Bab 2. Pulang ke rumah orang tua

Yudha mendekap tubuh mungil Lion dengan erat. Menyalurkan kasih sayang yang tak akan pernah tergantikan. Banyak ketakutan yang menampar jika membiarkan bocah itu tinggal bersama mama nya. Takut memiliki papa baru yang tak bisa menyayangi seperti dirinya.

"Bapak yakin kita akan ke apartemen?" tanya Andreas sekali lagi sebelum melajukan mobilnya. 

Sebagai asisten yang baik, Andreas memastikan jika Yudha mendapatkan tempat terbaik untuk melepas semuanya. 

Mbak Mimah, sang baby sitter yang duduk di samping Andreas hanya diam, meskipun ia tidak tahu sepenuhnya, namun paham dengan apa yang terjadi saat ini. 

Tak ada jawaban, Yudha masih bingung ke mana akan menyandarkan hidupnya lagi. Di satu sisi hubungannya dengan kedua orang tuanya kurang baik, disisi lain Ia memikirkan nasib Lion yang membutuhkan kasih sayang dari orang terdekat dan juga menjauhkan dari Nathalie. 

"Iya, untuk sementara aku akan tinggal di apartemen," jawab Yudha dengan nada berat. 

Baru saja menyalakan mesin mobil, sebuah mobil dengan sorot lampu tajam berhenti di depan mobil Andreas. 

"Andre, jangan buka pintunya!" titah Yudha saat melihat Natalie turun dari mobil tersebut. Rasa sakit yang mengendap seakan membunuh cinta dan belas kasih yang sudah lama tumbuh. 

"Mas, buka pintunya!" teriak Natalie sembari menggedor-gedor kaca mobil Yudha. 

Suaranya yang terdengar remang membuat Lion yang ada di pangkuan Yudha terbangun.

"Andreas jalan!" pinta Yudha segera, takut Lion melihat kondisi mamanya yang nampak kacau. 

Andreas membelokkan setirnya. Melintasi mobil Nathalie yang ada di depan gerbang. Tak mengindahkan Nathalie yang terus berlari mengejarnya dari belakang.

"Papa, kita mau ke mana?" tanya Lion setelah sepenuhnya sadar jika dirinya ada di dalam mobil yang berjalan. 

Apa yang harus aku katakan, tidak mungkin aku menjelaskan apa yang terjadi.

Yudha mendaratkan kecupan bertubi-tubi di kening Lion. Menahan air matanya yang menumpuk di pelupuk. Ia harus kuat, tidak boleh lemah saat di depan putranya. 

"Lion dan papa akan tinggal di rumah baru." Andreas yang menjawab dengan lantang. 

Lion beranjak, menyembulkan kepalanya di tengah jok depan. Ia baru sadar jika ada Andreas yang sibuk dengan setirnya. 

"Tapi kok mama nggak ada? Apa dia sibuk bekerja di luar kota?" ucapnya dengan polos, seperti yang sering didengar dari mbak Mimah saat di rumah. 

Mbak Mimah tersenyum, membawa Lion ke pangkuannya. 

"Mama nggak ikut, Sayang. Mbak akan menemani Lion saat bermain, mulai sekarang jangan cari mama lagi," pinta Mimah dengan lembut. 

Lion mengangguk mengerti dan kembali tidur di pelukan Mimah. 

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, menerobos kegelapan malam yang semakin larut. 

Beberapa kali ponsel Yudha berdering, namun tak dihiraukannya. Andreas yang merasa risih terpaksa menghentikan mobilnya di tepi jalan. 

"Kenapa Bapak tidak mengangkat teleponnya?" tanya Andreas tanpa menoleh. 

"Pasti Natalie," jawabnya pelan dengan mata terpejam. 

"Kalau bapak tidak mau mengangkat teleponnya, matikan saja!" Andreas sedikit membentak. 

Terpaksa Yudha meraih ponselnya dan menatap layar yang berkelip. Betapa terkejutnya saat melihat nama yang yang muncul di layar. 

"Mama!" memekik kaget. 

Andreas tersenyum kecil. Sebab, dibalik telepon yang tersambung adalah ulah dirinya. 

Yudha menghela nafas panjang. Rasa bersalah kembali menyeruak mengingat sikapnya selama ini. Ia pikir dengan cinta akan hidup bahagia selamanya, faktanya tanpa restu sang ibu, pernikahannya kandas juga. 

"Siapa, Pak?" tanya Andreas pura-pura. 

"Mama, bagaimana kalau dia __"

"Angkat saja!" 

Yudha menggeser lencana hijau tanda menerima. Siap menerima apapun yang akan dihadapinya nanti. 

