Di saat Rere sudah tertidur dengan lelapnya, di sisi sebaliknya Rey masih berkutat dengan pekerjaannya. Setelah tau Rere pergi jauh darinya, dia menjadi orang yang gila kerja dan tidak mudah didekati setiap wanita. Sama halnya dengan Rere, setelah kejadian yang menimpanya waktu dulu dia menjadi seorang yang gila kerja dan berusaha terus menjadi orang kuat.
Setelah pekerjaan dirasa sudah selesai Rey berjalan kearah balkon rumahnya sambil menikmati semilirnya angin malam, "kau dimana Re? Aku menyesal telah menghianatimu? Bagaimana kabarmu saat ini? Aku merindukanmu Re. Kembalilah, aku berjanji akan memperbaiki semua yang telah aku lakukan," lirihnya sambil memandang keatas langit.
***
Skip pagi hari, Rere terbangun dari tidurnya saat mendengar suara alarm didekat meja. Rerepun langsung bergegas menuju kamar mandinya dan segera bersiap-siap, karena hari ini ia harus mengecek keperusahaan dan markas.
Tak lama kemudian Rere segera turun menuju ruang makan, disana sudah Agnes yang sudah kelaparan menunggu bosnya. "Kenapa lama sekali sih bu bos, udah laper iniii," ujar Agnes dengan wajah manyunnya.
"Kau itu kalau urusan makan tidak ada duanya Nes, kenapa kau tak makan saja duluan," cetus Rere pada anak buahnya yang satu ini. Kalau urusan makanan selalu nomor satu.
"Ya kaliii aku makan duluan, tuan rumahnya aja belum nongol. Aku nggak mau nanti kalo gajiku di potong. Gak bisa kaya-kaya nanti aku."
"Selain doyan makan kau matre juga ya ternyata," sindir Rere.
"Aku kan realistis bu boss, sekarang mah apa-apa butuh uang," ujar Agnes memang ada benarnya, semuanya butuh uang, tanpa uang tidak bisa berbuat apa-apa.
"Yayayayaa... terserah kau lah Nes. Pusing aku kalau kau sudah angkat bicara. Makanlah, kalau kau pingsan karena kelaparan apa kata orang nanti," sungut Rere.
***
Setibanya di perusahaan. Rere dan Agnes langsung turun tak lupa dengan kaca mata hitamnya yang membuat mereka semakin terlihat keren. Wajah cantik dari keduanya membuat mereka bertanya-tanya siapa mereka. Karena mereka belum tahu wajah asli pemilik dari perusahaan. Yang mereka tahu adalah Liam, karena Rere memang sengaja tidak mempublis identitasnya. Setibanya di loby mereka di hadang oleh salah satu karyawan yang sombong dan semena-mena terhadap karyawan lain. Apa lagi dengan karyawan baru.
"Siapa kalian? Mau apa kalian kemari?" Ucap wanita itu dengan wajah songongnya. Para karyawan yang ada disitu tidak berani berbicara jika sudah berhadapan dengan wanita itu. Mereka selalu di ancam akan di pecat jika berani berbicara, karena mereka tau orang yang ada dihadapan mereka adalah orang yang dekat dengan bosnya, karena dia menjabat sebagai sekertaris di perusahaan. Tetapi pekerjaannya hanya sering malas-malasan dan suka memerintah.
Rere dan Agnes hanya diam menelisik wanita itu dengan wajah datarnya. Wanita itu bernama Kaylie Veronika, dia bekerja sebagai sekertaris tapi dia juga tergila-gila dengan Liam.
"Harusnya aku yang bertanya padamu, siapa kau menghadang jalan kami? Apa urusannya denganmu?" Geram Agnes yang memang kesal melihat orang seperti iku.
"Aku mau bertemu dengan tuan Liam," jawab Rere dengan wajah datarnya.
"Tidak bisa, tuan Liam sedang sibuk. Tidak bisa diganggu sebaiknya kalian cepat pergi dari sini atau aku panggilkan satpam untuk menyeret kalian keluar," ucapnya dengan menggebu-nggebu.
Tak peduli apa yang diucapkan wanita itu Rere langsung pergi begitu saja, tetapi tak jauh dia melangkah wanita itu kembali menghadang jalannya. "Mau kemana kau?"
"Kalau kau tidak menyingkir dari hadapanku, akan aku patahkan kakimu itu," ancam Rere dengan tatapan mata tajamnya. Veronika yang melihat itupun sedikit menciut tapi segera mungkin dia menguasai ekspresinya.
