Rere berhasil melupakan kecemasannya sebentar dengan bersenang-senang mengikuti acara yang sedang berlangsung saat ini.
Ditengah-tengah kesenangannya, Rere mendapat telfon dari anak buahnya jika terjadi penyerangan pada wilayah perbatasan.
Rere yang mengetahui siapa dalang dibalik penyerangannya merasa geram dan tak tinggal diam. Rere langsung menghubungi Daniel untuk mengirimkan helikopter yang dimiliki kelompok mafia Rere. karena jarak tempuh diwilayah perbatasan dan lokasi saat ini membutuhkan waktu selama kurang lebih 2 jam.
Tak lama helikopter yang diminta oleh Rerepun akhirnya sampai. Agnes yang mengetahui akan hal itu langsung berlari kearah Rere, “bu boss, apa telah terjadi sesuatu? Kenapa helikopter itu mendarat disini?” tanya Agnes yang mulai merasa tidak beres.
“Wilayah perbatasan saat ini diserang oleh anggota Jack, aku tidak akan berdiam diri disini. Akan aku pastikan mereka akan aku pukul rata tak tersisa,” terang Rere dengan tatapan mata yang tak bisa dijelaskan.
Agnes yang mendengarnya juga merasa geram dengan Jack yang suka sekali mengusik ketenangan mereka.
Semua orang yang ada dilokasi tersebut juga merasa bingung kenapa ada helikopter yang mendarat disana.
“Mari nona, semua sudah siap,” ucap salah satu anak buah Rere yang turun menjemput Rere.
“Kau berjaga disini Nes, aku merasa akan terjadi sesuatu disini. Aku akan mengurus wilayah perbatasan. Aku pergi dulu,” ucap Rere yang melangkah pergi menuju helikopter yang sudah menunggunya.
Rey yang melihat langkah Rere buru-buru menghampiri Rere dan mencekal pergelangan tangan Rere, “kau mau pergi kemana Re?” tanya Rey bingung.
“Aku akan pergi sebentar, ada yang harus aku urus,” jawab Rere dengan wajah datarnya, Rey masih mencekal kuat pergelangan Rere tidak membiarkan Rere pergi.
“Aku akan kembali, aku janji,” sambung Rere dengan menunjukkan senyumnya untuk meyakinkan Rey agar segera melepaskan genggaman tangannya.
“Kau mau pergi kemana Re?” tanya Arin yang sama bingugnya.
“Aku pergi sebentar, tidak ada waktu lagi untuk menjelaskan, aku buru-buru. Biar Agnes yang menjelaskannya nanti,” ucap
Rere meninggalkan lokasi tersebut setelah genggaman Rey lepas darinya.
“Kau tetap disini dan bantu Agnes jika terjadi sesuatu disini,” perintah Rere pada anak buahnya yang menjemputnya tadi,
“Baik nona,”
Helikopter yang membawa Rere langsung terbang diudara menuju wilayah perbatasan. Semua orang yang ada disana memandang bingung bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam perjalanan menuju perbatasan, Rere menghubungi Daniel untuk bersiap siaga dimarkas.
Daniel yang mendengar perintah dari nonanyapun faham dengan apa yang akan terjadi, dia memerintahkan semua anggotanya untuk bersiap sedia jika terjadi penyerangan mendadak.
Daniel juga merasa senang karena sudah lama dia tidak melakukan hal gila pada musuh-musushnya.
Tak membutuhkan waktu lama, helikopter yang dinaiki oleh Rerepun akhirnya tiba diwilayah perbatasan. Anggota Rere terus menghalau serangan dari musuh, baku hantam dan baku tembak terjadi begitu sengit diantara dua kelompok itu.
Untungnya, wilayah perbatasan itu cukup jauh dari pemukiman penduduk, jadi jika ada penyerangan seperti ini tidak ada yang mengetahui dan tidak melibatkan orang lain.
Saat Rere turun, dia merasakan ada sedikit hal yang aneh menurutnya. Tanpa berpikir panjang Rere langsung ikut bergabung dengan anggotanya. Dia tidak akan membiarkan siapapun merebut wilayah kekuasannya, maka dari itu Rere turun tangan mendapat laporan jika wilayah perbatasan diserang.
Untuk markas, Rere menyerahkan pada Daniel, karena kemampuannya tidak bisa diragukan lagi.
Kembali lagi kesisi Agnes yang kebingungan karena diberondong pertanyaan dari teman-teman Rere.
