Bab 13. Resmi bercerai

Tiga bulan berlalu begitu cepat. Doa dari kedua orang tua dan orang-orang terdekat sangat mujarab. Proses perceraian Yudha dan Natalie berjalan lancar. Semua seperti yang diharapkan, hak asuh Lion jatuh ke tangan Yudha dengan sebuah alasan yang jelas. 

Hanya ada senyum yang terbit mengiringi langkah Yudha. Pria yang resmi  berstatus duda itu sangat lega dengan hasil kerja keras pengacara dan krew lainnya. Memeluk dan menepuk bahu pak Sehan, beralih Andreas yang ikut andil membantunya. Lalu pak Radit yang selalu mendampinginya. Sang ibu yang selalu menengadah tangan pada Allah demi kebaikannya. 

Berbeda dengan Yudha yang dikelilingi orang tercinta, Natalie justru dibanjiri air mata dan kesunyian. Penyesalannya tak berarti. Menyiapkan-nyiakan Yudha adalah hal terburuk yang pernah ia lakukan, kini hanya bisa merenungi nasib yang tak seindah dulu. 

Masih berkumpul di halaman pengadilan agama. Bersama salah satu sahabat, Natalie menghampiri Yudha yang sudah berada di tempat parkir mobil. 

"Aku ingin bertemu dengan Lion," ucapnya dengan bibir bergetar. 

Impian menjalin keluarga yang harmonis dengan Yudha kini lebur sudah. Tersisa harta yang ditinggalkan pria itu. 

Yudha bisa melihat kekacauan di wajah cantik Mantan istrinya. Dulu ia memujanya, memanjakannya, memberikan apapun yang ia memiliki. Namun sekarang, semua itu tinggal kenangan, arang pun sudah menjadi abu yang tak pernah bisa dikembalikan lagi. 

"Andreas, bawa Lion ke sini!" titah Yudha memakai kacamatanya lagi, menatap ke arah lain. 

Pak Radit dan Bu Indri memilih pergi. Tak ingin ikut campur urusan yang menurutnya tak penting. 

"Mama…" teriak Lion sambil berlari kecil menghampiri Natalie. 

Tangis sang ibu pecah. Natalie memeluk erat tubuh mungil Lion. Mengurai rasa rindu yang mengendap. Tiga bulan menaungi kesepian, akhirnya Natalie bisa memeluk putranya lagi, meskipun sekejap. Menghirup aroma khas parfum anak yang selalu dipakai sang buah hati.

"Kenapa Mama nggak pernah pulang ke rumah oma?" ucap Lion dengan polos, mengelus pipi Natalie yang dipenuhi air mata. 

Jiwa kecilnya hanya bisa menangkap jika mamanya sibuk bekerja keluar kota seperti yang diucapkan Mimah setiap hari. Bukan perceraian yang akan memisahkan mereka. 

Sedih, mata Lion pun ikut berkaca. Meskipun tinggal bersama papanya di selimuti dengan kebahagiaan, tetap saja ada yang kurang. Seburuk apapun Natalie adalah ibu yang  mengandung dan melahirkannya, dan sampai kapan pun tidak akan mengubah itu. 

"Mama sibuk, Sayang," sahut Yudha, takut jika Natalie berbicara macam-macam yang membuat Lion goyah. 

Natalie mendongak, menatap wajah Yudha yang nampak datar. 

"Mas, apa aku boleh membawa Lion, untuk malam ini saja?" pinta Natalie mengiba. 

Sebagai seorang ibu, ia pun ingin memeluk putranya saat melewati dinginnya malam. Memberikan kehangatan yang memang seharusnya diberikan seorang ibu. 

Yudha meraih tangan Lion dan memberikannya pada Andreas. Maju satu langkah, mendekatkan bibirnya di telinga sang mantan istri. 

"Nggak, sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkan Lion tidur dengan kamu," bisik Yudha menjelaskan. 

Lion menatap kedua orang tuanya lalu menatap Andreas. "Om, mama dan papa kenapa? Apa mereka bertengkar? Kenapa mama menangis?" tanya Lion pada Andreas yang sukses membuat pria itu bingung. 

"Kita ke mobil, nanti om ceritain." 

Tanpa minta izin, Andreas membawa Lion masuk mobil. Menghindari kejadian yang tak diinginkan. 

Tak seperti Lintang yang punya banyak koleksi cerita, Andreas pun menghibur Lion dengan cerita si kancil mencuri timun. Meskipun amburadul, tetap saja menciptakan tawa bagi Lion. 

Di kantor

"Mas Arif yakin ada lowongan pekerjaan untuk aku?" tanya Lintang memastikan. 

