Bab 5. Permintaan Lion

Jari mungil Lion terus meraba rahang kokoh Sang Papa yang memeluknya. Mengingat sosok wanita yang membuatnya tertidur pulas. Entah kenapa, pertemuan pertama dengan Lintang  memberikan kesan yang tak bisa Lion lupakan. 

"Papa," lirihnya di telinga papanya. 

Yudha menggeliat lalu mengerjap-ngerjapkan matanya, menatap wajah polos Lion yang dihiasi dengan senyuman. Satu-satunya kekuatan yang membuatnya tetap tegar menghadapi hiruk pikuk rumah tangganya. 

"Ternyata kamu sudah bangun." Yudha beranjak bangun. Melihat jam yang melingkar di tangannya. Satu jam ia menemani Lion tidur untuk mengurai sedikit lelahnya.

Yudha segera membuat susu untuk Lion karena tadi siang belum sempat meminumnya dan tertidur. Lion terus menatap punggung Yudha yang sedang mengaduk-aduk susu di dalam gelas. 

"Papa, Tante cantik mana?"

Yudha membalikkan tubuh berjalan menghampiri Lion yang masih betah di atas ranjang. 

"Tante Hilya?" Yudha duduk sambil menyodorkan susu di depan Lion. Bocah kecil itu menggeleng mengingat-ingat nama orang yang tadi berkenalan dengannya, sedangkan sudah lama ia kenal dengan sekretaris papanya. 

Kata mbak Mimah minum susu biar cerdas dan ingat semuanya. Kalau aku habiskan susu ini pasti ingat nama tante cantik tadi. 

Lion menghabiskan susunya, meskipun rasanya tak manis seperti buatan Mbak Mimah, ia tetap meneguknya hingga gelas yang ada di tangannya kandas dalam hitungan menit. 

Diam tampak seperti termenung. Memutar otaknya, namun Lion masih saja belum menemukan nama yang tepat untuk wanita tadi. 

"Sayang kita pulang, sudah sore."

Yudha menutup laptop, memakai jas dan merapikan rambut nya yang sedikit acak-acakan.

Lion merengut patah semangat, harapannya ingin bertemu dengan tante cantik sia-sia. 

"Pa, aku mau bertemu tante cantik," pinta Lion saat Yudha mengulurkan tangan ke arahnya. 

"Siapa namanya, kita bisa bertemu lain waktu." 

Terpaksa Lion diam karena lupa namanya. Namun, bocah itu tak kehilangan akal, saat berada dalam lift, langsung menekan tombol angka yang masih diingat, 10 seperti jarum dan telur, seperti yang diajarkan guru privat nya.

Yudha diam mengikuti pilihan putranya. Menuruti permintaan  Lion supaya sedikit demi sedikit bisa melupakan mamanya. 

Pintu lift terbuka. Yudha menurunkan Lion dan membiarkannya berlari. Andreas mengikuti langkah kecil bocah itu menuju ruangan yang ada di bagian pinggir. 

"Sore, Pak," sapa karyawan yang berlalu lalang, sebagian dari mereka masih beraktivitas, sedangkan yang lain pun sudah pulang. 

Lion berdiri di depan pintu yang tertutup rapat. 

"Lion cari siapa?" tanya Andreas membungkuk, mensejajarkan kepalanya dengan wajah Lion. 

"Tante cantik. Tadi dia ada di sini." 

Andreas mengernyitkan dahi. Meresapi kata yang meluncur dari bibir Lion. 

Apa tadi siang Lion bermain dengan karyawan yang ada di lantai ini, dan mungkin orang yang ada di ruangan ini, terka Andreas dalam hati. 

"Sebentar, om panggilkan." 

Andreas mengetuk pintu beberapa kali. Namun, tidak ada sahutan dari dalam, terpaksa ia menghampiri salah satu karyawan yang melintas. 

Setelah mendapatkan penjelasan bahwa yang penghuni sudah pulang, Andreas menghampiri Yudha yang mematung di depan pintu lift. 

"Tante cantik sudah pulang, Pak."

"Kenapa kamu ikut-ikutan panggil tante cantik? Apa kamu sudah lihat orangnya?" tanya Yudha menyelidik. 

Andreas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Malu sudah keceplosan di depan bos nya. 

Yudha menghampiri Lion yang masih memanyunkan bibir. "Sayang, kita pulang yuk! Besok kita ketemu tante cantik lagi."

"Cih, dia ikut-ikutan panggil tante cantik," gerutu Andreas yang masih bisa didengar Yudha. 

Meskipun terpaksa, Lion tetap mau digendong Andreas untuk pergi. 

