Bab 9. Bertemu lagi

Lintang terpaku. Sekujur tubuhnya dihinggapi rasa dendam yang membara. Darahnya mendidih jika teringat keadaan ibunya saat ini. Ingin marah dan mencakar wajah pria itu. Namun, tangannya seakan tercekat dan tak bisa melakukan apapun. 

Keringat dingin bercucuran mengiringi rasa benci yang kian memuncak. Orang yang ada di ambang pintu mengingatkan kembali pada masa lalu yang ingin ia kubur dalam-dalam. 

Bentakan-bentakan keras itu terngiang-ngiang di telinganya. Wajah ketakutan ibunya seolah-olah alasan Lintang untuk terus memendam dendam. Tidak ada kata maaf pada sosok yang sudah menghancurkan kehangatan keluarganya. Merendahkan martabat kedua orang tuanya. 

Yudha menatap Lintang dengan tatapan kagum. Namun sebaliknya, Lintang menampakkan kebencian. Matanya menatap Yudha dengan tatapan tajam.

"Papa…." Suara Lion membuyarkan keheningan. Bocah itu berlari berhamburan memeluk Yudha. 

Jadi, Yudha Anggara adalah papanya Lion.

Lintang tersadar dari lamunannya. Berjongkok, memungut pecahan beling yang berserakan. 

"Jangan diambil, biar OB yang membersihkannya," ucap Yudha mencegah, namun tak dihiraukan Lintang yang tetap saja mengumpulkan serpihan kaca tersebut. 

Yudha keluar dari ruangan Lintang lalu kembali bersama seorang pria yang membawa sapu. 

"Permisi, Mbak. Biar saya yang membersihkan," ucap pria itu ramah. 

"Tidak usah, saya bisa sendiri," jawab Lintang ketus. Matanya mulai berkaca. Otaknya dipenuhi dengan rasa dendam dan benci, ia tak ingin melihat wajah orang yang dipanggil Lion dengan sebutan papa. 

Dia kenapa?

Yudha mulai bertanya-tanya dalam hati dengan sikap angkuh Lintang. 

"Papa, itu tante cantik." Lion yang berada di gendongan Yudha menunjuk Lintang yang masih sibuk dengan aktivitasnya. 

Yudha menanggapinya dengan senyuman tipis. Berbeda dari karyawan lain yang selalu menunjukkan rasa hormatnya, wanita yang ada di depannya itu nampak sombong.

Aaawww

Suara ringisan itu membuat Yudha  terkejut dan menatap Lintang yang mengibas-ngibaskan tangannya. Darah segar menetes dari ujung telunjuk membuat Yudha khawatir. 

"Kamu ambilkan obat!" titah Yudha pada OB. 

Lion menghampiri Lintang. Jari mungilnya menyentuh tangan Lintang.

"Tante cantik nggak papa?"  

Lintang menggeleng tanpa suara, ia bingung harus melakukan apa. Disatu sisi, ia sangat membenci sosok yang ada di belakang Lion. Di sisi lain, tak mungkin ia melampiaskan kekesalannya pada bocah yang tak berdosa itu. 

Yudha meraih kotak obat dari tangan OB. Duduk di depan Lintang. Menatap wajah gadis itu yang terus menunduk. 

"Obati luka kamu, jangan sampai infeksi!" ucap Yudha menyodorkan kapas di depan Lintang. 

Tak ada pergerakan, Lintang menahan amarah yang sudah menyelimutinya. 

"Tante cantik, kenapa diam?" tanya Lion dengan polos, merengkuh tubuh Lintang. 

"Maaf, tadi tante nggak dengar," jawab Lintang asal. Meraih kapas yang ada di tangan Yudha lalu membersihkan lukanya, setelah itu membalutnya dengan plester pemberian Yudha. 

"Papa sudah janji mau ajak tante cantik pulang, kalau bohong, aku mau bertemu mama." Seketika Lion menagih janji pada Yudha. 

Bagaimana ini, apa yang harus alu katakan pada Lintang. Apa dia mau menuruti permintaan Lion.

Lintang berdiri lalu duduk di kursi kerja. Matanya mulai fokus pada tumpukan map yang ada di atas meja. Mulai membuka laptop dan pura-pura tuli.

Yudha ikut beranjak sambil menggendong Lion. Sikap cuek Lintang pembuatnya sedikit  tak nyaman. 

"Sayang, untuk saat ini belum bisa, papa masih sibuk, lain kali saja," bujuk Yudha melirik ke arah Lintang yang mengabaikannya. Bahkan dari tadi sampai saat ini  tak ada sapaan hormat sedikitpun untuknya dari Lintang yang sebagai bawahan. 

