Setibanya di kandang singa milik Rere, pria yang dibawa paksa tadipun seketika gemetar melihat hewan buas itu didepan mata kepalanya sendiri. Dia terus saja berteriak meronta-ronta agar di lepaskan. "Lepaskan aku."
"Kenapa hmm? Apa kau takut? Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Jawab, siapa yang menyuruhmu?" Teriak Rere pada pria tadi.
"Tidaakk... aku tidak akan menjawabnya," ucap pria tadi dengan wajah yang sedikit gemetar.
"Oohh... jadi itu pilihanmu? Lempar dia masuk kekandang," perintah Rere pada anak buahnya. Semua yang ada disitupun meneguk salivanya dengan susah termasuk pria yang tadi menjadi tawanan. Bagaimana tidak? bayangkan saja, menjadi santapan singa dalam keadaan hidup-hidup. Membayangkannya saja sudah ngeri.
"Tidaaakk..." teriak pria itu dengan kerasnya.
"Jack Anderson, dialah pimpinan kami," jawab pria itu dengan lantang sebelum dia dimasukkan ke dalam kandang singa itu.
"Sekarang lepaskan aku, aku sudah memberitahumu," sambung pria itu.
Rere yang mendengarnyapun hanya tersenyum sinis pada pria itu. "Sudah terlambat, itu adalah pilihanmu dari awal. Harusnya kau menjawabnya dari tadi," ucap Rere dengan tatapan yang begitu tajam.
"Lempar dia sekarang kedalam, dan rekam kejadian ini lalu kirimkan pada pimpinannya," perintah Rere pada anak buahnya.
"Kau ingin bermain-main denganku Jack," gumam Rere dengan seringaian yang tidak bisa diartikan. Mereka yang melihatnya tidak berani menatap Rere yang terlihat menakutkan saat itu.
"Peringatan untuk semua yang ada disini, jangan pernah bermain-main denganku atau mencoba berhianat disini, atau kalian akan merasakan hal yang sama seperti pria tadi," ucap Rere dengan lantang pada seluruh anak buahnya yang ada di markas. Mereka yang menyaksikan kekejaman dari pemimpinnya hanya bisa diam tertegun.
Jika mereka ingin membelok, mereka akan berfikir berkali-kali untuk melakukannya, karena mereka melihat sendiri bagaimana nasib pria tadi.
Setelah mengucapkan tadi, Rere langsung bergegas masuk kedalam markas diikuti oleh Daniel dan Agnes dibelakang. Mereka langsung menuju keruangan berkumpul yang ada didalam. Daniel dan Agnes hanya bisa melongo dengan apa yang dilakukan oleh tuannya itu.
"Wuuaahh nonaku... kau semakin kejam saja. Aku sampai merinding melihatnya tadi," ujar Daniel pada Rere.
"Apa kau takut?" Tanya Rere sambil memincingkan satu alisnya.
"Bahkan kau biasanya lebih gila dariku jika membantai musuh," sambung Rere pada Daniel sambil meminum jus orange ditangannya.
"Tapi aku tidak seperti itu nona," elak Daniel pada Rere.
"Sama saja," ketus Rere.
"Haay bontoot... kenapa kau tidak pernah menghubungiku lagi, hah? Apa kau melupakan aku?" Sungut Agnes pada Daniel.
Diantara mereka, Daniellah yang paling muda, dia masih berusia 21 tahun tapi kemampuan dan kegilaannya dalam menghadapi musuh tidak bisa diragukan lagi. Untuk itu Rere mempercayakan kepemimpinannya sementara pada Daniel selama dia di Amerika. Jika kalian bertanya kenapa tidak Liam saja? Liam sudah ditugaskan untuk mengurus perusahaan, Daniel paling tidak suka jika berkutat dengan banyaknya berkas yang menumpuk.
"Memangnya siapa kau? Aku tidak mengenalmu," ucap Daniel dengan melengoskan wajahnya. Dia memang suka sekali menggoda Agnes.
"Ooohh... begitu ya. Kau tidak mengenalku?" Ucap Agnes dengan menyingkap lengan bajunya bersiap-siap menghajar Daniel didepannya.
"Akan aku cincang kau yaa... " ucapnya lagi sambil mengejar Daniel. Rere yang melihat kedua orang kepercayaannya hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah konyol mereka. Jika Agnes sudah bertemu Daniel, mereka akan seperti Tom and Jery.
