“Hahaha… kau sangat yakin sekali nona,” ujar Jack dengan sombongnya.
Ceklek…
Jack mengarahkan senjatanya kearah Rey, Rey yang ditodongkan senjata, matanya terpejam pasrah dengan apa yang akan terjadi.
Rere masih mencoba bersikap tenang melihat apa yang dilakukan Jack. Pandangan matanya tetap fokus dan mengamati setiap keadaan disekitar sana.
“Bagaimana jika peluru ini menembus kepalanya,” gertak Jack yang siap menarik pelatuknya.
Rere yang melihat tindakan Jack tersenyum remeh, “Heh… ternyata kau seorang pengecut tuan Anderson,” ucap Rere yang mencoba memancing emosi Jack.
“Apa yang kau bilang,” ucap Jack tak terima.
“Hahahaa… bukankah kau memang pengecut?” kata Rere dengan menaikkan satu alisnya. “Kau memilih lawan yang tidak sepadan denganmu,” sengal Rere.
“Jadi kau menantangku nona?” ucapnya yang merasa tertantang.
“Aku tidak menantangmu tuan, aku hanya memberitahumu agar kau mencari lawan yang sama sepertimu,” elak Rere yang masih mencoba memancing Jack.
“Kalau bagitu, bagaimana jika aku menantangmu nona? Bukankah kau sepadan denganku?” tantang Jack pada Rere.
“Oke… siapa takut, kita bertarung dengan tangan kosong,” jawab Rere.
“Jangan Re…” teriak Rey dengan kecemasannya.
“Hahahaa… apa kau tidak tau anak muda. Wanita yang berada dihadapanmu ini adalah seorang pembunuh yang sudah memakan banyak korban,” ujar Jack agar Rey membenci Rere.
“Berhenti membual dengan omong kosongmu Jack,” sahut Rere dengan tatapan tajamnya.
Rere langsung berlari menerjang Jack dengan tendangan kerasnya, hingga Jack tersungkur menimpa benda-benda yang ada disana.
“Carilah tempat untuk bersembunyi Rey,” perintah Rere yang tak diindahkan oleh Rey.
Rey bingung saat ini, di satu sisi, dia ingin sekali membantu Rere tetapi dia sadar tidak mempunyai kemampuan bela diri ataupun kemampuan menembak. Dan disatu sisi, dia ingin meninggalkan ruangan itu, tetapi dia tidak ingin meninggalkan Rere sendiri.
“Cepaaatt…” teriak Rere yang menyadarkan Rey.
Tanpa suara Rey bergegas mencari tempat persembunyiannya setelah mendengar teriakan Rere.
“Apa kau takut jika pria itu melihat kekalahanmu nona,” ejeknya yang langsung bangkit setelah mendapat serangan dari Rere.
“Tidak… justru aku tidak ingin dia melihat kekalahanmu tuan Anderson,” jawab Rere.
Bugh… bugh…
Pertarungan sengit antara Jack dan Rere terjadi. Rere selalu menangkis pukulan demi pukulan yang dilayangkan oleh Jack.
Beralih kesisi luar dimana Daniel dan Agnes sedikit lagi berhasil melumpuhkan semua anggota Jack tak tersisa. Daniel yang tak kalah kejamnya dengan Rere ketika menghadapi musuh-musuhnya tak perlu berlama-lama untuk membabat habis semua anak buah Jack.
Setelah membantai habis semua musuh, Daniel langsung bergegas untuk membantu Agnes. Kedatagan Daniel mebuat Agnes mudah untuk menumbangkan musuh yang tersisa.
Habis rata semua anak buah Jack, Agnes dan Daniel bergegas menyusul Rere masuk kedalam. Saat mereka didalam, mereka menemukan salah satu anak buahnya yang terkapar lemah saat mengamankan teman-teman Rere. Sebelum kesadarannya hilang, dia mengatakan jika semua teman-teman Rere disekap dalam ruangan.
Daniel memerintahkan salah satu anak buahnya untuk segera menyelamatkannya dan membebaskan semua teman-teman Rere yang disandera oleh anak buah Jack.
Kembali lagi kesisi Rere yang melawan Jack.
Jack yang merasa geram karena setiap pukulannya tak mengenai Rere sama sekali akhirnya mengeluarkan belati yang ia sembunyikan.
Rere yang melihat akan hal itu langsung menendang kuat dada Jack hingga darah segar menyembur keluar karena saking kerasnya tendangan Rere. Jack akhirnya terjatuh dengan memegangi dadanya yang terasa sesak. Belati yang ingin ia gunakanpun juga terlampar jauh.
“Kau curang tuan Anderson,” sinis Rere pada Jack yang terkapar.
