Diperjalanan menuju rumah keluarga Rere, ia hanya terdiam tak berbicara sepatah katapun. Setelah menempu perjalanan selama setengah jam akhirnya mereka sampai di rumah keluarga Rere. Lokasi cafe dan rumah keluarga Rere tak begitu jauh dari cafe.
"MAMAAA I'M COMIIIING... suara Rere yang menggelegar mengagetkan seluruh penghuni rumah.
"Astaga, suara siapa itu seperti mercon yang menggelegar?" Kaget Lalita saat mendengar teriakan kakaknya. Semua penghuni rumah hanya bisa mengelus dada setelah tau siapa yang datang teriak-teriak tanpa permisi.
"Pulang juga kau, aku kira kau tak ingat keluargamu disini," sungut Lalita.
"Diam kau bocil, aku mau bertemu mama sama papa. Minggir kau," sahut Rere sambil meyingkirkan adiknya yang menyebalkan itu menghalangi jalan.
"Mamaaa papaa..." panggil Rere sambil berlari memeluk mama dan papanya, mereka saling melepas rindu setelah sekian lama Rere berada di negara orang.
Tak lupa juga Rere mengenalkan Agnes pada kedua orang tuanya.
Lalita adik Rere pun ikut nimbrung mendekat ke arah kakaknya, "kakaaakk... apa kau tau?"
"Tidak. Aku tidak tahu," selah Rere sebelum Lita menyelesaikan apa yang ingin di bicarakan.
"Aku belum selesai ngomong, makanya jangan selah dulu kenapa sih," geram Lita pada kakaknya. "Kau tau kak, hampir setiap hari kak Rey datang kemari hanya menanyakan kabar dan keberadaanmu. Kalau dilihat-lihat, kak Rey tampan juga ya."
"Laluu?" Ucap Rere sambil mengernyitkan alisnya
"Kenapa kakak harus putus sih dengannya? Kan sayang. Orang setampan gitu, menjadi pengusaha muda pula. Apa kurangnya coba?" Lanjut Lita dengan wajah centil dan girangnya. Rere yang mendengar adiknya hanya tepok jidat dan membuang nafas kasar.
"Kalau kau suka dengannya kenapa bukan kau saja yang menjadi kekasihnya," jawab Rere dengan wajah cueknya.
"Aduuuuhh... Aku kan masih kecil, andai saja aku sudah besar seperti kakak, pasti aku sudah dekati kak Rey," jawab Lita, Lita kalau sudah melihat yang bening-bening langsung berbinar-binar.
"Re... benar apa yang dikatakan adikmu itu, Rey hampir setiap hari datang kesisni hanya menanyakanmu. Dia juga meminta maaf sama mama dan papa karena dia berbuat salah," jelas mama Dias.
"Cobalah untuk membicarakannya Re, selesaikan masalah kalian berdua. Awalnya papa dan mama terkejut mendengarnya, bahkan papa juga hampir memukulnya jika mamamu tidak menghalangi papa waktu itu," sambung papa Xander.
"Dia hampir setiap hari menemui papa dan mama untuk meminta maaf, dengan bujukan mamamu, mau tidak mau papa mulai memberikan maaf padanya."
"Huuhh..." helah Rere. "Entahlah ma, pa Rere juga tidak tahu harus bagaimana, biarkan saja, biar dia ambil pelajarannya," ujar Rere.
"Yasudah, semua keputusan ada ditanganmu," ucap papa Xander.
Setelah lama berbincang membahas banyak hal, Rerepun pamit dengan kedua orang tuanya.
***
Diperjalanan menuju mension milik pribadi Rere, tiba-tiba handphone milik Rere bergetar menandakan jika ada panggilan masuk.
Deerrtt... deerrttt
"To the point," jawab singkat Rere tanpa berbasa basi.
"Maaf nona sulung, gudang penyimpanan persenjataan telah diserang," ujar seseorang diseberang sana. Para anak buah Rere didunia bawah mamanggilnya dengan sebutan nona sulung itu karena permintaaan dari Rere sendiri. Rere lebih suka dengan panggilan itu.
"Kurang ajar, siapa yang berani melakukannya? serang tuntas kembali mereka yang ingin bermain-main denganku, sisakan satu orang untuk di introgasi," perintah Rere dengan penuh amarah. Agnes yang mendengar kemarahan Rere terlonjak kaget.
