Setelah terjadi drama kecil-kecilan tadi akhirnya mereka sampai di ruangan khusus ceo. "Tuan Liii... bagaimana bisa kau merekrut karyawan seperti itu, ingin ku sumpal saja mulutnya itu," geram Agnes.
"Maaf nona atas kelalaian saya."
"Sudahlah Li, bagaimana dengan Arin? Bukankah dia melamar disini? Masukkan saja dia untuk pengganti sekertaris tadi, lakukan sebagaimana mestinya, dia memang bar-bar tapi aku salut dengan usahanya selama ini," perintah Rere pada Liam.
"Baik nona, akan saya lakukan."
"Bagaimana orang semalam yang ada diruang bawah tanah? Apa dia sudah mengakuinya?"
"Belum nona, dia masih enggan untuk berbicara."
"Biar aku saja yang mengatasi orang itu, akanku buat dia berbicara dengan caraku," ujar Rere dengan seringaian yang mencurigakan.
"Aku akan kemarkas jam makan siang nanti, kau urus yang disini Li, kalau ada berkas penting kau antar saja kerumah," sambung Rere.
"Baik nona, saya sudah mengatakan pada Daniel jika anda akan datang ke markas."
Daniel Axelio adalah orang yang dipercayai Rere untuk memimpin mafianya yang ada di Indonesia selama dia berada di negera seberang. Kemampuannya yang tidak dapat diragukan lagi untuk mengalahkan para musuhnya.
Semua orang tau siapa dan bagaimana kegilaan seorang Daniel ketika sudah berhadapan dengan musuh.
"Agnes, kau ikut denganku atau kau mau disini bersama Liam?" Tanya Rere pada Agnes yang dari tadi diam tanpa suara.
"Aku mau ikut denganmu nona, sekalian aku ingin bertemu dengan cecunguk itu, sudah lama aku tidak melihatnya. Aku juga ingin melihat bagaimana markas yang ada disini," ujar Agnes pada Rere.
Biasanya Daniel datang berkunjung ke markas yang ada di Amerika jika ada hal yang mendesak atau hanya sekedar berkunjung. Rere juga terkadang melakukan panggilan virtual pada anggotanya yang ada dimarkas cabang jika ada sesuatu yang harus disampaikan. Identitas Rere sebagai mafia memang tidak di publis pada khalayak umum. Jika ada pertemuan dengan para mafia, Rere menggunakan topeng untuk menutupi wajah cantiknya.
Jika tidak begitu, orang kepercayaan Rerelah yang menghadirinya. Yang mereka tau adalah pemimpin dari mafia yang dipimpin Rere yaitu seorang wanita, bagaimana wajah asli Rere mereka tidak tau. Diperusahaan dan mafianya, dia hanya menggunakan nama belakangnya yaitu Sandra, sehingga orang-orang tidak banyak yang tau jika itu sebenarnya adalah Rere.
***
Saatnya jam makan siang, Rere dan Agnes saat ini sudah berada dimarkas. Kedatangan mereka sempat dihadang oleh anak buah Rere yang memang belum tau siapa Rere karena dia masih baru.
"Maaf nona, ada keperluan apa anda kemari, disini bukan tempat sembarang orang. Sebaiknya anda kembali saja," ujar anak buah Rere tersebut.
Sebelum Rere menjawab, muncullah seorang laki-laki yang memerintahkan anak buahnya untuk membiarkan Rere dan Agnes masuk, siapa lagi kalau bukan Daniel.
"Biarkan mereka masuk, dia adalah pemimpin sesungguhnya disini."
"Baik tuan, maafkan saya. Saya tidak tahu. Maafkan saya nona sudah menghadang jalan anda," ujar anak buah Rere sambil menunduk hormat.
"Emm... tak apa, kerja bagus. Kau selalu bersikap waspada pada sekitarmu. Lanjutkan pekerjaanmu," ucap Rere pada salah satu anak buahnya itu.
"Baik nona, terima kasih. Silahkan masuk nona."
Sesampainya didalam, Rere langsung menuju keruang bawah tanah di ikuti Daniel dan Agnes.
"Senang bertemu dengan anda kembali nona," sapa Daniel pada Rere sambil berjalan menuju ruang bawah tanah.
"Hmmm... Apa dia masih bungkam?", tanyanya langsung pada Daniel dengan wajah datarnya.
"Dia enggan berbicara nona, segala cara sudah aku lakukan tapi dia tetap memilih untuk diam seribu bahasa," keluh Daniel.