Sebuah drama kembali terjadi di halaman rumah besar. Setelah turun dari mobil, Lion berlari menghampiri kedua orang tua yang sudah menunggunya di depan teras. 

"Oma, Opa, papa jahat." 

Lion mengadu diiringi dengan tangisan manja. 

Yudha dan Andreas saling tatap dan saling mengangkat bahu melihat aksi Lion yang sangat berbeda. Padahal, selama perjalanan bocah itu hanya diam. Ternyata ada sesuatu yang dipendam dibalik bisu nya. 

"Jahat kenapa, Sayang?" tanya pak Radit, menatap Andreas dan Yudha bergantian. 

Pria yang baru berapa jam tiba itu masih tampak lelah. Namun, semangatnya tinggi demi bertemu cucunya yang kini tinggal bersamanya. 

"Andre, kamu sudah siapkan surat cerai dan pengacara?" tanya Yudha, ia tak mau mengulur waktu lagi dan ingin segera lepas dari Natalie. 

"Sudah, Pak. Besok akan segera diproses. Tapi urusan anak, kita harus melakukan negosiasi lagi dengan Bu Natalie." 

"Kenapa begitu?" Yudha memekik hingga membuat Pak Radit menoleh. 

"Iya, karena Lion masih dibawah umur, jadi prosesnya sedikit rumit, tapi Pak Sehan akan berusaha semaksimal mungkin memenangkan perkara ini."

Huh

"Bagaimanapun caranya, hak asuh Lion harus jatuh ke tanganku. Dia tidak boleh tinggal bersama Natalie." 

Yudha pergi meninggalkan Andreas. Menghampiri sang papa yang menunggu permintaan maaf karena pernah melawannya dan pergi memilih Natalie. 

Setelah Andreas pulang, semua masuk. Lion membongkar beberapa mainan baru yang dibelikan opa nya. 

"Apa langkah kamu selanjutnya?" tanya Pak Radit. 

Yudha memejamkan mata, ucapan Andreas membuatnya takut. Takut jika Lion jatuh ke tangan Natalie. 

"Pa, aku ingin bercerai dengan Natalie, dan aku ingin hak asuh Lion jatuh ke tanganku."

Pak Radit menghela napas panjang, menatap istrinya yang memang nampak setuju dengan perceraian itu. 

"Apa kamu benar-benar ingin berpisah dengan Natalie? Bukankah kamu sangat mencintai dia. Apa kalian tidak bisa membicarakan masalah ini secara baik-baik."

Seketika Bu Indri menepuk lengan suaminya yang bicara asal, menurutnya. 

"Papa gimana sih? Natalie selingkuh, tapi papa masih bisa menyuruh Yudha mempertahankan dia. Apa di dunia ini tidak ada perempuan lagi. Apa papa mau anak kita diinjak-injak," omel Bu Indri. 

Salah lagi. 

"Tapi  Ma __"

"Pa, Ma. kenapa malah kalian yang berantem si?"

Yudha menatap beberapa pembantu yang mengintip di samping lemari. Mereka menjadi penonton perdebatan itu. 

"Pa, pokoknya aku akan tetap menceraikan Natalie. Dia sudah keterlaluan." Yudha tetap kekeh dengan keputusannya dan sedikitpun tidak akan membuka pintu kesempatan bagi istrinya. 

Mendengar kegaduhan di ruang keluarga membuat Lion mendekat. Bocah itu membawa mobil remot pengeluaran terbaru dan duduk di pangkuan Yudha. 

"Pa, Mama mana?" tanya Lion dengan wajah melas. 

Yudha menunduk, hatinya tersayat, meskipun kebenciannya pada Natalie sangat besar, tetap tidak akan memutus ikatan batin anak dan ibu. 

Ini saatnya aku bicara pada Lion. 

"Sayang, malam ini mama belum bisa datang, Lion akan tidur dengan papa dan juga oma dan opa." 

Ada guratan kesedihan di wajah Lion yang tak bisa dirasakan siapapun, termasuk Yudha. 

"Kalau begitu besok papa bawa tante cantik pulang, aku mau tidur bersama dia." 

Yudha menepuk jidatnya mendengar permintaan Lion yang lebih berat dan sulit. 

Bu Indri menahan tawa melihat wajah Yudha yang selimuti kebingungan.

Siapa tante cantik yang dimaksud Lion?