"Baik nona, akan saya laksanakan," ucap orang di seberang sana, Rere pun memutuskan panggilannya.
"Kita ke gudang persenjataan Nes, saat ini gudang persenjataan telah diserang, aku tidak akan membiarkan mereka mengambil milikku."
"Laksanakan bu boss," Agnes pun langsung menambah kecepatan laju mobil yang dikendarainya.
Jika Rere sudah mengeluarkan tanduknya, maka tidak akan ada yang bisa hidup tenang bahkan bisa dikatakan tidak ada yang bisa selamat dari kebengisan
***
Setibanya Rere dan Agnes para anak buah Rere masih melakukan baku hantam dan baku tembak dengan musuh yang mencoba merebut senjata milik mafia yang di pimpin oleh Rere. Tanpa menunggu lama Rere langsung mengeluarkan senjata kesayangannya yang selalu dibawa kemana-mana untuk berjaga-jaga.
Dor... dor... dor... dor
Rere langsung melepaskan timah panas tanpa ampun pada mereka yang mau bermain-main dengan Rere. Tanpa membuang-buang waktu semua musuh langsung terkapar tak bernyawa jika Rere sudah turun tangan. Satu orang sudah dibawa kemarkas oleh anak buah Rere untuk di interogasi.
"Kurung dia diruangan bawah tanah, sampaikan pada Liam jika aku besok akan datang kesana menemuinya, jangan biarkan dia kabur sebelum kita mendapatkan informasi darinya," perintah Rere pada salah satu anggota pimpinan digudang persenjataan.
"Kalau begitu aku pamit, perketat lagi penjagaan disini. Banyak yang ingin merebut tempat ini, dan segera obati anggota yang terluka"
"Baik nona, saya mengerti," jawab anak buah Rere sambil menunduk memberi hormat pada pimpinan mereka.
Rere langsung melenggang pergi diikuti Agnes.
***
Setibanya di mension Rere, Agnes turun dengan tampang lesunya tidak bersemangat. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Rere yang melihatnyapun mengernyitkan alisnya.
"Kau kenapa Nes, kenapa kau kelihatan lesu begitu? apa kau baru putus dari kekasihmu?" tanya Rere yang asal bicara.
"Putus dari mananya bu boss. Aku kekasih saja tidak punya, aku kan setia padamu bu boss sampai tidak tahu bagaimana rasanya dekat dengan seorang pria," jawab Agnes ngasal, tapi ada benarnya juga apa yang dikatakan.
"Ooohh... jadi kau menyalahkanku, begitu?" Sengal Rere sambil berkacak pinggang.
"Aku potong gajimu baru tahu rasa kau," ancamnya pada Agnes.
"Heheheee... ampun bos," cengir Agnes sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.
"Becanda kaliii ah. Serius amat sih boss, jangan jutek-jutek napa sih. Aku lapar sekali bu boss. tenagaku terbuang habis tadi. Baru juga sampai disini sudah main baku hantam saja."
"Kau itu baru saja menghabiskan semua makanan di cafe, heran aku denganmu itu. Makan banyak iya tapi gak ada gemuk-gemuknya."
"Aku kan body goals bu boss," jawab Agnes sambil berputar-putar.
"Haiissh... terserah kau lah. Yasudah masuk sana makan."
Sesampainya didalam mereka langsung disambut oleh beberapa pelayan yang ada disana. Karena mereka berdua tiba di mension hampir tengah malam. Rere dan Agnes langsung bergegas membersihkan diri setelah itu mereka makan malam yang sudah disiapkan.
Makan malam selesai, Rere kembali kekamarnya karena lelah. Rere langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king sizenya sambil menatap langit-langit
"Entah kenapa difikiranku penuh dengan dirimu Rey? apa kau merindukanku saat aku tidak ada? Kenapa kau tega menghianatiku?" gumam Rere, tak lama kemudian Rerepun terpejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Bunda Abizzan
Keren ada mafia-mafia nya kk..
Agnes sabar ya, gak punya pacar gara-gara si Bos ya 🤭🤭
2022-06-14
1
Bunda Abizzan
Jangan donk Boss 😂
2022-06-14
1
Bunda Abizzan
Menyesal??
2022-06-14
1