"Apa kau kira aku takut denganmu? Kau kesini pasti hanya ingin menggoda tuan Li kan agar dia bersedia menandatangi kontrak kerjamu? Hah, sudah kuduga," ujar Veronika dengan wajah songongnya. Tidak tahu saja dia siapa yang ada didepannya saat ini.
"Hai nona... apa kau tidak sadar diri dengan apa yang kau ucapkan. Lihat saja pakaianmu yang membungkus tubuhmu ini, bahkan pakaianmu itu memperlihatkan belahan dadamu. Siapa disini yang penggoda sebenarnya, hah?" Geram Agnes yang sudah ditahan dari tadi. Agnes jika sudah berbicara panjang lebar, cabe pun kalah pedasnya dengan ucapan Agnes.
Lain halnya dengan Rere, ia memang tidak terlalu suka banyak berbicara tapi dia jika sudah bergerak, habis rata semuanya.
"Diam kau, aku tidak berbicara denganmu",sungut Veronika. "Satpam... seret dua wanita ini keluar," dengan suara yang menggelegar.
Satpam yang dipanggil tadi mendekat, "iya nona anda memanggil saya?" Tanya satpam itu.
"Seret dua orang ini keluar," perintah Veronika.
"Tapi nona..."
"Cepaaat," teriak Veronika.
Liam yang mendengar laporan jika dibawah terdapat keributanpun akhirnya memutuskan kebawah. "Ada apa ini ribut-ribut?"
"Tuan Lii... wanita ini datang hanya ingin menggoda anda, makanya saya melarangnya masuk," ucap Veronika yang mencoba mencari perhatian Liam. Agnes yang melihat wanita itu sangat geram. Ingin sekali dia mencakar-cakar wajah wanita itu tapi dicegah oleh Rere. Mereka melihat apa yang akan dilakukan wanita itu selanjutnya.
"Siapa yang kau maksud itu?" Tanya Liam dengan wajah datarnya.
"Ituu..." tunjuk wanita itu. Dan Liampun terkejut siapa yang dimaksud oleh salah satu karyawannya itu.
"Apa kau tidak tahu siapa wanita ini sebenarnya? Dia adalah bos sesungguhnya diperusahaan ini, dan dengan lancangnya kau berbicara seperti itu? Apa kau bosan hidup?" Ujar Liam yang mengejutkan banyak orang disana. Memang tidak ada yang tahu wajah asli dari pemilik perusahaan itu. Yang mengetahui siapa Rere hanyalah karyawan yang dia rekrut dari dunia bawahnya, merekalah yang biasanya bolak balik antara Indonesia dan Amerika untuk menemui Rere. Hampir sebagian karyawan diperusahaan tersebut adalah anggotanya di dunia bawah yang memiliki potensi yang tidak bisa diragukan.
"A-apa? B-bos?" Ucapnya sambil terbata-bata. "Maafkan saya nona, saya tidak bermaksud. Maafkan saya," ucapnya sambil memohon-mohon.
"Li, pecat dia sekarang juga tanpa beri dia pesangon dan pastikan dia tidak diterima diperusahaan manapun. Agar dia bisa belajar dari apa yang sudah dia lakukan", perintah Rere dengan tegasnya.
"Ampun nona, saya, jangan pecat saya, maafkan saya nona."
Terlambat, salah siapa bertingkah seperti itu. Karyawan yang mendengar itupun hanya bisa diam memandang wanita itu, ada yang senang jika wanita itu dipecat karena sikapnya yang sombong, semena-mena dan berbicara tanpa disaring. Kejadian seperti ini menjadikan pelajaran untuk semuanya yang ada disitu agar tidak bersikap sombong, karena diatas langit masih ada langit.
"Satpam seret dia keluar dari sini," perintah Rere yang tanpa mengindahkan Veronika yang sedang memohon-mohon padanya.
Veronika yang dibawah paksapun memberontak tidak terima, ia terus saja berteriak diluar sana.
"Untuk semuanya bubar, kalian lanjutkan pekerjaan kalian," perintah dari Liam.
"Huuh, dasar merepotkan," ujar Agnes melenggang pergi mengikuti Rere yang sudah berjalan lebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Bunda Abizzan
Kadang gitu emang, karyawan kalah judes ama bos, 😁
Tapi agnes tetap yang paling pedas 😅
2022-06-18
0
Bunda Abizzan
Disini cabe lagi mahal nes,, hahaha
2022-06-18
0
Bunda Abizzan
Kalau ngakak, gak dosa kan, Kak? 😂
2022-06-18
0