Jack kembali bangkit ingin menyerang Rere, tapi sayangnya dia kalah cepat dengan serangan yang dilayangkan Rere. Akhirnya ia terkapar tak bisa bangkit lagi.
Rere menghampiri Jack yang sudah tidak sanggup lagi untuk bangkit sambil menekan kuat dada Jack dengan kakinya.
“Kau berani sekali mengusikku tuan Anderson. Kau juga sudah berani melibatkan teman-temanku yang tidak ada sangkut pautnya,” ujar Rere semakin menekan kuat dada Jack.
Tanpa disadari, ada seseorang yang sedari tadi bersembunyi dan mengarahkan senjatanya kearah Rere. Rey yang melihat itu segera berlari kearah Rere berniat lindungi Rere dari orang tersebut.
“Rere awaaass…” teriak Rey berlari kencang.
Rere yang mendengar teriakan keras memanggil namanya langsung menoleh kesumber suara.
Dorr…
Belum sampai ditengah-tengah, suara tembakan itu sudah terdengar keras, langkah Rey seketika terhenti.
Brugh…
Orang itu langsung tumbang seketika.
“Maafkan saya nona, saya terlambat,” ujar Liam yang baru saja tiba.
Orang yang tertembak itu adalah Kaizo tangan kanan Jack yang sedari tadi bersembunyi di balik tembok. Liam datang terlambat karena sebelumnya ia mengurus perusahaan.
Mendapat kabar jika ada penyerangan dia langsung bergegas pergi meninggalkan perusahaan. Jarak tempuh dari kota menuju villa lumayan jauh. Setibanya di villa, ia diperintahkan
Agnes membantu Rere yang ada didalam.
Setibanya Liam didalam, ia melihat seseorang yang mengarahkan senjatanya kearah Rere, Liam tanpa pikir panjang langsung mengarahkan senjatanya kearah Kaizo. Seketika dia langsung tumbang, karena Liam menembak tepat di kepalanya.
“Tidak, kau datang tepat waktu Li, terima kasih,” ujar Rere.
Teman-teman Rere yang mendengar suara tembakan yang begitu keras langsung berlari kearah sumber suara.
“Apa yang terjadi?” tanya salah satu dari teman Rere.
Mereka yang melihat mayat yang tergeletak langsung bergidik ngeri. Ada juga yang sampai pingsan disana. Lain lagi dengan Rey yang masih diam tertegun karena rasa shock nya.
Rere yang melihat teman-temannya selamat tersenyum senang dan menghampirinya, “kalian tidak apa-apa?” tanya Rere dengan senyum manisnya.
“kami tidak apa-apa Re,” jawab mereka serempak.
Jack yang masih dalam kesadarannya mencoba mengambil belati yang terlempar jauh karena tendangan Rere. Liam yang melihat itu langsung mengarahkan pistolnya kearah Jack.
Teman-teman Rere yang melihat kejadian langsung itu berteriak menutup mata.
“kalian semua, pergilah, ikuti anak buahku ketempat aman,” ujar Rere pada teman-temannya. “dan kalian, bawah dia ke markas,” perintah Rere pada anak buahnya.
Anak buah Rere langsung membawa Jack pergi dan diikuti teman-teman Rere keluar dari villa tersebut.
Rey masih diam mematung entah apa yang ia fikirkan. Rere yang melihat Rey mencoba mendekatinya, “apa kau baik-baik saja?” tanya Rere yang tak diindahkan oleh Rey.
Rey diam menatap Rere dengan perasaan yang tak bisa dijabarkan saat ini, Rere yang melihat hal itu pun juga merasa bingung.
“Ayo kita keluar,” ajak Rere.
Saat Rere berbalik, Rey langsung memeluk Rere erat dari belakang. Rere terkejut dengan tindakan Rey, tapi Rere membiarkan apa yang dilakukan Rey.
“Maafkan aku Re, maafkan aku,” ucap Rey dengan lirihnya.
“Apa kau tidak takut padaku?” tanya Rere dengan posisi yang masih sama.
“Tidak, justru akulah yang merasa bersalah. Karena diriku kau menjadi seperti ini, aku tak mempermasalahkan siapa dirimu Re,” jawab Rey yang masih memeluk Rere.
Rere yang mendengar ucapan Rey langsung berbalik melihat kearah Rey dan melepaskan pelukannya, “sudahlah, ayo kita keluar menyusul yang lainnya,” ajak Rere yang diiyakan oleh Rey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Cip_13
lakik macam apa ini? nyakitin hati doang bisanya😶
2022-06-29
1
Ranran Miura
bau² CLBK di sini...
2022-06-20
1
Ranran Miura
aduhh,, letoy bingit jadi cowok 🙄
2022-06-20
1