“Apa sedang terjadi sesutau pada Rere Nes, kenapa dia sangat tergesa-gesa begitu?” tanya Arin
“Apa yang telah terjadi dengan Rere nona Agnes?” tanya Rey dengan wajah yang menunjukkan kecemasan.
“Apa terjadi sesuatu, nona?” tanya Vano yang tiba-tiba. “Aku juga memperhatikan sedari tadi dimerasa cemas, apa terjadi sesuatu?” sambung Vano.
Agnes bingung harus bagaimana menjawabnya.
“Wait… wait… satu-satu dong tanyanya. Jangan gerudukan begini, aku jadi bingung jawabnya,” gerutu Agnes.
“Sebenarnya itu…” ucap Agnes terjeda karena ponselnya terus saja bergetar. “Sebentar oke,” sambung Agnes melihat siapa yang menghubunginya.
Deerrtt… deerrtt…
“Ada apa?” Tanya Agnes dengan datarnya setelah tau siapa yang menghubunginya.
“Markas sedang diserang nona,” ucap orang diseberang sana.
Agnes yang mendengar laporan dari anak buah yang ada dimarkas seketika langsung merasakan geram pada kelompok Jack. Wajahnya berubah menggelap seketika, semua orang berada disanapun kembali dibuat bingung dengan perubahan wajah Agnes yang merah padam itu.
“Kau habiskan rata semua kelompok mereka,” perintah Agnes langsung mematikan sambunga telfonnya.
“Kau perintahkan semua anggota yang berada disini untuk bersiap siaga,” perinntah Agnes tegas pada anak buah yang bersama Rere tadi.
Disaat Agnes mulai waspada, berbeda lagi dengan Daniel yang sangat antusias menyambut kedatangan musuhnya. Saat ini
Daniel sudah bersenang-senang dengan para musushnya.
Semua orang yang berada divilla tempat acara reuni tadi semakin bingung dengan apa yang dikatakan oleh Agnes barusan. Mereka yang berada disana mulai merasakan kekhawatiran dan ketakutan.
“Sebenarnya apa yang terjadi ini Agnes, kenapa kau menyuruh orang tadi untuk bersiaga?” tanya Arin yang mulai dirundung kecemasan.
“Nona Agnes, apa yang sebenarnya terjadi,” Vano langsung menyahuti karena dia merasakan ada yang tidak beres.
Agnes yang terdiam tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Arin dan Vano membuat Rey merasakan hal aneh yang terjadi, “dimana Rere sekarang Agnes,” suara Rey mulai meninggi karena mencemaskan Rere.
Saat Agnes ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan teman-teman Rere, suara tembakan terdengar dari luar.
Dor… dorr… dorr…
Semua orang yang berada disana berteriak kencang mendengar suara tembakan yang menembus kaca villa. Agnes yang melihat hal itu langsung memerintahkan semua anggota yang sudah bersiap disana untuk menghalau musuh yang akan datang mendekat.
Dor… dor… dor…
“Sh*tt…” umpat Agnes.
“Kau bawa mereka semua ketempat yang aman disini,” perintah Agnes pada anak buahnya.
“Bagaimana denganmu Nes?” ucap Arin dengan kecemasannya.
“Ada apa ini sebenarnya, Agnes? Siapa mereka semua?” cerca Rey pada Agnes.
“Tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya tuan, ikuti anak buahku ketempat yang aman. Anak buahku yang akan menjelaskan semuanya,” terang Agnes yang sudah mengambil ancang-ancang.
Dor… dor… dor…
“Cepaatt… ikuti apa yang aku perintahkan,” teriak Agnes.
Dengan langkah cepat mereka semua yang berada disana mengikuti apa yang diperintahkan oleh Agnes. Agnes langsung berjalan keluar membalas tembakan yang dilontarkan oleh Jack dan anak buahnya.
Agnes yang melihat anak buahnya terdesak karena kalah jumlah dengan anggota Jack mengumpat dan merutuk tanpa hentinya. Agnes langsung memerintahkan salah satu anak buahnya untuk menghubungi Liam agar datang membantunya.
Sambil menunggu kedatangan Lian, Agnes terus menembak
habis semua pasukan Jack.
Dorr… dorr.. dor…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Cip_13
kan sudah kuduga, bakal seperti ini lagi🙃
2022-06-29
1
Ranran Miura
Jack ini kurang kerjaan ya? semua tempat kok diserang
2022-06-20
1
Ranran Miura
tau tu, lagi enak² pesta juga
2022-06-20
1