Apa dia tidak tahu, kalau aku bos di sini.

Terdengar suara tangisan dari bibir mungil Lion. Lintang tersentuh dan berdiri menghampiri Lion yang ada di gendongan Yudha. Mengesampingkan rasa benci yang sudah membludak. 

"Sayang, tante nggak bisa ikut kamu, malam ini tante harus menemani ibunya tante yang lagi sakit," ucap Lintang dengan lembut.

"Lion sudah dengar, kan? Ibunya tante sedang sakit, jadi tidak bisa ikut Lion pulang," imbuh Yudha meyakinkan.

Akhirnya Lion mengangguk membuat Yudha lega. 

"Tapi tante cantik harus janji padaku, kalau ibunya tante sudah sembuh, tante ikut aku pulang." 

Lion mengulurkan jari kelingkingnya seperti yang sering ia lakukan pada Yudha. 

Lintang nampak bingung dengan ucapan itu. Permintaan Lion bagaikan jeratan yang tak bisa dihindari.

"Tante janji."

Terpaksa Lintang menyetujui permintaan Lion yang terus mendesak.

Lintang kembali pada pekerjaannya. Masih sama, tidak ada basa-basi untuk memperbaiki sikapnya yang tak acuh pada Yudha. 

"Siapa nama kamu?" tanya Yudha pura-pura, padahal ia sudah tahu nama Lintang dari Andreas. 

"Lintang," jawab Lintang singkat tanpa menoleh. Tangannya terus sibuk mengetik keyboard. 

"Baiklah, permisi."

Suara dentuman sepatu dan lantai terdengar semakin menjauh. Lintang mengepalkan kedua tangannya. Menatap punggung Yudha yang hampir menghilang di balik pintu. 

Laki-laki biadab, sampai kapanpun aku tidak akan melupakan apa yang pernah kamu perbuat pada ibuku. 

Cairan bening menetes membasahi punggung tangan Lintang. Ia tak menyangka takdir mempertemukannya pada masa lalu. 

"Pagi menjelang siang." Suara nyaring   menembus gendang telinga. 

Lintang langsung mengusap sisa air matanya. Tersenyum lebar menyambut kedatangan sang sahabat. Namun, Gita bukan orang bodoh yang bisa dikelabuhi begitu saja. 

"Ada apa, Git?" tanya Lintang dengan bibir yang masih bergetar. 

Gita menangkup kedua pipi Lintang lalu menatap kedua mata gadis itu dengan lekat.

"Kamu habis nangis? Ada apa? Apa ibu kamu kumat lagi?" tanya Gita bertubi-tubi. 

Meskipun banyak masalah, ini pertama kali Gita melihat Lintang menangis. 

Jika aku cerita tentang Yudha, apa Gita akan percaya padaku. Dia orang kaya, sedangkan aku hanya gadis miskin yang tidak punya apa-apa. Ia bisa membeli apapun, sedangkan aku hanya bisa bermodalkan percaya diri dan keyakinan. 

"Hei, kok malah bengong sih, kalau ada masalah cerita saja, aku siap membantu." 

Gita menepuk lengan Lintang. 

"Git, apa kamu tahu siapa Yudha Anggara?" tanya Lintang. 

Gita menganga. Dari sekian banyak laki-laki yang ada di kantor itu, nama Yudha Anggara lah yang menjadi sosok idola, bagaimana ia tidak tahu. Meskipun hanya sekedar nama. 

"Kata yang lain, dia CEO di perusahaan ini. Aku kan juga baru, jadi belum pernah lihat dia, lagipula kenapa kamu menanyakan tentang dia? Apa kamu naksir?" goda Gita menaik turunkan alisnya sembari menarik kursi dan duduk di samping Lintang. 

Jadi dia pemilik perusahaan ini. 

"Tidak, aku cuma bertanya. Orang miskin tidak pantas bersanding dengan orang kaya, karena pada dasarnya, dia hanya akan memanfaatkan uangnya saja." 

Ucapan itu bukan dari hati Lintang, namun dari seseorang yang sudah lancang memaki ibunya. 

"Iya juga sih, orang seperti kita bisa mendapatkan orang kaya, tapi hanya lewat mimpi."

Ucapan Gita mampu membuat Lintang tertawa. Sekejap mendinginkan hatinya yang terasa panas karena kehadiran Yudha Anggara. 

