati
82 Bab 82. Modal nekad
83 Bab 83. Melamar
84 Bab 84. Ungkapan
85 Bab 85. Penjelasan
86 Bab 86. Kejutan
87 Bab 87. Menikmati malam bersama
88 Bab 88. Pencarian
89 Bab 89. Menemukan Lintang
90 Bab 90. Jam tangan
91 Bab 91. Kabar buruk
92 Bab 92. Masih tak percaya
93 Bab 93. Kesetiaan Andreas
94 Bab 94. Wasiat
95 Bab 95. Tangisan Lion
96 Bab 96. Klarifikasi
97 Bab 97. Melepas beban
98 Bab 98. Berangkat ke Singapura
99 Bab 99. Titik terang
100 Bab 100. Sadar
101 Bab 101. Hukuman untuk Claire
102 Bab 102. Rencana Yudha
103 Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104 104. Pulang
105 Bab 105. Lion diculik
106 Bab 106. Permintaan maaf
107 Bab 107. Melarikan diri
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Kepatuhan Lion
110 Bab 110. Hanya masa lalu
111 Bab 111. Jujur
112 Bab 112. Bertemu
113 Bab 113. Indira dan Keanu
114 Bab 114. Ketegangan Indira
115 Bab 115. Panik
116 Bab 116. Rembulan
117 Bab 117. Melamar
118 Bab 118. Mulai mesum
119 Bab 119. Tersiram kopi
120 Bab 120. Kecewa
121 Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122 Bab 122. Keanu pengen kawin
123 Bab 123. Cemburu
124 Bab 124. Putus
125 Bab 125. Pengakuan Indira
126 Bab 126. Tamat
127 Novel baru sudah rilis
128 Promosi novel baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2
Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3
Bab 3. Awal pertemuan
4
Bab 4. Kumat
5
Bab 5. Permintaan Lion
6
Bab 6. Anggara?
7
Bab 7. Kecelakaan kecil
8
Bab 8. Menemukan cara
9
Bab 9. Bertemu lagi
10
Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11
Bab 11. Disuapi tante cantik
12
Bab 12. Bercerita lewat telepon
13
Bab 13. Resmi bercerai
14
Bab 14. Akhirnya keluar juga
15
Bab 15. Mendonorkan darah
16
Bab 16. Getaran aneh
17
Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18
Bab 18. Mulai menduga
19
Bab 19. Merasa tersisih
20
Bab 20. Mulai terkuak
21
Bab 21. Terluka
22
Bab 22. Hampir saja
23
Bab 23. Terbongkar
24
Bab 24. Berhutang
25
Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26
Bab 26. Sarapan bersama
27
Bab 27. Kembali bekerja
28
Bab 28. Periksa
29
Bab 29. Melamar
30
Bab 30. Menerima
31
Bab 31. Temurun dari sang ayah
32
Bab 32. Mencoba mengerti
33
Bab 33. Motor baru
34
Bab 34. Kalah telak
35
Bab 35. Hp baru
36
Bab 36. Menikah
37
Bab 37. Belum siap
38
Bab 38. Pindah rumah
39
Bab 39. Mencium
40
Bab 40. Naik motor
41
Bab 41. Curiga
42
Bab 42. Membantu Claire
43
Bab 43. Tidak berubah
44
Bab 44. Kejadian tak terduga
45
Bab 45. Luluh
46
Bab 46. Wejangan dari Luna
47
Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48
Bab 48. Jebol gawang
49
Bab 49. Ronde kedua
50
Bab 50. Menutupi tanda merah
51
Bab 51. Petak umpet
52
Bab 52. Kamar dalam ruangan
53
Bab 53. Kemarahan Gita
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Kabar baik
56
Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57
Bab 57. Berpisah
58
Bab 58. Alasan
59
Bab 59. Dipecat
60
Bab 60. Ketahuan
61
Bab 61. Mereda
62
Bab 62. Akhirnya bertemu
63
Bab 63. Claire datang
64
Bab 64. Basmi dengan insektisida
65
Bab 65. Minta cerai
66
Bab 66. Aneh
67
Bab 67. Jangan pergi!
68
Bab 68. Rumah lama
69
Bab 69. Kesadaran Bian
70
Bab 70. Sadar
71
Bab 71. Gagal
72
Bab 72. Rencana Natalie
73
Bab 73. Syarat
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Peringatan
76
Bab 76. Menyatukan
77
Bab 77. Pengaruh buruk
78
Bab 78. Teman lama
79
Bab 79. Rasa
80
Bab 80. Galau
81
Bab 81. Mengungkap isi hati
82
Bab 82. Modal nekad
83
Bab 83. Melamar
84
Bab 84. Ungkapan
85
Bab 85. Penjelasan
86
Bab 86. Kejutan
87
Bab 87. Menikmati malam bersama
88
Bab 88. Pencarian
89
Bab 89. Menemukan Lintang
90
Bab 90. Jam tangan
91
Bab 91. Kabar buruk
92
Bab 92. Masih tak percaya
93
Bab 93. Kesetiaan Andreas
94
Bab 94. Wasiat
95
Bab 95. Tangisan Lion
96
Bab 96. Klarifikasi
97
Bab 97. Melepas beban
98
Bab 98. Berangkat ke Singapura
99
Bab 99. Titik terang
100
Bab 100. Sadar
101
Bab 101. Hukuman untuk Claire
102
Bab 102. Rencana Yudha
103
Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104
104. Pulang
105
Bab 105. Lion diculik
106
Bab 106. Permintaan maaf
107
Bab 107. Melarikan diri
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Kepatuhan Lion
110
Bab 110. Hanya masa lalu
111
Bab 111. Jujur
112
Bab 112. Bertemu
113
Bab 113. Indira dan Keanu
114
Bab 114. Ketegangan Indira
115
Bab 115. Panik
116
Bab 116. Rembulan
117
Bab 117. Melamar
118
Bab 118. Mulai mesum
119
Bab 119. Tersiram kopi
120
Bab 120. Kecewa
121
Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122
Bab 122. Keanu pengen kawin
123
Bab 123. Cemburu
124
Bab 124. Putus
125
Bab 125. Pengakuan Indira
126
Bab 126. Tamat
127
Novel baru sudah rilis
128
Promosi novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!