Terpopuler

Comments

Ngah Elly Ajja

Ngah Elly Ajja

lanjut

2023-09-26

1

bzare21

bzare21

this is the story begins

2023-07-25

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

aku suka

2023-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2 Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3 Bab 3. Awal pertemuan
4 Bab 4. Kumat
5 Bab 5. Permintaan Lion
6 Bab 6. Anggara?
7 Bab 7. Kecelakaan kecil
8 Bab 8. Menemukan cara
9 Bab 9. Bertemu lagi
10 Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11 Bab 11. Disuapi tante cantik
12 Bab 12. Bercerita lewat telepon
13 Bab 13. Resmi bercerai
14 Bab 14. Akhirnya keluar juga
15 Bab 15. Mendonorkan darah
16 Bab 16. Getaran aneh
17 Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18 Bab 18. Mulai menduga
19 Bab 19. Merasa tersisih
20 Bab 20. Mulai terkuak
21 Bab 21. Terluka
22 Bab 22. Hampir saja
23 Bab 23. Terbongkar
24 Bab 24. Berhutang
25 Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26 Bab 26. Sarapan bersama
27 Bab 27. Kembali bekerja
28 Bab 28. Periksa
29 Bab 29. Melamar
30 Bab 30. Menerima
31 Bab 31. Temurun dari sang ayah
32 Bab 32. Mencoba mengerti
33 Bab 33. Motor baru
34 Bab 34. Kalah telak
35 Bab 35. Hp baru
36 Bab 36. Menikah
37 Bab 37. Belum siap
38 Bab 38. Pindah rumah
39 Bab 39. Mencium
40 Bab 40. Naik motor
41 Bab 41. Curiga
42 Bab 42. Membantu Claire
43 Bab 43. Tidak berubah
44 Bab 44. Kejadian tak terduga
45 Bab 45. Luluh
46 Bab 46. Wejangan dari Luna
47 Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48 Bab 48. Jebol gawang
49 Bab 49. Ronde kedua
50 Bab 50. Menutupi tanda merah
51 Bab 51. Petak umpet
52 Bab 52. Kamar dalam ruangan
53 Bab 53. Kemarahan Gita
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Kabar baik
56 Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57 Bab 57. Berpisah
58 Bab 58. Alasan
59 Bab 59. Dipecat
60 Bab 60. Ketahuan
61 Bab 61. Mereda
62 Bab 62. Akhirnya bertemu
63 Bab 63. Claire datang
64 Bab 64. Basmi dengan insektisida
65 Bab 65. Minta cerai
66 Bab 66. Aneh
67 Bab 67. Jangan pergi!
68 Bab 68. Rumah lama
69 Bab 69. Kesadaran Bian
70 Bab 70. Sadar
71 Bab 71. Gagal
72 Bab 72. Rencana Natalie
73 Bab 73. Syarat
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Peringatan
76 Bab 76. Menyatukan
77 Bab 77. Pengaruh buruk
78 Bab 78. Teman lama
79 Bab 79. Rasa
80 Bab 80. Galau
81 Bab 81. Mengungkap isi hati
82 Bab 82. Modal nekad
83 Bab 83. Melamar
84 Bab 84. Ungkapan
85 Bab 85. Penjelasan
86 Bab 86. Kejutan
87 Bab 87. Menikmati malam bersama
88 Bab 88. Pencarian
89 Bab 89. Menemukan Lintang
90 Bab 90. Jam tangan
91 Bab 91. Kabar buruk
92 Bab 92. Masih tak percaya
93 Bab 93. Kesetiaan Andreas
94 Bab 94. Wasiat
95 Bab 95. Tangisan Lion
96 Bab 96. Klarifikasi
97 Bab 97. Melepas beban
98 Bab 98. Berangkat ke Singapura
99 Bab 99. Titik terang
100 Bab 100. Sadar
101 Bab 101. Hukuman untuk Claire
102 Bab 102. Rencana Yudha
103 Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104 104. Pulang
105 Bab 105. Lion diculik
106 Bab 106. Permintaan maaf
107 Bab 107. Melarikan diri
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Kepatuhan Lion
110 Bab 110. Hanya masa lalu
111 Bab 111. Jujur
112 Bab 112. Bertemu
113 Bab 113. Indira dan Keanu
114 Bab 114. Ketegangan Indira
115 Bab 115. Panik
116 Bab 116. Rembulan
117 Bab 117. Melamar
118 Bab 118. Mulai mesum
119 Bab 119. Tersiram kopi
120 Bab 120. Kecewa
121 Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122 Bab 122. Keanu pengen kawin
123 Bab 123. Cemburu
124 Bab 124. Putus
125 Bab 125. Pengakuan Indira
