"Kau yakin dengan ucapanmu?" Tanya Rangga.
"Ya," jawab Vierra.
'Ya?' Rangga mengulangi ucapan Vierra dalam hatinya, 'Apakah dia memang bersungguh-sungguh?' entah kenapa Rangga menjadi kecewa dalam hatinya.
Namun karena perempuan itu sudah mengatakannya maka dia tidak memikirkannya lagi, dia bukanlah orang yang mau memaksa seseorang, apalagi ini tentang sebuah pernikahan.
Terlebih, dia tahu kalau Vierra hanyalah seorang anak angkat di keluarga Faraday, perempuan itu pasti memikirkan kebaikan Faraday hingga tidak mau merusak pernikahan Kakak angkatnya sendiri.
"Sekarang kau mau kemana?" Tanya Rangga yang merasa bahwa tidak ada hal lain lagi yang harus mereka bicarakan.
"Ke kantor," jawab Vierra sembari melemparkan tatapan nya keluar jendela.
Pria itu sudah mengakhiri pembicaraan mereka tentang pernikahan, padahal dalam hatinya, meski dia tidak mau pernikahan itu dibatalkan dia masih berharap Rangga akan membujuknya.
Setidaknya jika pria itu masih membujuknya sekali saja Dia masih merasa sebagai orang yang berharga di mata Rangga. Tapi nyatanya,,,, tak seperti yang ia harapkan.
"Baik," jawab Rangga lalu melajukan mobilnya ke arah perusahaan Faraday.
Baru saja mereka tiba di perusahaan Faraday ketika Vierra yang sedari tadi menahan perutnya yang keroncongan kini harus menahan malu karena perutnya yang berbunyi keras.
Perempuan yang sedari tadi melihat ke jendela langsung menoleh pada Rangga dengan wajah merah padam.
"Kita sarapan dulu," ucap Rangga kemudian membelokkan mobilnya ke sebuah restoran yang berada di dekat mereka.
'Ah! Memalukan!!! Mengapa di saat seperti ini??' Vierra memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya karena rasa malu yang melingkupinya.
'Ini semua karena tadi aku menolak saran ibu untuk sarapan sebelum meninggalkan rumah,' Vierra menyalahkan dirinya sendiri atas kebodohannya.
Akhirnya mobil Mereka terparkir juga di depan restoran.
Vierra dan Rangga turun dari mobil lalu keduanya memasuki restoran itu.
"Pelayan," Rangga memanggil seorang pelayan lalu mereka berdua memesan menu makanan.
Sembari menunggu menu makanannya, Vierra mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.
"Apa ada orang?" Vierra mengetik pada sebuah grup WhatsApp yang diberi nama Grup para lajang!
Grup itu adalah grup yang tak sengaja ia dapat di akun media sosial, group yang ditujukan pada para lajang yang tidak memiliki tempat untuk menyatakan perasaan sayang mereka.
Intinya, grup itu menjadi tempat pelampiasan saat ingin mengatakan sesuatu pada orang yang disukai tapi ternyata orang itu tidak dapat di gapai.
"Aku di sini,,," sebuah nomor baru menjawab pesan Vierra.
"Bagaimana memulai percakapan dengan orang yang kita sukai saat kita sedang menunggu makanan di sebuah restoran?" Ketik Vierra lalu mengirimkannya ke dalam grup itu.
Beberapa detik setelah pesannya terkirim, ada balasan yang memberikan saran untuk nya.
"Coba bertanya, Bagaimana harimu? Biasanya pertanyaan ini akan membuat percakapan menjadi panjang."
'Bagaimana harimu?' Vierra membaca pesan itu, 'Kalau aku menanyakan hal ini, bukankah sudah jelas,, aku tahu bahwa kami baru saja ditimpa musibah? Sama saja dengan mengingatkan pria itu bahwa kami baru saja mendapat hari yang sial hingga harus menikah secara terpaksa,, uh,, ini tidak baik,,,!'
Sementara Vierra terus berpikir, tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara Rangga.
"Bagaimana harimu di kediaman Faraday," tanya Rangga membuat Vierra mengangkat wajahnya saking terkejutnya dia dengan pertanyaan Rangga.
Mengapa pertanyaan Rangga sama dengan saran yang ia dapat dari grup?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkarya
2022-11-09
0
Mogu
oalah cinta yg susah di ungkapkan psgn ni smsm suka cinta tpi ga bsa mengungkapkan sungguh miris mencintai dlm diam ckckckck😀😀😀😀
2022-05-29
1
💮Aroe🌸
🤔bagai mana harimu?
😪buruk
2022-05-19
1