"Halo, Ma," sapa Yudha dengan suara lirih. 

"Pintu rumah selalu terbuka untuk kamu dan Lion, bawa cucu mama pulang. Sudah cukup pengorbanan kamu selama ini, jangan sia-siakan hidup kamu lagi. Kalian berhak bahagia."

Ponsel yang ada di tangan Yudha jatuh seketika. ia tak sanggup lagi membendung air mata yang menumpuk. Tak menyangka mamanya masih peduli disaat dirinya rapuh. Ucapan itu sudah mencangkup semuanya, kembali adalah jalan yang terbaik, terutama untuk menyembuhkan lukanya. 

"Kita ke rumah mama," ucap Yudha pada Andreas. 

Hampir satu jam perjalanan, akhirnya Andreas menghentikan mobilnya di halaman rumah yang dituju. 

Mimah menggendong Lion yang terlelap. Yudha mengikutinya dari belakang. Andreas mengambil barang-barang milik sang majikan, dibantu beberapa pembantu Bu Indri. 

Wanita paruh baya berdiri di depan pintu, kedua tangannya merentang siap menyambut kedatangan putra dan cucunya. 

Tangis Yudha pecah. Sisi kerapuhan yang ia miliki terbongkar sempurna, entah apa yang ada di dalam benaknya saat ini, hanya Yudha dan Allah yang tahu. 

Yudha berhamburan memeluk mamanya, menumpahkan sisa air mata yang masih tertinggal. Mengurai kehancuran yang kini menyelimutinya. 

"Maafkan aku, Ma. Maafkan aku," ucap Yudha masih diiringi deraian air mata. 

"Mama sudah memaafkan kamu dari dulu. Tinggallah di sini bersama Lion. Tenang kan diri kamu." 

Bu Indri menepuk punggung lebar Yudha yang masih bergetar. 

Setelah melepas pelukannya, Bu Indri menghampiri Mimah, mengusap kepala Lion dengan lembut, lalu mencium pipi gembul bocah itu. 

"Mimah, kamu tetap urus Lion. Bagaimanapun caranya, buat dia melupakan Nathalie." 

"Baik, Bu. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Lion. Dia akan baik-baik saja tanpa bu Natalie," Jawab Mimah meyakinkan. 

Yudha melepas jas yang masih membalut tubuhnya, mengendurkan dasi yang seharian penuh mencekik lehernya. Pulang dari kantor ingin istirahat melepas lelah, justru ia mendapatkan hadiah yang menguras emosi. 

Andreas menghampiri Yudha setelah meletakkan barang-barang di kamar. Pria itu melihat jam yang melingkar di tangannya lalu menatap Yudha. 

"Pak, saya harus pulang, sudah malam." 

Yudha mengangguk dan mengucapkan terima kasih. 

"Kamu mau ke mana, Ndre?" tanya Bu Indri membawa dua cangkir kopi di tangannya. 

"Pulang, Nyonya."

"Menginap saja di sini, masih ada kamar banyak, ini sudah terlalu malam, pasti kamu juga sudah ngantuk," tawar Bu Indri yang membuat Andreas mengangguk. Pasalnya, tubuhnya pun sudah terlalu lelah, matanya berat untuk kembali membelah jalanan. 

Setelah menghabiskan secangkir kopi buatan bu Indri, Andreas langsung ke kamar tamu, sedangkan Yudha masih berada di sofa ruang keluarga. 

"Sekarang kamu istirahat, jangan sampai masalah ini membuat kamu terpuruk. Nathalie tidak pantas mendapatkan cinta kamu. Lion akan tetap bahagia tanpa mama nya."

Yudha mencerna semua yang diucapkan mamanya. Selama ini ia sudah di butakan cinta yang membuat dirinya tenggelam dan lupa akan daratan yang indah. 

"Papa ke mana, Ma?" tanya Yudha yang dari tadi tidak melihat Pak Radit. 

"Papa kamu keluar kota, katanya malam ini pulang, tapi mama tidak tahu jam berapa, mendingan kamu istirahat saja, temui papa besok."

Yudha meraih jas nya dan berlalu meninggalkan bu Indri. 