"Yakin, Lin. Dan ini cocok sekali untuk kamu." 

Setelah tiga bulan berjuang, akhirnya ada jalan keluar untuk menjauhi Lion dan Yudha. Gadis yang masih diliputi kebencian itu nampak girang setelah mendapat kabar dari Arif. 

Aku harus secepatnya pergi dari sini sebelum Lion terlanjur mengikatku. 

Tiga bulan banyak permintaan dari Lion, termasuk tidur bersama nya yang belum pernah dikabulkan. Lintang tak mau mengecewakan Lion lebih dalam. Ia tak mau hidup dalam dendam yang di balut dengan kasih sayang. 

Lintang keluar dari ruangannya, menghampiri Gita yang masih sibuk dengan pekerjaannya. 

"Git, aku mau mengundurkan diri." 

"Apa?" Gita terhenyak kaget, menatap wajah Lintang yang nampak berseri. 

"Kenapa?" tanya Gita memegang lengan Lintang. 

"Nanti aku ceritakan, sekarang aku ingin bertemu pak Setiawan."

Lintang membawa amplop putih yang di siapkan beberapa hari lalu. Mengetuk pintu ruangan pak Setiawan yang sedikit terbuka. 

"Masuk!" sahut Pak Setiawan. 

Lintang masuk lalu duduk di depan Pak Setiawan. Ia menunduk, menatap jemari nya yang saling terpaut, pasti banyak pertanyaan yang akan meluncur dari sang bos. 

"Ada apa, Lin?" tanya pak Setiawan. 

"Maaf, Pak. Saya mau mengundurkan diri dari perusahaan ini." Menyodorkan surat itu di depan pak Setiawan. 

"Kenapa, apa kamu ada masalah dengan karyawan lain? Atau ada sesuatu yang membuatmu ingin pergi?" 

Lintang tersenyum kecut, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia belum siap untuk menjawab pertanyaan ini. Apalagi harus jujur tentang apa yang ia hadapi sesungguhnya. 

"Tidak, Pak. Saya hanya ingin merawat ibu saya, itu saja."

Pak Setiawan manggut-manggut, menekan tombol telepon kantor. 

"Hilya, apa pak Yudha ada di ruangannya?" tanya Pak Setiawan. 

"Hari ini pak Yudha ada di pengadilan agama. Tapi sudah perjalanan ke sini," jawab Hilya. 

Pengadilan agama, ngapain dia ke sana, tanya Lintang dalam hati. 

"Baiklah, katakan pada beliau ada karyawan yang ingin mengundurkan diri."

Kening Lintang berkerut, ia ingin kabur dari kantor itu tanpa sepengetahuan Yudha, tapi kenapa pak Setiawan malah melaporkannya. 

"Kenapa harus pak Yudha, Pak? Bukankah bapak juga bisa tanda tangan?" cetus Lintang tanpa rasa takut. Ia enggan jika harus bertemu dengan Yudha. Pasti urusannya semakin rumit. 

"Tapi pak Yudha pemilik perusahaan ini. Beliau yang lebih berhak atas semuanya, saya cuma mewakili lantai sepuluh saja." 

Lintang berdecak, menyandarkan punggungnya. Jika seperti ini pasti ia pun akan bertemu Lion. 

Lintang keluar dari ruangan pak Setiawan dengan wajah lesu. Bertepatan dengan itu, Lion dan Yudha serta Andreas keluar dari lift. 

Yudha mengikuti Lion yang berlari menghampiri Lintang. Seperti hari sebelumnya, bocah itu langsung berhamburan memeluk Lintang. 

Terpaksa Lintang harus tersenyum  meskipun hatinya kesal melihat Yudha yang ada di belakang Lion. 

"Kamu dari mana, tumben baru datang?" tanya Lintang basa-basi. Kembali berjalan ke ruangannya. 

"Ketemu mama," jawab Lion jujur. 

Ketemu mama, bukankah setiap hari dia bertemu mamanya? Ada apa sebenarnya, apa Lion ikut papanya ke pengadilan agama? 

Melirik Yudha yang mematung menatapnya. 

Pak Setiawan keluar dari ruangannya lalu menghampiri Yudha. Memberitahu apa yang baru saja Lintang katakan di ruangannya. 

"Suruh dia ke ruanganku!"