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

hmm ternyata kamu tak sebaik itu ya Yudha....bisa jadi apa yang kamu alami saat ini berdasarkan hukum tabur tuai alias karma

2024-02-27

1

Neng Luthfiyah

Neng Luthfiyah

bahasa dan kata2nya bagus ceritanya nya lebih bagus/Angry/

2023-12-01

1

Ngah Elly Ajja

Ngah Elly Ajja

Bagus

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2 Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3 Bab 3. Awal pertemuan
4 Bab 4. Kumat
5 Bab 5. Permintaan Lion
6 Bab 6. Anggara?
7 Bab 7. Kecelakaan kecil
8 Bab 8. Menemukan cara
9 Bab 9. Bertemu lagi
10 Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11 Bab 11. Disuapi tante cantik
12 Bab 12. Bercerita lewat telepon
13 Bab 13. Resmi bercerai
14 Bab 14. Akhirnya keluar juga
15 Bab 15. Mendonorkan darah
16 Bab 16. Getaran aneh
17 Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18 Bab 18. Mulai menduga
19 Bab 19. Merasa tersisih
20 Bab 20. Mulai terkuak
21 Bab 21. Terluka
22 Bab 22. Hampir saja
23 Bab 23. Terbongkar
24 Bab 24. Berhutang
25 Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26 Bab 26. Sarapan bersama
27 Bab 27. Kembali bekerja
28 Bab 28. Periksa
29 Bab 29. Melamar
30 Bab 30. Menerima
31 Bab 31. Temurun dari sang ayah
32 Bab 32. Mencoba mengerti
33 Bab 33. Motor baru
34 Bab 34. Kalah telak
35 Bab 35. Hp baru
36 Bab 36. Menikah
37 Bab 37. Belum siap
38 Bab 38. Pindah rumah
39 Bab 39. Mencium
40 Bab 40. Naik motor
41 Bab 41. Curiga
42 Bab 42. Membantu Claire
43 Bab 43. Tidak berubah
44 Bab 44. Kejadian tak terduga
45 Bab 45. Luluh
46 Bab 46. Wejangan dari Luna
47 Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48 Bab 48. Jebol gawang
49 Bab 49. Ronde kedua
50 Bab 50. Menutupi tanda merah
51 Bab 51. Petak umpet
52 Bab 52. Kamar dalam ruangan
53 Bab 53. Kemarahan Gita
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Kabar baik
56 Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57 Bab 57. Berpisah
58 Bab 58. Alasan
59 Bab 59. Dipecat
60 Bab 60. Ketahuan
61 Bab 61. Mereda
62 Bab 62. Akhirnya bertemu
63 Bab 63. Claire datang
64 Bab 64. Basmi dengan insektisida
65 Bab 65. Minta cerai
66 Bab 66. Aneh
67 Bab 67. Jangan pergi!
68 Bab 68. Rumah lama
69 Bab 69. Kesadaran Bian
70 Bab 70. Sadar
71 Bab 71. Gagal
72 Bab 72. Rencana Natalie
73 Bab 73. Syarat
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Peringatan
76 Bab 76. Menyatukan
77 Bab 77. Pengaruh buruk
78 Bab 78. Teman lama
79 Bab 79. Rasa
80 Bab 80. Galau
81 Bab 81. Mengungkap isi hati
82 Bab 82. Modal nekad
83 Bab 83. Melamar
84 Bab 84. Ungkapan
85 Bab 85. Penjelasan
86 Bab 86. Kejutan
87 Bab 87. Menikmati malam bersama
88 Bab 88. Pencarian
89 Bab 89. Menemukan Lintang
90 Bab 90. Jam tangan
91 Bab 91. Kabar buruk
92 Bab 92. Masih tak percaya
93 Bab 93. Kesetiaan Andreas
94 Bab 94. Wasiat
95 Bab 95. Tangisan Lion
96 Bab 96. Klarifikasi
97 Bab 97. Melepas beban
98 Bab 98. Berangkat ke Singapura
99 Bab 99. Titik terang
100 Bab 100. Sadar
101 Bab 101. Hukuman untuk Claire
102 Bab 102. Rencana Yudha
103 Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104 104. Pulang
105 Bab 105. Lion diculik
106 Bab 106. Permintaan maaf
107 Bab 107. Melarikan diri
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Kepatuhan Lion
110 Bab 110. Hanya masa lalu
111 Bab 111. Jujur
112 Bab 112. Bertemu
113 Bab 113. Indira dan Keanu
114 Bab 114. Ketegangan Indira
115 Bab 115. Panik
116 Bab 116. Rembulan
117 Bab 117. Melamar
118 Bab 118. Mulai mesum
119 Bab 119. Tersiram kopi
120 Bab 120. Kecewa
121 Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122 Bab 122. Keanu pengen kawin