Terpopuler

Comments

Jarmini Wijayanti

Jarmini Wijayanti

nyimak sebentar

2024-01-22

1

Yani Suryani

Yani Suryani

nyimak dulu

2024-01-22

0

Gustriana Baiki putri

Gustriana Baiki putri

sepertinya menarik ni ceritanya

2024-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2 Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3 Bab 3. Awal pertemuan
4 Bab 4. Kumat
5 Bab 5. Permintaan Lion
6 Bab 6. Anggara?
7 Bab 7. Kecelakaan kecil
8 Bab 8. Menemukan cara
9 Bab 9. Bertemu lagi
10 Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11 Bab 11. Disuapi tante cantik
12 Bab 12. Bercerita lewat telepon
13 Bab 13. Resmi bercerai
14 Bab 14. Akhirnya keluar juga
15 Bab 15. Mendonorkan darah
16 Bab 16. Getaran aneh
17 Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18 Bab 18. Mulai menduga
19 Bab 19. Merasa tersisih
20 Bab 20. Mulai terkuak
21 Bab 21. Terluka
22 Bab 22. Hampir saja
23 Bab 23. Terbongkar
24 Bab 24. Berhutang
25 Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26 Bab 26. Sarapan bersama
27 Bab 27. Kembali bekerja
28 Bab 28. Periksa
29 Bab 29. Melamar
30 Bab 30. Menerima
31 Bab 31. Temurun dari sang ayah
32 Bab 32. Mencoba mengerti
33 Bab 33. Motor baru
34 Bab 34. Kalah telak
35 Bab 35. Hp baru
36 Bab 36. Menikah
37 Bab 37. Belum siap
38 Bab 38. Pindah rumah
39 Bab 39. Mencium
40 Bab 40. Naik motor
41 Bab 41. Curiga
42 Bab 42. Membantu Claire
43 Bab 43. Tidak berubah
44 Bab 44. Kejadian tak terduga
45 Bab 45. Luluh
46 Bab 46. Wejangan dari Luna
47 Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48 Bab 48. Jebol gawang
49 Bab 49. Ronde kedua
50 Bab 50. Menutupi tanda merah
51 Bab 51. Petak umpet
52 Bab 52. Kamar dalam ruangan
53 Bab 53. Kemarahan Gita
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Kabar baik
56 Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57 Bab 57. Berpisah
58 Bab 58. Alasan
59 Bab 59. Dipecat
60 Bab 60. Ketahuan
61 Bab 61. Mereda
62 Bab 62. Akhirnya bertemu
63 Bab 63. Claire datang
64 Bab 64. Basmi dengan insektisida
65 Bab 65. Minta cerai
66 Bab 66. Aneh
67 Bab 67. Jangan pergi!
68 Bab 68. Rumah lama
69 Bab 69. Kesadaran Bian
70 Bab 70. Sadar
71 Bab 71. Gagal
72 Bab 72. Rencana Natalie
73 Bab 73. Syarat
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Peringatan
76 Bab 76. Menyatukan
77 Bab 77. Pengaruh buruk
78 Bab 78. Teman lama
79 Bab 79. Rasa
80 Bab 80. Galau
81 Bab 81. Mengungkap isi hati
82 Bab 82. Modal nekad
83 Bab 83. Melamar
84 Bab 84. Ungkapan
85 Bab 85. Penjelasan
86 Bab 86. Kejutan
87 Bab 87. Menikmati malam bersama
88 Bab 88. Pencarian
89 Bab 89. Menemukan Lintang
90 Bab 90. Jam tangan
91 Bab 91. Kabar buruk
92 Bab 92. Masih tak percaya
93 Bab 93. Kesetiaan Andreas
94 Bab 94. Wasiat
95 Bab 95. Tangisan Lion
96 Bab 96. Klarifikasi
97 Bab 97. Melepas beban
98 Bab 98. Berangkat ke Singapura
99 Bab 99. Titik terang
100 Bab 100. Sadar
101 Bab 101. Hukuman untuk Claire
102 Bab 102. Rencana Yudha
103 Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104 104. Pulang
105 Bab 105. Lion diculik
106 Bab 106. Permintaan maaf
107 Bab 107. Melarikan diri
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Kepatuhan Lion
110 Bab 110. Hanya masa lalu
111 Bab 111. Jujur
112 Bab 112. Bertemu
113 Bab 113. Indira dan Keanu
114 Bab 114. Ketegangan Indira
115 Bab 115. Panik
116 Bab 116. Rembulan
117 Bab 117. Melamar
118 Bab 118. Mulai mesum
119 Bab 119. Tersiram kopi
120 Bab 120. Kecewa
121 Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122 Bab 122. Keanu pengen kawin