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

novel ini sudah ku baca kedua kalinya 🥰🥰🥰

2024-01-31

1

Nilam Merahmad

Nilam Merahmad

makin seruh nih,bagus ceritanya

2024-01-26

0

Gustriana Baiki putri

Gustriana Baiki putri

makin seru..lanjut thor

2024-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2 Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3 Bab 3. Awal pertemuan
4 Bab 4. Kumat
5 Bab 5. Permintaan Lion
6 Bab 6. Anggara?
7 Bab 7. Kecelakaan kecil
8 Bab 8. Menemukan cara
9 Bab 9. Bertemu lagi
10 Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11 Bab 11. Disuapi tante cantik
12 Bab 12. Bercerita lewat telepon
13 Bab 13. Resmi bercerai
14 Bab 14. Akhirnya keluar juga
15 Bab 15. Mendonorkan darah
16 Bab 16. Getaran aneh
17 Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18 Bab 18. Mulai menduga
19 Bab 19. Merasa tersisih
20 Bab 20. Mulai terkuak
21 Bab 21. Terluka
22 Bab 22. Hampir saja
23 Bab 23. Terbongkar
24 Bab 24. Berhutang
25 Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26 Bab 26. Sarapan bersama
27 Bab 27. Kembali bekerja
28 Bab 28. Periksa
29 Bab 29. Melamar
30 Bab 30. Menerima
31 Bab 31. Temurun dari sang ayah
32 Bab 32. Mencoba mengerti
33 Bab 33. Motor baru
34 Bab 34. Kalah telak
35 Bab 35. Hp baru
36 Bab 36. Menikah
37 Bab 37. Belum siap
38 Bab 38. Pindah rumah
39 Bab 39. Mencium
40 Bab 40. Naik motor
41 Bab 41. Curiga
42 Bab 42. Membantu Claire
43 Bab 43. Tidak berubah
44 Bab 44. Kejadian tak terduga
45 Bab 45. Luluh
46 Bab 46. Wejangan dari Luna
47 Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48 Bab 48. Jebol gawang
49 Bab 49. Ronde kedua
50 Bab 50. Menutupi tanda merah
51 Bab 51. Petak umpet
52 Bab 52. Kamar dalam ruangan
53 Bab 53. Kemarahan Gita
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Kabar baik
56 Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57 Bab 57. Berpisah
58 Bab 58. Alasan
59 Bab 59. Dipecat
60 Bab 60. Ketahuan
61 Bab 61. Mereda
62 Bab 62. Akhirnya bertemu
63 Bab 63. Claire datang
64 Bab 64. Basmi dengan insektisida
65 Bab 65. Minta cerai
66 Bab 66. Aneh
67 Bab 67. Jangan pergi!
68 Bab 68. Rumah lama
69 Bab 69. Kesadaran Bian
70 Bab 70. Sadar
71 Bab 71. Gagal
72 Bab 72. Rencana Natalie
73 Bab 73. Syarat
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Peringatan
76 Bab 76. Menyatukan
77 Bab 77. Pengaruh buruk
78 Bab 78. Teman lama
79 Bab 79. Rasa
80 Bab 80. Galau
81 Bab 81. Mengungkap isi hati
82 Bab 82. Modal nekad
83 Bab 83. Melamar
84 Bab 84. Ungkapan
85 Bab 85. Penjelasan
86 Bab 86. Kejutan
87 Bab 87. Menikmati malam bersama
88 Bab 88. Pencarian
89 Bab 89. Menemukan Lintang
90 Bab 90. Jam tangan
91 Bab 91. Kabar buruk
92 Bab 92. Masih tak percaya
93 Bab 93. Kesetiaan Andreas
94 Bab 94. Wasiat
95 Bab 95. Tangisan Lion
96 Bab 96. Klarifikasi
97 Bab 97. Melepas beban
98 Bab 98. Berangkat ke Singapura
99 Bab 99. Titik terang
100 Bab 100. Sadar
101 Bab 101. Hukuman untuk Claire
102 Bab 102. Rencana Yudha
103 Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104 104. Pulang
105 Bab 105. Lion diculik
106 Bab 106. Permintaan maaf
107 Bab 107. Melarikan diri
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Kepatuhan Lion
110 Bab 110. Hanya masa lalu
111 Bab 111. Jujur
112 Bab 112. Bertemu
113 Bab 113. Indira dan Keanu
114 Bab 114. Ketegangan Indira
115 Bab 115. Panik
116 Bab 116. Rembulan
117 Bab 117. Melamar
118 Bab 118. Mulai mesum
119 Bab 119. Tersiram kopi
120 Bab 120. Kecewa
121 Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122 Bab 122. Keanu pengen kawin
123 Bab 123. Cemburu