123 Bab 123. Cemburu
124 Bab 124. Putus
125 Bab 125. Pengakuan Indira
126 Bab 126. Tamat
127 Novel baru sudah rilis
128 Promosi novel baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2
Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3
Bab 3. Awal pertemuan
4
Bab 4. Kumat
5
Bab 5. Permintaan Lion
6
Bab 6. Anggara?
7
Bab 7. Kecelakaan kecil
8
Bab 8. Menemukan cara
9
Bab 9. Bertemu lagi
10
Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11
Bab 11. Disuapi tante cantik
12
Bab 12. Bercerita lewat telepon
13
Bab 13. Resmi bercerai
14
Bab 14. Akhirnya keluar juga
15
Bab 15. Mendonorkan darah
16
Bab 16. Getaran aneh
17
Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18
Bab 18. Mulai menduga
19
Bab 19. Merasa tersisih
20
Bab 20. Mulai terkuak
21
Bab 21. Terluka
22
Bab 22. Hampir saja
23
Bab 23. Terbongkar
24
Bab 24. Berhutang
25
Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26
Bab 26. Sarapan bersama
27
Bab 27. Kembali bekerja
28
Bab 28. Periksa
29
Bab 29. Melamar
30
Bab 30. Menerima
31
Bab 31. Temurun dari sang ayah
32
Bab 32. Mencoba mengerti
33
Bab 33. Motor baru
34
Bab 34. Kalah telak
35
Bab 35. Hp baru
36
Bab 36. Menikah
37
Bab 37. Belum siap
38
Bab 38. Pindah rumah
39
Bab 39. Mencium
40
Bab 40. Naik motor
41
Bab 41. Curiga
42
Bab 42. Membantu Claire
43
Bab 43. Tidak berubah
44
Bab 44. Kejadian tak terduga
45
Bab 45. Luluh
46
Bab 46. Wejangan dari Luna
47
Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48
Bab 48. Jebol gawang
49
Bab 49. Ronde kedua
50
Bab 50. Menutupi tanda merah
51
Bab 51. Petak umpet
52
Bab 52. Kamar dalam ruangan
53
Bab 53. Kemarahan Gita
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Kabar baik
56
Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57
Bab 57. Berpisah
58
Bab 58. Alasan
59
Bab 59. Dipecat
60
Bab 60. Ketahuan
61
Bab 61. Mereda
62
Bab 62. Akhirnya bertemu
63
Bab 63. Claire datang
64
Bab 64. Basmi dengan insektisida
65
Bab 65. Minta cerai
66
Bab 66. Aneh
67
Bab 67. Jangan pergi!
68
Bab 68. Rumah lama
69
Bab 69. Kesadaran Bian
70
Bab 70. Sadar
71
Bab 71. Gagal
72
Bab 72. Rencana Natalie
73
Bab 73. Syarat
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Peringatan
76
Bab 76. Menyatukan
77
Bab 77. Pengaruh buruk
78
Bab 78. Teman lama
79
Bab 79. Rasa
80
Bab 80. Galau
81
Bab 81. Mengungkap isi hati
82
Bab 82. Modal nekad
83
Bab 83. Melamar
84
Bab 84. Ungkapan
85
Bab 85. Penjelasan
86
Bab 86. Kejutan
87
Bab 87. Menikmati malam bersama
88
Bab 88. Pencarian
89
Bab 89. Menemukan Lintang
90
Bab 90. Jam tangan
91
Bab 91. Kabar buruk
92
Bab 92. Masih tak percaya
93
Bab 93. Kesetiaan Andreas
94
Bab 94. Wasiat
95
Bab 95. Tangisan Lion
96
Bab 96. Klarifikasi
97
Bab 97. Melepas beban
98
Bab 98. Berangkat ke Singapura
99
Bab 99. Titik terang
100
Bab 100. Sadar
101
Bab 101. Hukuman untuk Claire
102
Bab 102. Rencana Yudha
103
Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104
104. Pulang
105
Bab 105. Lion diculik
106
Bab 106. Permintaan maaf
107
Bab 107. Melarikan diri
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Kepatuhan Lion
110
Bab 110. Hanya masa lalu
111
Bab 111. Jujur
112
Bab 112. Bertemu
113
Bab 113. Indira dan Keanu
114
Bab 114. Ketegangan Indira
115
Bab 115. Panik
116
Bab 116. Rembulan
117
Bab 117. Melamar
118
Bab 118. Mulai mesum
119
Bab 119. Tersiram kopi
120
Bab 120. Kecewa
121
Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122
Bab 122. Keanu pengen kawin
123
Bab 123. Cemburu
124
Bab 124. Putus
125
Bab 125. Pengakuan Indira
126
Bab 126. Tamat
127
Novel baru sudah rilis
128
Promosi novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!