123 Bab 123. Cemburu
124 Bab 124. Putus
125 Bab 125. Pengakuan Indira
126 Bab 126. Tamat
127 Novel baru sudah rilis
128 Promosi novel baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Penggebrekan di kamar hotel
2
Bab 2. Pulang ke rumah orang tua
3
Bab 3. Awal pertemuan
4
Bab 4. Kumat
5
Bab 5. Permintaan Lion
6
Bab 6. Anggara?
7
Bab 7. Kecelakaan kecil
8
Bab 8. Menemukan cara
9
Bab 9. Bertemu lagi
10
Bab 10. 5 tahun lalu ( part 1)
11
Bab 11. Disuapi tante cantik
12
Bab 12. Bercerita lewat telepon
13
Bab 13. Resmi bercerai
14
Bab 14. Akhirnya keluar juga
15
Bab 15. Mendonorkan darah
16
Bab 16. Getaran aneh
17
Bab 17. Hadiah untuk Lintang
18
Bab 18. Mulai menduga
19
Bab 19. Merasa tersisih
20
Bab 20. Mulai terkuak
21
Bab 21. Terluka
22
Bab 22. Hampir saja
23
Bab 23. Terbongkar
24
Bab 24. Berhutang
25
Bab 25. Tidur di rumah Yudha
26
Bab 26. Sarapan bersama
27
Bab 27. Kembali bekerja
28
Bab 28. Periksa
29
Bab 29. Melamar
30
Bab 30. Menerima
31
Bab 31. Temurun dari sang ayah
32
Bab 32. Mencoba mengerti
33
Bab 33. Motor baru
34
Bab 34. Kalah telak
35
Bab 35. Hp baru
36
Bab 36. Menikah
37
Bab 37. Belum siap
38
Bab 38. Pindah rumah
39
Bab 39. Mencium
40
Bab 40. Naik motor
41
Bab 41. Curiga
42
Bab 42. Membantu Claire
43
Bab 43. Tidak berubah
44
Bab 44. Kejadian tak terduga
45
Bab 45. Luluh
46
Bab 46. Wejangan dari Luna
47
Bab 47. Cicak di kamar Lintang
48
Bab 48. Jebol gawang
49
Bab 49. Ronde kedua
50
Bab 50. Menutupi tanda merah
51
Bab 51. Petak umpet
52
Bab 52. Kamar dalam ruangan
53
Bab 53. Kemarahan Gita
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Kabar baik
56
Bab 56. Kesembuhan bu Fatimah
57
Bab 57. Berpisah
58
Bab 58. Alasan
59
Bab 59. Dipecat
60
Bab 60. Ketahuan
61
Bab 61. Mereda
62
Bab 62. Akhirnya bertemu
63
Bab 63. Claire datang
64
Bab 64. Basmi dengan insektisida
65
Bab 65. Minta cerai
66
Bab 66. Aneh
67
Bab 67. Jangan pergi!
68
Bab 68. Rumah lama
69
Bab 69. Kesadaran Bian
70
Bab 70. Sadar
71
Bab 71. Gagal
72
Bab 72. Rencana Natalie
73
Bab 73. Syarat
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Peringatan
76
Bab 76. Menyatukan
77
Bab 77. Pengaruh buruk
78
Bab 78. Teman lama
79
Bab 79. Rasa
80
Bab 80. Galau
81
Bab 81. Mengungkap isi hati
82
Bab 82. Modal nekad
83
Bab 83. Melamar
84
Bab 84. Ungkapan
85
Bab 85. Penjelasan
86
Bab 86. Kejutan
87
Bab 87. Menikmati malam bersama
88
Bab 88. Pencarian
89
Bab 89. Menemukan Lintang
90
Bab 90. Jam tangan
91
Bab 91. Kabar buruk
92
Bab 92. Masih tak percaya
93
Bab 93. Kesetiaan Andreas
94
Bab 94. Wasiat
95
Bab 95. Tangisan Lion
96
Bab 96. Klarifikasi
97
Bab 97. Melepas beban
98
Bab 98. Berangkat ke Singapura
99
Bab 99. Titik terang
100
Bab 100. Sadar
101
Bab 101. Hukuman untuk Claire
102
Bab 102. Rencana Yudha
103
Bab 103. Ulang tahun pernikahan
104
104. Pulang
105
Bab 105. Lion diculik
106
Bab 106. Permintaan maaf
107
Bab 107. Melarikan diri
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Kepatuhan Lion
110
Bab 110. Hanya masa lalu
111
Bab 111. Jujur
112
Bab 112. Bertemu
113
Bab 113. Indira dan Keanu
114
Bab 114. Ketegangan Indira
115
Bab 115. Panik
116
Bab 116. Rembulan
117
Bab 117. Melamar
118
Bab 118. Mulai mesum
119
Bab 119. Tersiram kopi
120
Bab 120. Kecewa
121
Bab 121. Melamar di depan kedua orang tua
122
Bab 122. Keanu pengen kawin
123
Bab 123. Cemburu
124
Bab 124. Putus
125
Bab 125. Pengakuan Indira
126
Bab 126. Tamat
127
Novel baru sudah rilis
128
Promosi novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!