124 Bab 124. Putus
125 Bab 125. Pengakuan Indira
126 Bab 126. Tamat
127 Novel baru sudah rilis
128 Promosi novel baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2
Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3
Bab 3. Awal pertemuan
4
Bab 4. Kumat
5
Bab 5. Permintaan Lion
6
Bab 6. Anggara?
7
Bab 7. Kecelakaan kecil
8
Bab 8. Menemukan cara
9
Bab 9. Bertemu lagi
10
Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11
Bab 11. Disuapi tante cantik
12
Bab 12. Bercerita lewat telepon
13
Bab 13. Resmi bercerai
14
Bab 14. Akhirnya keluar juga
15
Bab 15. Mendonorkan darah
16
Bab 16. Getaran aneh
17
Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18
Bab 18. Mulai menduga
19
Bab 19. Merasa tersisih
20
Bab 20. Mulai terkuak
21
Bab 21. Terluka
22
Bab 22. Hampir saja
23
Bab 23. Terbongkar
24
Bab 24. Berhutang
25
Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26
Bab 26. Sarapan bersama
27
Bab 27. Kembali bekerja
28
Bab 28. Periksa
29
Bab 29. Melamar
30
Bab 30. Menerima
31
Bab 31. Temurun dari sang ayah
32
Bab 32. Mencoba mengerti
33
Bab 33. Motor baru
34
Bab 34. Kalah telak
35
Bab 35. Hp baru
36
Bab 36. Menikah
37
Bab 37. Belum siap
38
Bab 38. Pindah rumah
39
Bab 39. Mencium
40
Bab 40. Naik motor
41
Bab 41. Curiga
42
Bab 42. Membantu Claire
43
Bab 43. Tidak berubah
44
Bab 44. Kejadian tak terduga
45
Bab 45. Luluh
46
Bab 46. Wejangan dari Luna
47
Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48
Bab 48. Jebol gawang
49
Bab 49. Ronde kedua
50
Bab 50. Menutupi tanda merah
51
Bab 51. Petak umpet
52
Bab 52. Kamar dalam ruangan
53
Bab 53. Kemarahan Gita
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Kabar baik
56
Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57
Bab 57. Berpisah
58
Bab 58. Alasan
59
Bab 59. Dipecat
60
Bab 60. Ketahuan
61
Bab 61. Mereda
62
Bab 62. Akhirnya bertemu
63
Bab 63. Claire datang
64
Bab 64. Basmi dengan insektisida
65
Bab 65. Minta cerai
66
Bab 66. Aneh
67
Bab 67. Jangan pergi!
68
Bab 68. Rumah lama
69
Bab 69. Kesadaran Bian
70
Bab 70. Sadar
71
Bab 71. Gagal
72
Bab 72. Rencana Natalie
73
Bab 73. Syarat
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Peringatan
76
Bab 76. Menyatukan
77
Bab 77. Pengaruh buruk
78
Bab 78. Teman lama
79
Bab 79. Rasa
80
Bab 80. Galau
81
Bab 81. Mengungkap isi hati
82
Bab 82. Modal nekad
83
Bab 83. Melamar
84
Bab 84. Ungkapan
85
Bab 85. Penjelasan
86
Bab 86. Kejutan
87
Bab 87. Menikmati malam bersama
88
Bab 88. Pencarian
89
Bab 89. Menemukan Lintang
90
Bab 90. Jam tangan
91
Bab 91. Kabar buruk
92
Bab 92. Masih tak percaya
93
Bab 93. Kesetiaan Andreas
94
Bab 94. Wasiat
95
Bab 95. Tangisan Lion
96
Bab 96. Klarifikasi
97
Bab 97. Melepas beban
98
Bab 98. Berangkat ke Singapura
99
Bab 99. Titik terang
100
Bab 100. Sadar
101
Bab 101. Hukuman untuk Claire
102
Bab 102. Rencana Yudha
103
Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104
104. Pulang
105
Bab 105. Lion diculik
106
Bab 106. Permintaan maaf
107
Bab 107. Melarikan diri
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Kepatuhan Lion
110
Bab 110. Hanya masa lalu
111
Bab 111. Jujur
112
Bab 112. Bertemu
113
Bab 113. Indira dan Keanu
114
Bab 114. Ketegangan Indira
115
Bab 115. Panik
116
Bab 116. Rembulan
117
Bab 117. Melamar
118
Bab 118. Mulai mesum
119
Bab 119. Tersiram kopi
120
Bab 120. Kecewa
121
Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122
Bab 122. Keanu pengen kawin
123
Bab 123. Cemburu
124
Bab 124. Putus
125
Bab 125. Pengakuan Indira
126
Bab 126. Tamat
127
Novel baru sudah rilis
128
Promosi novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!