Mereka terus berjalan melewati lorong-lorong menuju ruang bawah tanah. Setibanya mereka, tatapan Rere fokus pada satu orang yang diikat dalam keadaan babak belur akibat ulah Daniel.
"Buka pintunya," perintah Rere.
Pria yang diikat itupun juga hanya bisa diam menajam tajam Rere dan para anak buahnya. "Oh haayy... ternyata kau masih hidup, aku kira kau sudah tidak bernyawa lagi," ujar Rere dengan senyum sinisnya.
"Siapa yang menyuruhmu untuk menembus gudang persenjataanku hmm? Jangan harap jika kalian yang malakukannya bisa kembali hidup-hidup," ucap Rere dengan tatapan intimidasinya. Pria yang ada dihadapan Rere ini hanya diam tak menjawab sama sekali.
"Oh hooh... kau begitu setianya dengan majikanmu ternyata, heh", sambung Rere.
"Sampai kapanpun aku tidak akan mengatakannya," ujar pria itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Hahahahaa..." tawa Rere seketika keluar dengan kerasnya.
"Apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan itu?"
Lain halnya dengan Agnes dan Daniel, mereka berbisik-bisik dibelakang setelah mendengar Rere tertawa begitu kerasnya. "Sepertinya, aku mencium bau-bau darah setelah ini," bisik Agnes pada Daniel. Karena mereka tau bagaimana Rere jika berhadapan dengan musuhnya.
"Kau benar Nes, akupun juga mempunyai firasat buruk pada pria itu," sambung Daniel.
"Sudah diam saja, kita lihat saja bagaimana nasip orang itu nantinya."
"Eemm... kau benar," jawab Agnes.
"Niel... boleh aku pinjam belatimu itu?" Ucapnya pada Daniel dengan tatapannya masih terfokuskan pada pria itu.
Daniel yang mendengar namanya dipanggil merasa sedikit aneh dan cengoh, tak biasanya nonanya itu meminjam belati darinya. Dalam benaknya untuk apa nonanya itu meminjam belatinya? Tak seperti biasanya. "Eh... iya nona silahkan, tapi untuk apa nona?" Ucapnya sambil memberikan belati yang diminta oleh Rere.
"Aku ingin bermain-main dengannya sebentar," jawab Rere dengan menyeringai mencurigakan. Daniel dan Agnes serta anak buahnya yang ada disitu seketika bergidik ngeri melihat pimpinan mereka menyeringai penuh arti.
Setelah itu Rere berjalan mendekat ke arah pria yang sedang diikat itu setelah mendapatkan belati yang dia minta. "Mau apa kau mendekat hah? Menjauhlah dariku," ucap pria itu dengan kewaspadaan dan ketakutannya. Tapi dia mencoba untuk bersikap seperti biasa.
"Aahhh.... tenanglah, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin bermain-main denganmu," kilah Rere dengan wajahnya yang sedikit menyebalkan.
Dan tiba-tiba... sreett... sreett...
Rere menggores wajah pria itu dengan gerakan cepatnya tanpa di duga-duga.
"Aaaakhhh...," jerit pria itu dengan menahan sakitnya, darah segarpun mengalir derasnya membasahi kedua pipinya.
"Apa yang kau lakukan padaku, hah?" Bentak pria itu pada Rere.
"Hahahahaa..., sudah aku katakan, aku hanya ingin bermain-main denganmu, itu belum seberapa. Cepat jawab aku siapa yang menyuruhmu menyerang gudangku," bentak Rere tak kalah kerasnya pada pria itu.
"Sudah aku katakan padamu, aku tidak akan mengatakannya."
"Jika itu pilihanmu, jangan salahkan aku jika kau berakhir dikandang singa kesayanganku." Yaa... Rere mempunyai peliharaan kesayangan singa putih saat di Amerika yang baru berumur 1 tahun. Sebelum Rere pulang ke Indonesia, hewan peliharaannya dia kirimkan pulang terlebih dahulu.
"Kalian yang diluar, seret dia kekandang kesayanganku," perintah Rere dengan menggelegar pada anak buahnya.
"Baik nona."
"Tidaakk... lepaskan aku, akanku bunuh kau," teriak pria itu yang terus saja memberontak saat dibawa paksa oleh anak buah Rere.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Bunda Abizzan
Ni ceritanya campuran sadis dan gokil..
Semangat Kakak..
Salam dari "Perjalanan Cinta Qonita"
2022-06-18
0
Bunda Abizzan
Nyali nya cukup besar
2022-06-18
0
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Brasa kek nyayat daging ikan fillet.. 🤧
2022-06-18
1