126 Bab 126. Tamat
127 Novel baru sudah rilis
128 Promosi novel baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2
Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3
Bab 3. Awal pertemuan
4
Bab 4. Kumat
5
Bab 5. Permintaan Lion
6
Bab 6. Anggara?
7
Bab 7. Kecelakaan kecil
8
Bab 8. Menemukan cara
9
Bab 9. Bertemu lagi
10
Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11
Bab 11. Disuapi tante cantik
12
Bab 12. Bercerita lewat telepon
13
Bab 13. Resmi bercerai
14
Bab 14. Akhirnya keluar juga
15
Bab 15. Mendonorkan darah
16
Bab 16. Getaran aneh
17
Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18
Bab 18. Mulai menduga
19
Bab 19. Merasa tersisih
20
Bab 20. Mulai terkuak
21
Bab 21. Terluka
22
Bab 22. Hampir saja
23
Bab 23. Terbongkar
24
Bab 24. Berhutang
25
Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26
Bab 26. Sarapan bersama
27
Bab 27. Kembali bekerja
28
Bab 28. Periksa
29
Bab 29. Melamar
30
Bab 30. Menerima
31
Bab 31. Temurun dari sang ayah
32
Bab 32. Mencoba mengerti
33
Bab 33. Motor baru
34
Bab 34. Kalah telak
35
Bab 35. Hp baru
36
Bab 36. Menikah
37
Bab 37. Belum siap
38
Bab 38. Pindah rumah
39
Bab 39. Mencium
40
Bab 40. Naik motor
41
Bab 41. Curiga
42
Bab 42. Membantu Claire
43
Bab 43. Tidak berubah
44
Bab 44. Kejadian tak terduga
45
Bab 45. Luluh
46
Bab 46. Wejangan dari Luna
47
Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48
Bab 48. Jebol gawang
49
Bab 49. Ronde kedua
50
Bab 50. Menutupi tanda merah
51
Bab 51. Petak umpet
52
Bab 52. Kamar dalam ruangan
53
Bab 53. Kemarahan Gita
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Kabar baik
56
Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57
Bab 57. Berpisah
58
Bab 58. Alasan
59
Bab 59. Dipecat
60
Bab 60. Ketahuan
61
Bab 61. Mereda
62
Bab 62. Akhirnya bertemu
63
Bab 63. Claire datang
64
Bab 64. Basmi dengan insektisida
65
Bab 65. Minta cerai
66
Bab 66. Aneh
67
Bab 67. Jangan pergi!
68
Bab 68. Rumah lama
69
Bab 69. Kesadaran Bian
70
Bab 70. Sadar
71
Bab 71. Gagal
72
Bab 72. Rencana Natalie
73
Bab 73. Syarat
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Peringatan
76
Bab 76. Menyatukan
77
Bab 77. Pengaruh buruk
78
Bab 78. Teman lama
79
Bab 79. Rasa
80
Bab 80. Galau
81
Bab 81. Mengungkap isi hati
82
Bab 82. Modal nekad
83
Bab 83. Melamar
84
Bab 84. Ungkapan
85
Bab 85. Penjelasan
86
Bab 86. Kejutan
87
Bab 87. Menikmati malam bersama
88
Bab 88. Pencarian
89
Bab 89. Menemukan Lintang
90
Bab 90. Jam tangan
91
Bab 91. Kabar buruk
92
Bab 92. Masih tak percaya
93
Bab 93. Kesetiaan Andreas
94
Bab 94. Wasiat
95
Bab 95. Tangisan Lion
96
Bab 96. Klarifikasi
97
Bab 97. Melepas beban
98
Bab 98. Berangkat ke Singapura
99
Bab 99. Titik terang
100
Bab 100. Sadar
101
Bab 101. Hukuman untuk Claire
102
Bab 102. Rencana Yudha
103
Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104
104. Pulang
105
Bab 105. Lion diculik
106
Bab 106. Permintaan maaf
107
Bab 107. Melarikan diri
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Kepatuhan Lion
110
Bab 110. Hanya masa lalu
111
Bab 111. Jujur
112
Bab 112. Bertemu
113
Bab 113. Indira dan Keanu
114
Bab 114. Ketegangan Indira
115
Bab 115. Panik
116
Bab 116. Rembulan
117
Bab 117. Melamar
118
Bab 118. Mulai mesum
119
Bab 119. Tersiram kopi
120
Bab 120. Kecewa
121
Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122
Bab 122. Keanu pengen kawin
123
Bab 123. Cemburu
124
Bab 124. Putus
125
Bab 125. Pengakuan Indira
126
Bab 126. Tamat
127
Novel baru sudah rilis
128
Promosi novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!