Tut tut tut.....
Suara panggilan telepon yang diputuskan secara pihak menghias mobil yang sedang berjalan di jalanan yang sepi.
"Hah,, anak keras kepala itu,,, tapi bagaimana bisa Rangga memilih meladeni proyek para kliennya di malam pertamanya bersama istrinya??" Arman menggerutu dengan kesal.
"Sudah,, jangan marah-marah di hari baik seperti ini. Mungkin saja itu klien penting yang tidak bisa ditinggalkan oleh Rangga." Ucap Kartika pada suaminya.
"Hah,, pria itu!! Pak, putar balik mobilnya ke hotel." Perintah Arman pada sang supir.
"Loh, Kenapa putar balik? Vierra juga sudah sangat lelah mengurusi pernikahan kakaknya,, mana bisa dia begadang lagi memijat Claudia?" Kartika berbicara dengan cemas menatap Vierra yang tampak kelelahan.
Mata perempuan itu sedikit bengkak, Kartika menduganya karena Vierra kelelahan, padahal mata tersebut bengkak karena menangis.
"Lalu apa?!! Putri kita tidak terbiasa dipijat oleh sembarang orang. Lagipula Putri kita juga sangat lelah karena seharian ini mengelilingi seluruh gedung untuk menyapa semua tamu." Ucap Arman pada istrinya lalu menoleh ke arah Vierra "Kau masih kuat untuk memijat kakakmu 'kan?" Tanya Arman.
"Iya ayah," jawab Vierra.
"Nah,, dengar 'kan?! Lagi pula yang dilakukan Vierra hanya mengecek beberapa persiapan saja, lalu dia duduk-duduk saja setelah melakukannya. Berbeda dengan Putri kita yang harus menahan rasa lelah karena berdiri sepanjang waktu demi menyapa semua tamu." Ucap Armaan.
Meski dia tidak suka bila Vierra masuk ke kamar pengantin putrinya, tetapi setelah mendengar bahwa Rangga meninggalkan putrinya di malam pertama mereka demi bertemu klien maka mau tidak mau dia butuh seseorang untuk melampiaskan amarahnya.
Dan orang yang tepat untuk melakukannya adalah Vierra!!
Biar saja Vierra pergi ke kamar pengantin tersebut karena dia pergi ke sana hanya untuk menyenangkan putrinya saja.
'Paling tidak Vierra bisa menghibur Claudia agar dia tidak murung karena ditinggalkan suaminya di malam pertamanya,' pikir Arman dalam hati.
Akhirnya mobil mereka kini terparkir di depan hotel.
Vierra langsung berpamitan pada kedua orang tua angkatnya lalu memasuki hotel dan pergi ke kamar pengantin milik Claudia.
Ding dong!
Suara bel kamar pengantin Claudia.
Klik!
"Masuklah," ucap Claudia ketika dia membuka pintu dan melihat Vierra sedang berdiri di depannya.
"Minyak aromaterapinya ada di kamar mandi." Kata Vierra berjalan ke tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya di atas tumpukan kan kelompok bunga mawar yang ditabur sebagai penghias ranjang pengantin.
"Baik," ucap Vierra berjalan ke kamar mandi mengambil minyak aromaterapi lalu kembali menghampiri Claudia yang sudah siap di atas ranjang untuk dipijat.
"Pijat dengan lembut saja, jangan berhenti sampai aku menyuruhmu! Kalau kau mengulangi kesalahan yang sama dengan yang kau lakukan kemarin malam, aku benar-benar tidak akan memaafkanmu lagi!!!" Kata Claudia yang masih merasa kesal ketika mengingat kemarin malam Vierra meninggalkannya tanpa izin darinya.
"Baik," jawab Vierra menghela nafas panjang.
'Padahal, aku juga sangat lelah, tapi mengetahui mereka tidak melakukan malam pertama,. Itu cukup menghiburku.' pikir Vierra sembari tersenyum mengusap punggung Caludia dengan minyak aroma terapi.
Beberapa saat memijat, Vierra teringat akan sesuatu jadi dia segera berkata "Kak Claudia?" Panggilnya.
"Hm??" Terdengar suara Claudia yang menandakan bahwa perempuan itu sudah setengah mengantuk dan hanya menjawab Vierra dlaam keadaan setengah sadar.
"Bagaimana nanti kalau kakak ipar sudah datang dan--"
"Kau boleh pergi," jawab Claudia.
"Ah, baik," jawab Vierra.
'Aku pikir aku akan senang ketika Claudia menyuruhku pergi saat Rangga datang, tapi ternyata hatiku malah semakin sakit. Ini seperti,, ah,, sudahlah,, aku tidak punya hak untuk cemburu pada Claudia.' ucap Vierra dalam hati lalu melanjutkan pijatannya pada seluruh tubuh Claudia.
Tik tik tik... Waktu terus berdetik bergulir berganti menjadi menit hingga 2 jam lamanya Vierra masih terus memijat Claudia.
Klik!
Tiba-tiba suara pintu yang dibuka mengejutkan Vierra hingga dadanya terasa ingin meledak karena jantung yang berpacu cepat.
Perempuan itu segera berbalik menatap pintu yang perlahan-lahan terbuka.
'Dia sudah kembali,' Vierra dilanda kegelisahan dan kekecewaan yang bercampur rasa cemburu.
Dia pikir setelah Rangga datang dan dia bisa meninggalkan Claudia, maka dia akan merasa senang karena akhirnya bisa beristirahat.
Tetapi sekarang,, dia sama sekali tidak merasas senang!
'Mengapa aku berharap kalau itu bukanlah Rangga? Mengapa aku berharap agar Rangga tidak pernah datang ke kamar pengantin Claudia?' Vierra menahan Deru nafasnya memandangi pintu yang tertahan.
Sepertinya orang yang membuka pintu memiliki sedikit urusan hingga pintu itu belum terbuka juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bersyukur
2022-11-09
0
💮Aroe🌸
udah degdeg ser aja tu, sapa yg mo masuk😅
2022-05-19
0