***
Di sisi lain, seorang laki-laki berkulit putih, tinggi dan kekar sedang marah sejak tadi karena mendengar laporan anak buahnya jika mereka gagal menembus gudang persenjataan yang dia incar. Ya, siapa lagi kalu bukan Jack Anderson ketua mafia dari "Black Tiger".
"Sial... kenapa selalu gagal menembus gudang itu," marahnya dengan membanting gelas yang dia pegang.
Jack Anderson merupakan ketua mafia dari Black Tiger, dia memiliki sifat yang culas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia juga orang yang sangat gegabah dalam melakukan sesuatu. Selama ini dia selalu mencoba untuk mendekati Rere karena mengincar semua senjata yang ada pada kelompok Rere, tapi usahanya hanya sia-sia. Karena Rere mengetahui apa maksudnya untuk mendekati Rere.
"Maaf tuan jika saya menyelah, sebaiknya kita mencari kelemahan dari mereka tuan, agar kita bisa menembusnya dengan mudah," ucap anak buah Jack yang sedari tadi diam melihat tingkah tuannya.
"Yaa... kau benar, kita juga harus menyusun strategi untuk menembus gudang dan markas itu. Kirim mata-mata kesana, dan awasi gerak-gerik dari mereka, termasuk pimpinan dari mereka," ujar Jack memerintah anak buahnya.
Tak lama kemudian, salah satu anak buah Jack masuk kedalam menemui Jack untuk memberikan sesuatu padanya. "Maaf tuan jika mengganggu waktu anda, ini ada kiriman untuk tuan," ucap anak buah Jack yang baru saja masuk.
"Apa ini?" Tanya Jack dengan penasarannya sambil melihat-lihat bingkisan yang baru saja ia terima. Saking penasarannya Jack langsung membukanya dan mengambil benda yang ada didalam bingkisan itu. "Ambilkan laptopku diruanganku," perintahnya.
"Baik tuan."
Tak menunggu lama anak buah Jack kembali membawa apa yang diminta oleh bosnya. Jack yang sudah penasaran itu langsung melihatnya diikuti oleh anak buahnya yang masih ada disana bersamanya. Saat tau apa isi dari apa yg dilihatnya amarahnya kembali membunca dan semua barang yang di ada dihadapannya hancur tak tersisah karena kemarahannya.
Braak... braakk... braakk... "kurang ajar..." wajahnya yang sudah merah padam.
Kembali lagi kesisi Rere yang hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan kedua orang kepercayaannya, disaat itu salah satu anak buah Rere masuk. "Apa kau sudah selelsai melakukannya?" Tanya Rere.
"Sudah nona, ini rekamannya," ucap anak buah Rere sambil memberikan hasil rekaman itu.
"Kerja bagus, kau kirimkan kepimpinan mereka, siapa suruh dia bermain-main denganku," perintah Rere.
"Aku akan keruang latihan, kau lakukan apa yang aku lakukan tadi. Laporkan jika ada sesuatu."
"Baik nona, akan saya lakukan."
Sedangkan disisi seberang, braak... braakk... braakk... "kurang ajar..." kemarahan kembali membunca dengan wajahnya yang sudah merah padam. Anak buah yang masih ada disitu hanya bisa diam dan tertegun melihat apa yang baru saja disaksikan.
Yaa... bingkisan yang dikirim oleh Rere tak lain adalah video berisi anak buah Jack yang mengenaskan dilempar kekandang singa milik Rere.
"Akan aku balas kalian semua, kirim beberapa orang untuk mengintainya dan menyusup kedalam kelompok mereka, dan cari kelemahan orang itu. Dia adalah wanita yang tidak bisa dianggap remeh," perintahnya dengan tegas pada anak buahnya.
"Baik tuan, segera saya laksanakan," ujar anak buahnya sambil menunduk sedikit hormat pada tuannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Cip_13
Biasanya bakpia laki-laki klo di novel² lain. disini
bakpia nya cewe keren👍
2022-06-20
2
Bunda Abizzan
Sadis amat Re, itu gimana rasanya di posisi itu 😅😅
2022-06-19
1
Bunda Abizzan
Sama sadisnya sm tuannya
2022-06-19
0